Berbagai kegiatan bakal digelar untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke-78 RI seperti upacara, perlombaan, acara syukuran, dan yang lainnya. Pidato 17 Agustus akan menjadi pembuka aktivitas tersebut.
detikJabar telah merangkum contoh teks pidato 17 Agustus singkat untuk berbagai acara yang bisa menjadi referensi detikers saat melakukan sambutan.
Berikut contoh teks pidato 17 Agustus yang dilansir dari beberapa literasi dan teks pidato pejabat daerah:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Pidato 17 Agustus Upacara Sekolah
Bapak/Ibu Guru, Staf Pengajar, Siswa-Siswi, dan seluruh hadirin yang saya hormati,
Di peringatan Upacara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 ini menjadi hari yang penuh makna. Momen spesial bagi kita sebagai bangsa untuk merayakan perjuangan dan pengorbanan para pahlawan kita dalam merebut kemerdekaan dari penjajahan. Marilah kita sambut momen bersejarah ini dengan penuh semangat, rasa cinta tanah air, dan tekad kuat untuk terus memajukan Indonesia.
Peringatan hari kemerdekaan bukan sekadar seremoni atau perayaan biasa. Lebih dari itu, ini adalah saat kita mengenang sejarah yang telah membentuk identitas dan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia. Setiap tahun, pada tanggal 17 Agustus, kita diberi kesempatan untuk merenungkan dan menyadari nilai-nilai luhur kemerdekaan, yakni persatuan, kerja sama, dan semangat gotong royong.
Kita semua tahu bahwa perjalanan Indonesia menuju kemerdekaan tidaklah mudah. Para pahlawan kita telah menorehkan jejak berdarah dalam memperjuangkan mimpi bersama, yaitu Indonesia merdeka dan berdaulat. Oleh karena itu, dengan segala rendah hati, mari kita luangkan waktu sejenak untuk memberikan penghormatan kepada para pahlawan dan mengenang jasa-jasa mereka.
Namun, upacara hari kemerdekaan ini juga menjadi panggilan untuk bertindak. Bagaimana kita, sebagai generasi penerus, bisa meneruskan perjuangan para pahlawan? Bagaimana kita bisa memaknai kemerdekaan ini dalam tindakan nyata yang membawa manfaat bagi bangsa dan negara?
Bapak/Ibu Guru dan Staf Pengajar, peran Anda dalam membentuk karakter dan semangat cinta tanah air pada generasi muda sangatlah penting. Dengan pendidikan yang berkualitas, kita membuka pintu kesempatan bagi mereka untuk menjadi pemimpin masa depan yang berkompeten, berintegritas, dan mencintai tanah airnya.
Siswa-Siswi, teman-temanku, hari ini adalah momentum untuk berjanji pada diri sendiri dan pada bangsa ini. Marilah kita berkomitmen untuk belajar dengan giat, berprestasi dengan segenap kemampuan, dan berkontribusi pada masyarakat. Bersama-sama, kita bisa mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.
Sebelum saya mengakhiri sambutan ini, izinkan saya menyampaikan pesan singkat kepada kita semua. Mari kita jadikan momentum peringatan kemerdekaan ini sebagai panggilan untuk bersatu, saling menghargai, dan bekerja sama untuk Indonesia yang lebih baik. Jangan biarkan perbedaan menjauhkan kita, tapi justru mari kita jadikan keberagaman sebagai kekuatan untuk memajukan bangsa.
Terima kasih atas perhatian dan kehadiran saudara-saudara sekalian. Marilah kita rayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 dengan penuh semangat, kebersamaan, dan rasa cinta tanah air. Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Sekian, dan terima kasih.
2. Pidato 17 Agustus Upacara Bendera Tingkat Provinsi
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Di hari penuh keberkahan ini, marilah kita panjatkan puii dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita semua dapat mengikuti Upacara Bendera dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) Tingkat Provinsi dalam keadaan sehat wal'afiat.
