Purwa Aswa Purba, Lokomotif Bersejarah yang Mejeng di Stasiun Bandung

Purwa Aswa Purba, Lokomotif Bersejarah yang Mejeng di Stasiun Bandung

Bima Bagaskara - detikJabar
Jumat, 18 Agu 2023 08:30 WIB
Purwa Aswa Purba, Lokomotif Bersejarah yang Mejeng di Stasiun Bandung.
Purwa Aswa Purba, Lokomotif Bersejarah yang Mejeng di Stasiun Bandung. (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Bandung -

Suasana Stasiun Bandung tampak lebih ramai dari hari biasanya pada Rabu (16/8/2023) sore. Di tengah-tengah keramaian itu, ada sebuah lokomotif yang mejeng di area luar stasiun. Lokomotif itu tentunya bukan lokomotif aktif yang digunakan PT KAI.

Lokomotif yang berada di gerbang selatan Stasiun Bandung itu adalah sebuah Lokomotif Uap model TC 10 yang kini sudah menjadi monumen. Tampilan lokomotif ini terlihat begitu klasik dengan warna hitam pekat mendominasi seluruh body lokomotif yang terbuat dari besi.

Purwa Aswa Purba, Lokomotif Bersejarah yang Mejeng di Stasiun Bandung.Purwa Aswa Purba, Lokomotif Bersejarah yang Mejeng di Stasiun Bandung. Foto: Bima Bagaskara

Dikutip dari Heritage KAI, lokomotif TC 10.08 dibuat oleh perusahaan kereta api asal Jerman, Hartmann. Dalam kurun waktu 1915 hingga 1922, Staats Spoorwegen (SS) yang menjadi operator kereta api kala itu mendatangkan 15 unit lokomotif tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

TC 10 dioperasionalkan untuk melayani perjalanan kereta di rel dengan gauge 600 mm di Jawa Barat yaitu pada rute Cilamaya-Cikampek, Cikampek-Wadas, Karawang-Rengasdenglok dan rute Karawang-Wadas hingga rute di Jawa Timur.

Lokomotif ini digunakan untuk menarik kereta campuran yang terdiri dari kereta penumpang dan gerbong barang yang dapat melaju hingga kecepatan maksimum 25 km/jam. Layaknya kereta tempo dulu, TC 10 menggunakan bahan bakar kayu jati.

ADVERTISEMENT

Tercatat, dari 15 unit lokomotif TC 10, saat ini hanya tersisa 3 unit saja yang salah satunya berada di Stasiun Bandung dengan nomor TC 10.08. Sedangkan dua lainnya, berada di TC 10.11 berada di Taman Mini Indonesia Indah dan TC 10.15 berada di Balai Yasa Manggarai

Seorang member Indonesian Railway Preservation Society Bandung, Deden Suprayitno menjelaskan, lokomotif TC 10.08 punya sejarah panjang di dunia perkeretaapian Indonesia.

"Lokomotif ini didatangkan zaman perusahaan Belanda, berdinas di lintas sempit di Jabar dan Jatim. Jadi lokomotif TC 10.08 ini, T itu trem, C itu kode sistem tiga penggerak. Jadi dinasnya dulunya di Karawang, Cikampek di daerah Utara Jabar," jelas Deden.

Eksistensi lokomotif TC 10 ini kemudian memudar setelah perjalanan kereta rel dengan gauge 600 mm ditutup pada tahun 1972-1973 karena tidak mampu bersaing dengan moda transportasi darat lainnya.

Karena itu, seluruh unit lokomotif TC10 yang berada di Jawa Barat selanjutnya mangkrak di dipo lokomotif yang berada di Kabupaten Karawang untuk waktu yang lama.

"Karena kondisinya waktu itu di pertengahan tahun 70 hingga akhir 80 jalur itu ditutup, jadi setelah ditutup banyak sarana lokomotif dan kereta yang terbengkalai," imbuhnya.

Purwa Aswa Purba, Lokomotif Bersejarah yang Mejeng di Stasiun Bandung.Purwa Aswa Purba, Lokomotif Bersejarah yang Mejeng di Stasiun Bandung. Foto: Bima Bagaskara

Monumen Lokomotif TC 10 di Stasiun Bandung juga punya nama sendiri yakni Purwa Aswa Purba. Nama itu terlihat dalam prasasti yang ada di bagian bawah monumen. Nama Purwa Aswa Purba atau Awal Kuda Kuno berasal dari lokomotif atau yang diistilahkan dengan sosok kuda besi hitam.

Monumen Purwa Aswa Purba sendiri diresmikan pada 28 September 1992 yang bertepatan dengan ulang tahun Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) ke-47 oleh Direktur Utama Perumka saat itu, Anwar Supriyadi.

Dicuci di Momen HUT ke-78 RI

Untuk menjaga lokomotif bersejarah itu, PT KAI Daop 2 Bandung rutin melakukan perawatan hingga membersihkan seluruh bagian lokomotif. Perawatan tersebut dilakukan salah satunya pada momen peringatan HUT ke-78 RI.

Lokomotif itu dicuci hingga bersih oleh petugas KAI dan komunitas pecinta kereta. Dengan peralatan cuci sederhana, mereka tampak antusias membasuh bagian demi bagian lokomotif TC 10.08 yang bersejarah itu.

"Kami melakukan cuci monumen lokomotif berkolaborasi dengan komunitas pecinta kereta sebagai wujud semangat dalam rangka memperingati HUT ke-78 Kemerdekaan RI," ucap Executive Vice President Daop 2 Bandung, Takdir Santoso.

Selain untuk memperingati HUT RI, momen mencuci lokomotif itu dilakukan dalam rangka upaya melestarikan dan merawat saksi sejarah perkeretaapian Indonesia.

"Menjaga supaya tetap bagus, karena banyak masyarakat yang melihat keindahannya, mengenang sejarahnya, supaya bisa dinikmati masyarakat yang datang di Stasiun Bandung," ungkapnya.




(tya/tey)


Hide Ads