Tangani Sampah, Pemkot Bandung Akan Bangun 3 TPST

Tangani Sampah, Pemkot Bandung Akan Bangun 3 TPST

Hanifah Salsabila - detikJabar
Selasa, 22 Agu 2023 05:00 WIB
Ilustrasi Sampah Plastik
Ilustrasi sampah (Foto: Shutterstock/)
Bandung -

Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung kembali membangun tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) demi menyelesaikan permasalahan sampah di Kota Bandung. Saat ini, tengah dibangun tiga TPST atas kerjasama dengan kementerian PUPR sebagai bentuk optimalisasi pengolahan sampah.

"Jadi kita mendapat bantuan dari kementerian PUPR melalui proyek SUMP. Dan di tahun ini ada 3 lokasi TPST yang dibangunkan oleh mereka," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung Dudy Prayudi, Senin (21/8/2023).

Ketiga TPST ini berlokasi di Nyengseret, Taman Tegallega, dan Cicabe. Pembangunan TPST ini berguna dalam pengolahan sampah, salah satunya menjadi bahan baku pengganti batu bara, atau yang disebut dengan RDF. Seperti yang telah dioperasikan di TPST Cicukang Holis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hanya, di TPST Cicukang Holis itu baru 10 ton saja perhari yang diolah. Di tiga lokasi itu, nanti ditingkatkan lagi kapasitasnya," kata Dudy.

Ketiga TPST ini diharapkan dapat mengolah lebih dari 100 ton sampah perharinya. Dengan begitu, sampah yang diangkut ke TPA Sarimukti dapat berkurang.

ADVERTISEMENT

Hingga kini, proses pembangunan 3 TPST ini sudah sampai ke penunjukan pihak ketiga. Dudy menyebutkan bahwa mayoritas dari proyek ini dikerjakan oleh Kementerian PUPR.

"Kontraktornya udah ada. Karena memang proyek PUPR. Jadi kita ini hanya sebagai penerima manfaat saja. Mulai dari perencanaan, pembangunan, hingga pengoperasian selama sepuluh bulan, itu semua anggarannya dari PUPR. Baru setelahnya diserahterimakan ke pemda untuk dioperasikan dan dianggarkan di APBD," ujar Dudy.

Nantinya, sampah yang diangkut ke TPST akan melalui tahap pemilahan. Selanjutnya, sampah tersebut akan diolah sesuai jenisnya.

"Jadi di situ ada proses pemilahan dulu. ada organik dan anorganik. Yang organik bisa dijadikan maggot kalau yang food waste. Kalau bukan food waste sebagai bahan pencampur dengan bahan anorganik untuk diolah lebih lanjut menjadi bahan yang dinamakan RDF tadi," jelas Dudy.

Dikatakan Dudy, bahwa dalam pengoperasian pengolahan sampah, terdapat 5 aspek yang harus dipenuhi. Di antaranya regulasi, kelembagaan, teknologi (teknis operasional), pembiayaan, dan partisipasi masyarakat.

"Kelima aspek ini harus semuanya jalan untuk pengelolaan persampahan." katanya.

Berkaca dari kelima aspek yang melibatkan masyarakat, perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat. Kurangnya sosialisasi menurut Dudy adalah salah satu faktor adanya penolakan masyarakat.

"Ini kan proses sosialisasi, sedang dilakukan oleh kewilayahan. Bu Camat, Pak Lurah, secara intens melakukan pendekatan," kata Dudy.

Sosialisasi juga diharapkan dapat mengurangi rasa kekhawatiran atau hal-hal yang sebelumnya tidak dipahami oleh masyarakat. Seperti perbedaan TPST dan TPS atau TPA.

Secara terpisah, Plt Wali Kota Bandung Ema Sumarna menyebutkan bahwa penolakan masyarakat ini terjadi karena kurangnya pemahaman tentang fungsi TPST.

"Mungkin penolakan itu belum paham terhadap apa bentuk dan maksud tujuan terhadap penanganan di sana," kata Ema.

Tiga TPST ini direncanakan dapat diserahterimakan pada pemda Kota Bandung pada 2025 mendatang.

"Kontrak pembangunan oleh kemenPU sampai juni 2024. Setelah itu sepuluh bulan pendampingan, pengoperasian. Setelah sepuluh bulan diserahterimakan ke kami. Jadi, 2025," tutur Dudy.

Upaya lain yang saat ini tengah digalakkan adalah RW KBS (Kawasan Bebas Sampah). Dari data milik DLH, terdapat peningkatan yang signifikan pada jumlah RW KBS di Kota Bandung, yakni sebesar 4 hingga 5 persen. Hingga kini, terdapat 234 RW KBS di Kota Bandung.

Peningkatan ini terus ditekankan pada tiap kelurahan agar KBS baru terus bertambah.

"Lurah-lurah diminta komitmen agar bisa menghadirkan minimal satu saja RW KBS di wilayahnya," ujar Dudy.

Dengan adanya komitmen tiap wilayah dalam menghadirkan KBS, diharapkan permasalahan sampah di Kota Bandung dapat berkurang, diiringi dengan pengoperasian TPST dalam mengelola sampah.

Menurut Dudy, target ideal wilayah KBS adalah semua RW. Dengan begitu, sampah yang diangkut ke TPA Sarimukti hanya tinggal residu yang tidak dapat diolah lagi.

"Sehingga, tadi, KBS meningkat, otomatis sampah-sampah yang terolah banyak, belum nanti ditambah lagi kita, ditambah TPST-TPST yang akan hadir sehingga akan mereduksi banyak sampah-sampah yang kita angkut ke TPA Sarimukti," jelas Dudy.

Namun, untuk mencapai target tersebut, diperlukan waktu dan upaya yang besar, yang mana juga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak.

"Tapi proses untuk menuju itu kan pasti butuh waktu yg lama, effort-nya juga harus besar, ya kita bertahap sajalah. Mudah-mudahan dengan cara seperti ini, kita melakukan controlling, monitoring, tiap bulannya. Kita bisa melihat progress-nya seperti apa sih di kewilayahan. baik kelurahan, maupun kecamatan." ujar Duddy.

(yum/yum)


Hide Ads