Untuk menggelorakan semangat kita semua pada kesempatan berbahagia ini, terlebih dahulu mari bersama-sama kita suarakan Salam Perjuangan: merdeka!
Hadirin yang saya hormati, hari ini adalah hari yang sangat istimewa bagi seluruh
Bangsa Indonesia. Atas berkah dan rahmat Allah SWT, kita dapat menikmati kemerdekaan buah dari kegigihan perjuangan panjang para pahlawan bangsa.
Tanpa kenal kata menyerah, pahlawan pendahulu mengorbankan tenaga, harta, dan bahkan tetesan darah dalam mengusir penjajah, demi kemerdekaan Bangsa Indonesia. Meski dihadapkan keadaan yang sangat sulit pada saat itu, para pahlawan tidak mengeluh, harapan terus dikobarkan.
Dengan menjunjung semangat gotong royong dan rasa persatuan berjuang sekuat tenaga melawan penjajah, untuk merebut dan mempertahankan kedaulatan bangsa. Semangat pengorbanan, ketangguhan, dan persatuan para pahlawan harus terus kita warisi dan pupuk bersama, sebagai kekuatan dalam mengatasi berbagai tantangan dan persoalan bangsa yang pasti semakin berat ke depan.
Seperti, tantangan ekonomi, inflasi (sebagai contoh Negara Maju seperti Amerika Serikat saja pada Juli 2022 inflasinya mencapai 8,5 persen), kemudian digitalisasi, kemiskinan, penyalahgunaan narkoba, bencana alam banjir dan pandemi yang sempat melanda. Peringatan ini mencerminkan rasa optimisme seluruh komponen bangsa, untuk bersinergi mewujudkan harapan bersama menuju Indonesia Maju.
Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan. Sekali lagi, melalui momentum HUT kemerdekaan RI, mari kita satukan langkah, bergotong royong bersama-sama, menghadapi berbagai tantangan, dalam upaya membangun Provinsi.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
3. Pidato 17 Agustus Perayaan di Kecamatan
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi dan selamat datang di perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 di Kecamatan kita yang tercinta. Kita berkumpul di sini dengan penuh sukacita dan semangat untuk merayakan momen bersejarah ini, di mana bangsa kita merdeka dari belenggu penjajahan. Marilah kita sambut dengan bangga dan rasa cinta tanah air, karena hari ini adalah hari untuk mengenang perjuangan dan pengorbanan para pahlawan kita.
Peringatan hari kemerdekaan ini bukan hanya sekadar seremonial, tetapi juga momentum yang berarti untuk merenungkan dan menilai kembali perjalanan bangsa Indonesia. Melalui semangat juang dan kebersamaan, kita berhasil mengatasi berbagai rintangan dan tantangan dalam membangun negara yang kita cintai ini. Hari ini adalah hari untuk mengenang sejarah, menilai prestasi, dan menatap masa depan dengan optimisme.
Dalam menghadapi berbagai dinamika dan perkembangan zaman, kita harus tetap teguh pada nilai-nilai kebangsaan. Mari kita jaga persatuan dan kesatuan, karena dengan bersatu kita akan menjadi lebih kuat dan tangguh menghadapi segala tantangan. Mari kita perkuat toleransi dan saling menghormati, karena di dalam kebhinekaan kita akan menemukan kekuatan dan kekayaan bangsa ini.
Pada momen perayaan ini, mari kita jadikan semangat kemerdekaan sebagai motivasi untuk terus bekerja keras dan berkarya. Mari kita tingkatkan kualitas pendidikan, mengembangkan sumber daya manusia yang unggul, dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas. Mari kita perkuat sektor ekonomi lokal, memajukan industri dan perdagangan, sehingga kecamatan kita menjadi lebih maju dan sejahtera.
Selain itu, marilah kita jaga dan jadikan kecamatan ini sebagai tempat yang nyaman dan aman untuk kehidupan yang lebih baik bagi seluruh warga. Jaga semangat kondusifitas, tetap kompak gotong royong dan ronda malam demi menjaga keamanan Kecamatan kita.
