Kebakaran yang terjadi area TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) berdampak luas hingga ke perekonomian pemulung.
TPA Sarimukti sejak awal dibuka, menjadi lumbung penghasilan bagi para pemulung. Berdasarkan informasi pengelola, ada sekitar 400 pemulung yang ada di area TPA Sarimukti.
Api yang membakar gunungan sampah di zona 3 dan zona 4 TPA Sarimukti sejak Sabtu (19/8/2023) membuat para pemulung terpaksa bergeser ke lokasi yang aman dari jangkauan api dan asap pekat kebakaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu dialami Iwan (38), salah seorang pemulung di TPA Sarimukti. Ia terpaksa berhenti memulung beberapa hari sejak api mulai membakar gunungan sampah.
"Jadi sempat libur dulu beberapa hari, tapi sekarang mulung lagi. Kalau nggak mulung ya nggak akan bisa dapat penghasilan," ujar Iwan saat ditemui, Selasa (22/8/2023).
Saat ini pun aktivitas memulungnya belum normal seperti biasa. Selain karena api dan asap masih mengancam, mereka juga terpaksa bergeser ke lapak memulung di titik aman.
"Tadi memulung cuma sebentar, soalnya kan harus berhenti lagi. Terus di lapak baru selama kebakaran ini kan lebih sedikit hasilnya, beda dengan yang sebelumnya," ucap Iwan.
Dalam sehari biasanya ia bisa mengumpulkan sampah yang masih didaur ulang hingga 1 kuintal. Hasil itu dijual ke pengepul yang ada di sekitar TPA Sarimukti seharga Rp700 per kilogram.
"Jadi paling dapat sehari itu Rp70 ribu, kadang Rp50 ribu. Kalau kondisinya gini ya paling Rp50 ribu itu dapatnya dua hari. Karena kan memulungnya juga belum normal," ucap Iwan.
Sementara itu Koordinator TPA Sarimukti Riswanto mengatakan, para pemulung memang diminta menjauh dan tidak beraktivitas untuk sementara waktu mengingat api masih belum bisa dijinakkan.
"Pemulung di sini ada sekitar 400 orang, kita minta untuk tidak beraktivitas dulu demi faktor keselamatan. Kita fokus pada penanganan api dulu," ucap Riswanto.
(mso/mso)