Reaktor nuklir Triga Mark II atau Triga 2000 yang ada di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bandung sudah tidak dioperasikan. Keberadaan reaktor itu kini hanya untuk kebutuhan riset dan edukasi.
Direktur Pengelola Fasilitas Ketenaganukliran BRIN M. R. Subekti mengatakan reaktor tersebut sengaja 'dimatikan' hingga empat tahun ke depan
"Sementara masih tidak dioperasikan dalam jangka waktu sampai 2027, kami merencanakan melaksanakan decommissioning (penonaktifan reaktor nuklir), kita mempelajari dulu apakah ada kemungkinan decommissioning. Karena, decommissioning itu lebih mahal daripada mengoperasikan reaktor itu sendiri," kata Subekti kepada detikJabar di Kantor BRIN Bandung, Jalan Tamansari, Jumat, 28 Juli 2023 lalu.
"Setelah kita lakukan decommissioning, kemungkinan opsi yang lain melalui decommissioning kita hilangkan radio aktif yang ada di teras reaktor dengan zat-zat yang tidak berbahaya untuk kepentingan pendidikan," tambahnya.
Subekti mengungkapkan untuk reaktor nuklir yang ada di BRIN atau sebelumnya dikenal Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) merupakan buatan Amerika Serikat.
"Reaktor Trigamax 2000, itu brand buatan General Electric Amerika Serikat dan ada di dunia sejak tahu 1960-an, yang kita miliki ini generasi keduanya. Reaktor ini didisain aman sekali oleh Amerika Serikat," ungkapnya.
Menurut Subekti, BATAN sudah mengoperasikan reaktor tersebut sejak tahun 1965. Bahkan pernah melakukan ekspor pertama isotope ke Singapura.
Sebelum memiliki kapasitas 1000 kilowatt (KWt), reaktor yang dimiliki BATAN berkapasitas 250 KWt, laku pada tahun 1971 di era Presiden Soeharto dilakukan upgrading dengan kapasitas menjadi 1000 KWt.
Namun karena kebutuhan untuk meningkatkan produksi radio isotop maka reaktor itu kembali di-upgrade di era Presiden Megawati dan kapasitanya ditambah menjadi 2000 KWt.
"Kemudian reaktor untuk tujuan meningkatkan produksi radio isotope kita perlu daya yang lebih tinggi karena produksi radio isptope meningkat juga untuk kebutuhan dari masyarakat dapat zamannya semakin canggih, semakin bertambah tahun semakin banyak kebutuhan sehingga kita harus naikkan daya dari 1000 menjadi 2000," ungkapnya.
Menurutnya, memutakhirkan Reaktor Triga 2000 ini diusulkan tahun 1997-1998, kemudian para insinyur di BATAN melakukan perhitungan, perencanaan, didesain, kemudian konstruksi, pada tahun 2000 dilakukan modifikasi, kemudian bisa disetujui.
"Setelah kami lakukan beberapa modifikasi, semacam renovasi, kami merubah beberapa instrumentasi kendali, baik itu elektrik, mekanik, kontrol kemudian berapa tangki kami lapisan lebih tebal dan ketinggian naik dan kami rencanakan operasi dan waktu itu diresmikan oleh Presiden Megawati," jelasnya.
BRIN Punya 3 Reaktor
Subekti mengatakan, status Reaktor Triga 2000 yang ada di BRIN Bandung tidak dioperasikan, hal itu dilakukan karena BRIN punya reaktor yang kapasitasnya lebih besar yang disimpan di Serpong.
"Reaktor sedang tidak dioperasikan untuk tujuan pendidikan, tujuan diklat dan tujuan riset. Riset supaya efektif langsung menggunakan reaktor yang ada di Serpong, kalau kita punya dua mobil tentu mobil yang paling efisien yang dipake, kalau yang tidak bisa, mengantar anak aja misalnya, reaktor juga gitu," tuturnya.
Maka dari itu, reaktor yang ada di BRIN Bandung ini hanya digunakan untuk kebutuhan edukasi. "Untuk wisata edukasi sangat efisien mengingat ada satu hal bahan bakar reaktor Triga di dunia sudah tidak diproduksi sehingga sangat menghemat dalam hal bahan bakar. Untuk keperluan edukasi, sangat beruntung sekali," ujarnya.
Tiga reaktor milik BRIN tak hanya disimpan di Bandung dan Serpong saja. Melainkan ada juga yang disimpan di Yogyakarta, untuk reaktor tersebut juga berfungsi untuk edukasi dan pendidikan.
"Kami di Indonesia punya tiga reaktor nuklir, satu di Serpong kapasitanya 30 MWt (megawatt), kemudian yang di Bandung kapasitasnya 2 MWt, kemudian yang ada di Jogja untuk pendidikan dan penelitian 100 KWt," ucapnya.
Sekedar informasi, reaktor yang ada di Serpong digunakan untuk keperluan dan produksi radio isotope, selain itu digunakan berbagai pengujian bahan material maju, neutron yang dihasilkan dari reaktor semacam X-Ray dan lainnya.
"Banyak ilmu-ilmu terkait difraksi neutron, mungkin ilmu ini terlalu tinggi karena biasanya kalangan A1 ke atas meneliti ini dan bisa mengembangkan material tertentu tahan radiasi, menguji keutuhan material rel kereta api, elektronik dan beberapa melakukan pengujian kita bisa gunakan neutron, proton dan bisa gunakan elektron," paparnya.