Sebelum saya mengakhiri sambutan ini, ijinkan saya untuk mengajak seluruh masyarakat kecamatan untuk bersatu dalam semangat gotong royong. Mari kita bersama-sama membangun kecamatan ini, menjaga kearifan lokal, dan berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Terima kasih kepada seluruh hadirin yang telah memberikan dukungan dan partisipasi dalam perayaan hari kemerdekaan ini. Mari kita rayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 dengan penuh kebanggaan, semangat, dan rasa syukur. Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
4. Pidato 17 Agustus Malam Tirakatan di Kampung
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi dan selamat datang di peringatan Upacara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 di kampung kita tercinta. Kita berkumpul di sini dengan sukacita untuk merayakan momen bersejarah ini, di mana Indonesia merdeka dan menjadi bangsa yang berdaulat. Marilah kita sambut dengan penuh semangat dan rasa cinta tanah air, karena hari ini adalah hari untuk membangkitkan kembali semangat kemerdekaan dalam diri kita.
Sebagai warga negara Indonesia yang hidup di kampung ini, kita memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga dan memperkuat persatuan serta kebersamaan. Sejarah telah menunjukkan betapa berharganya perjuangan para pahlawan kita untuk merebut kemerdekaan. Saat ini, tanggung jawab itu berada di pundak kita, generasi penerus bangsa. Kita harus menjaga dan memperjuangkan kemerdekaan ini dengan penuh rasa tanggung jawab.
Di tengah dinamika perkembangan zaman, marilah kita selalu mengenang jasa-jasa para pendahulu kita yang telah mengorbankan nyawa, tenaga, dan pikiran demi kemerdekaan. Mari kita jadikan semangat juang mereka sebagai inspirasi untuk terus maju dan berkarya, mewujudkan kampung yang sejahtera dan berdaya saing.
Dalam peringatan kemerdekaan kali ini, saya mengajak seluruh warga kampung untuk bersatu, berkolaborasi, dan bekerja sama dalam berbagai bidang pembangunan. Mari kita tingkatkan kualitas pendidikan, perhatikan kesehatan, dan perkuat infrastruktur untuk kemajuan bersama. Kita juga harus menjaga kearifan lokal, menghormati adat dan budaya yang telah mengakar kuat dalam kehidupan kampung kita.
Di tengah semangat kemerdekaan, kita juga jangan lupakan bahwa kebersihan dan keindahan kampung adalah cerminan dari kesadaran kita akan lingkungan. Mari jaga kebersihan lingkungan, saling peduli dengan tetangga, dan jadikan kampung ini sebagai tempat yang nyaman dan asri untuk hidup.
Sebelum saya mengakhiri sambutan ini, izinkan saya menyampaikan pesan singkat yang paling utama. Mari kita tinggalkan perpecahan, iri hati, dan perbedaan yang dapat memecah belah. Sebaliknya, marilah kita tingkatkan toleransi, saling menghormati, dan bekerja sama demi masa depan kampung yang lebih baik.
Terima kasih atas perhatian dan partisipasi saudara-saudara sekalian. Mari kita rayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 dengan penuh kegembiraan dan semangat. Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
5. Pidato 17 Agustus Upacara Bendera Tingkat Provinsi 2
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bapak ibu, saudaraku sekalian. Terkadang kita dihadapkan dengan opini di media sosial yang melarang kita untuk berteman dengan orang dari agama lain. Saudaraku sekalian, dari sini kita tahu ternyata kita belum selesai dengan urusan dapur sendiri. Itulah PR terbesar yang mesti segera kita selesaikan. 78 tahun kita diajari bahwa negara memberi kebebasan kepada kita semua untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut kepercayaannya tersebut. Ketika negara sudah memberi jaminan besar seperti itu, kenapa justru ada orang yang mempersempit dengan memasang kawat berduri dalam kebhinekaan?
Lagi-lagi, kata kuncinya adalah Jasmerah! Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Sejarah adalah tauladan lengkap, kaca benggala besar bagi kita untuk merumuskan dan menentukan sikap hari ini sekaligus menata cita untuk masa depan.
Negara ini didirikan bukan untuk satu suku, bukan untuk satu ras, agama maupun golongan. Negara Kesatuan Republik Indonesia ini berdiri di atas kaki sema. Bukan hanya ketika kemerdekaan diproklamasikan, sejak negara ini dirancang, sudah melibatkan banyak tokoh dari berbagai suku, berbagai ras, bermacam agama dan golongan. Bung Karno, Bung Hatta, Otto Iskandardinata, Sam Ratulangi, Johannes Latuharhary, AA Maramis, KH Agus Salim, KH Wahid Hasim, dan masih banyak tokoh lainnya yang tidak memandang apa sukumu, apa rasmu, apa agama atau golonganmu. Apakah mereka semua sepaham? Tidak. Semua punya pemikiran dan pandangan masing-masing. Tapi demi dan untuk berdirinya sebuah negara bernama Indonesia, semua akhirnya melebur, menyatu, menata dan menyatukan niat. Tidak ada lagi yang namanya perwakilan Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu, Jawa, Sunda, Maluku, Minang, Kalimantan atau Madura. Yang ada cuma satu, Indonesia.
Tidak pernah tercatat perselisihan itu akan membawa kemakmuran. Suriah, Afghanistan, Iraq dan Libya hancur karena permusuhan antar warganya. Jika kita bisa berkawan, jika kita bisa berdamai kenapa mesti berselisih dan bermusuhan? Tapi terlepas dari itu, saya salut dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh saudaraku yang bisa hidup berdampingan dengan kerukunan. Janganlah kita sebarkan kebencian yang tak berdasar. Sebarlah kerukunan kemana saja dan kepada siapa saja agar meraih kemerdekaan yang sesungguhnya.
Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan. Sekali lagi, melalui momentum HUT kemerdekaan RI, mari kita satukan langkah, bergotong royong bersama-sama, menghadapi berbagai tantangan, dalam upaya membangun Provinsi.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Itulah tadi contoh sambutan dalam merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia. Mari kita rayakan kemerdekaan Indonesia yang ke-78 tahun dengan semangat menggelora. Merdeka!
6. Pidato 17 Agustus Upacara Bendera
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sehat sejahtera teruntuk kita semua. Peringatan proklamasi kemerdekaan baiknya dilakukan dengan introspeksi-memusatkan kekuatan batin sebagai sumber hikmah, dan selanjutnya menjadi pencerah pikir dalam menunaikan cita-cita Proklamasi berlandaskan istiqomah-konsisten, konsekuen, dan berkelanjutan.
Peringatan kemerdekaan juga menjadi momen retrospeksi, dergan mengenang jasa para pahlawan melalui niti-laku dan napak-tilas jejak sejarah yang ditinggalkannya, seraya mendoakan, agar arwah para syuhada bangsa itu memperoleh pahala sesuai amal-bhaktinya. serta diterima di haribaan-Nya dan diampuni segala dosanya.
Proklamasi 1945 adalah sumber kekuatan dan sumber tekad perjuangan. dan dapat diibaratkan sebagai puncak ledakan seiring kohesi total nasional. dimana seluruh tenaga dan pikiran, kekuatan material, dan spiritualitas bangsa Indonesia melebur menyatu dalam tekad kemerdekaan.
Pembukaan UUD 1945 memberikan light-star guna mengisi kemerdekaan nasional kita dalam menyelenggarakan kehidupan kenegaraan, dan dengan demikian kita memiliki tujuan dalam mengembangkan kebangsaan, yang berakar pada isi jiwa bangsa yang sedalam-dalamnya-from deepest of our inner self.
Menjadi tugas kita bersama, untuk kemudian mengisi dan memanfaatkan kemerdekaan ini, dengan daya upaya terbaik sesuai perannya masing-masing. Dalam memaknai HUT ke-78 RI 2023, haruslah merefleksikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang mempersatukan Indonesia. Bahwa kemajemukan politik dan ekspresinya dalam kehidupan ber-Indonesia, tidak akan memperlemah semangat untuk lebih menyatu. Justru kemerdekaan kemajemukan itulah menjadikannya energi pengembangan daya kreasi bangsa.
Keunikan bangsa dalam keberagaman, justru menjadi perekat yang memperkuat jati diri bangsa. Bahkan, kekhasan budaya lokal yang dapat dikembangkan sebagai kearifan lokal, hendaknya dapat diberdayakan gun menampung segala kemajemukan itu, sekaligus memperteguh semangat persatuan Indonesia.
Dengan visi kemajemukan demi kohesi nasional bangsa itulah, hendaknya kita renungkan makna Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-78, seraya terus-menerus menjaga nyala spirit Indonesia Raya.
Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan melindungi keutuhan bangsa Indonesia, seta menunjukkan jalan lurus-Nya menuju gerbang Indonesia yang demokratis, berkeadilan, makmur dan sentosa. hanya atas ridha-Nya jua. Dirgahayulah Bangsa dan Negara Republik Indonesia yang patriotik!
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
7. Pidato 17 Agustus Malam Tirakatan
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat malam dan selamat datang di peringatan Malam Tirakatan untuk merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 tahun. Malam yang penuh makna ini mengingatkan kita akan pentingnya menghargai jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan bangsa ini. Mari kita sambut momen bersejarah ini dengan hati yang tulus, semangat yang membara, dan kebersamaan yang mengakar dalam bingkai NKRI.
Peringatan malam ini bukan hanya sekadar acara seremonial, tetapi juga sebagai momentum untuk merenung dan mengingat kembali perjalanan panjang bangsa kita. Di balik detik-detik proklamasi, terhampar perjuangan berdarah dan air mata, pengorbanan tanpa pamrih demi Indonesia yang merdeka. Oleh karena itu, dengan segala rendah hati, mari kita selipkan doa dan penghormatan kepada para pahlawan yang telah gugur, para pejuang yang bertahan, dan rakyat yang terus bersatu dalam berbagai rintangan.
Malam ini, kita juga ingin menegaskan kembali arti sebenarnya dari kemerdekaan. Kemerdekaan bukanlah sekadar bebas dari penjajahan, tetapi juga sebuah amanah yang besar. Amanah untuk menjaga, memelihara, dan memajukan bangsa dan negara kita. Marilah kita semua, dari berbagai lapisan masyarakat, bersama-sama menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan, keadilan, dan kebhinekaan sebagai landasan berbangsa dan bernegara.
Di era yang semakin maju, tantangan yang dihadapi bangsa kita semakin kompleks. Globalisasi, teknologi, dan berbagai dinamika lainnya menghadirkan beragam peluang dan ancaman. Namun, semangat kemerdekaan yang mengalir dalam setiap diri anak bangsa haruslah menjadi pendorong bagi kita untuk beradaptasi dan terus berkembang.
Saya mengajak seluruh hadirin untuk tetap berkomitmen dalam membangun negeri ini. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, pekerja, maupun pejabat, kita semua memiliki peran penting dalam menciptakan Indonesia yang lebih baik. Mari kita tingkatkan kerjasama antargenerasi, antardaerah, dan antarkelompok masyarakat dalam memajukan negeri kita.
Sebelum saya akhiri sambutan ini, mari kita heningkan sejenak doa dan pikiran kita untuk mendoakan keselamatan dan kemakmuran bagi seluruh warga Indonesia, dimanapun berada. Semoga semangat perjuangan para pahlawan terus menyala dalam setiap langkah kita dalam membangun kehidupan berbangsa yang lebih makmur, adil, dan berkeadilan.
Terima kasih. Selamat merayakan malam tirakatan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78. Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
8. Pidato 17 Agustus Malam Tirakatan 2
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sehat sejahtera teruntuk kita semua. Malam Tirakatan dalam rangka Peringatan Hari Proklamasi sama halnya sebuah perenungan spiritual, dengan memusatkan kekuatan batin, agar dapat menunaikan cita-cita dan semangat Proklamasi 17 Agustus 1945 berlandaskan istiqomah, konsisten, konsekuen, dan berkelanjutan dalam nilai-nilai satya wacana, kata, dan perbuatan.
Peringatan kemerdekaan kali ini sebaiknya diliputi suasana kesahajaan tanpa mengurangi maknanya. Kesahajaan in juga dalam rangka melakukan introspeksi, agar kita senantiasa mengingat betapa dahsyat kekuasaan yang telah Allah tunjukkan melalui pandemi COVID-19. Hikmahnya, pandemi telah menghentak batin dan nalar, bahwa cobaan ini hanya bisa dilalui dengan kebersamaan dan kemauan.
Segala puji ke haribaan-Nya. yang telah meletakkan hat dan langkah dalam kebersamaan di masa sulit selama pandemi. Biarlah, banyak yang mengira menapaki jalan ini adalah beban yang berat, karena nyaris semuanya harus kembali dari titik nol. Berat, karena harus banyak benturan antara harapan dan kenyataan. Berat karena hans senantiasa akrab menggeluti rintangan dan himpitan hidup yang tak terperikan.
Tapi apabila direnungi lebih dalam, sesungguhnya kita mendapatkan hikmah dalam kebersahajaan dan kepasrahan, yang tak bisa terbayar oleh apapun. Karena kita telah dapat berdaya upaya sebagai sumber kebahagiaan. Karena kita telah berikhtiar, sebagai kunci ketenangan hati. Karena kita pun merasakan semakin eratnya persaudaraan, sebagai syarat bangkit untuk meraih kemenangan.
Cinta Tuhan-lah yang menjadikan berbagai hambatan menjadi mudah dilalui. Cinta Tuhan-lah yang memberi kebahagiaan dalam cobaan. Cinta Allah SWT jugalah yang menumbuhkan harapan dalam ketidakberdayaan. Bersabarlah Saudara-Saudaraku, untuk selalu bijak dalam memetik hikmah di balik kehendak-Nya yang tak terduga.
Selain melakukan introspeksi atas kejadian yang lalu, di Malam Tirakatan ini hendaklah kita bersyukur. Karena, inilah saat merefleksi keinsyafan kita, untuk kemudian, berbenah diri, bangkit dan berkarya. Dengan introspeksi, niscaya kita akan memetik hikmahnya. Bersyukurlah, bahwa masih ada potensi yang tersisa untuk dijadikan modal menyiasati berbagai keterbatasan, sekaligus menjawab tantangan ke depan.
Malam ini juga dianjurkan untuk mengenang jasa para pahlawan dan napak-tilas jejak sejarah yang ditinggalkanya, seraya mendoakan, agar arwah para syuhada bangsa itu memperoleh pahala sesuai amal-bhaktinya, serta diterima di sisi-Nya dan diampuni dosa-dosanya.
Jejak sejarah itu dapat kita telusuri kembali, bahwa debat tentang kemerdekaan sudah terjadi ketika para Pendiri Republik ini bersidang membentuk negara Indonesia. Tidak terhitung banyaknya harta dan nyawa yang telah kita serahkan. Yang belum kita serahkan sekarang ini adalah bagaimana menghormati dan menghargai kemerdekaan itu sendiri.
Dengan perenungan seperti itu, marilah kita jalani Malam Tirakatan in dengan berpasrah diri ke haribaan-Nya, agar bangsa ini tetap di jalan lurus-Nya, sesuai cita-cita Proklamasi kita. Segala puji hanya milik Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah meletakkan hati dan langkah kita dalam kebersamaan, untuk pulih lebih cepat, dan bangkit lebih kuat. Amin. Amin. Ya Rabbal Alamin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Itulah contoh teks pidato 17 Agustus singkat untuk berbagai acara yang bisa menjadi referensi detikers. Semoga bermanfaat.