Biang Kerok Banyaknya Sampah di Laut Pangandaran

Biang Kerok Banyaknya Sampah di Laut Pangandaran

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Jumat, 28 Jul 2023 16:00 WIB
Nelayan Pangandaran saat memilah ikan dari sampah yang terjaring saat melaut
Nelayan Pangandaran saat memilah ikan dari sampah yang terjaring saat melaut (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran - Kondisi laut Pangandaran sedang tak baik-baik saja. Banyaknya sampah membuat nelayan kesulitan menjaring ikan. Lantas dari mana asal sampah itu?

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Pangandaran Trisno menuturkan sampah di laut Pangandaran berasal dari berbagai sumber. Mulai dari tengah laut, sungai Ciganjeng, Sungai Citanduy hingga kebiasaan masyarakat sekitar yang membuang sampah sembarangan.

"Tapi kebanyakan memang dari hulu sungai. Upaya penanganan kita sudah beberapa kali gerakan di pantai timur," kata Trisno, Jumat (28/7/2023).

Untuk di sungai Citanduy, kata Trisno, hulu sungai itu berada di Panumbangan, Ciamis, Tasik hingga Banjar. Proses pembersihannya juga perlu dilakukan secara komprehensif.

"Bukan hanya kami yang terkena imbasnya, di wilayah sungai yang terlewati harus secara rutin dibersihkan. Selama ini kita hanya kelola yang mendarat aja, di pantai timur dan barat Pangandaran, Karapyak, Batuhiu, Batukaras dan Karangtirta," kata Trisno.

Trisno menambahkan produksi sampah dari laut baik pantai timur maupun pantai barat mencapau 60 ton per hari.

"Sampah laut itu termasuk sampah wisatawan per harinya bisa mencapai 25 ton yang kita angkut," kata Trisno.

Menurutnya dalam sehari sampah 60 ton itu diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Purbahayu, Pangandaran. "Kebanyakan sampah yang terangkut merupakan sampah plastik dan domestik atau bekas rumah tangga," katanya.

Trisno mengatakan untuk armada pengangkut sampah yang dimiliki DLHK hanya mampu melayani 30%. "Karena kalau bicara pelayanan 100% itu kurang. Seperti di wilayah Langkaplancar, peluang membuang sampah terutama sampah organik itu masih ada," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy Hendra Ahyadi mengatakan pihaknya mengaku sudah pernah berupaya menahan sedimen-sedimen sampah itu.

"Tetapi sekali lagi yang paling berbahaya itu bukan sampah yang terbuang ke laut, tetapi yang bahaya itu kalau sampahnya mengendap di muara, karena ujungnya sungai Citanduy itu pulau Nusakambangan," kata Ahyadi.

Ahyadi menambahkan sampah apabila tertahan pulau akan berdampak fatal. Salah satunya bencana alam di wilayah Tasikmalaya gegara air sungai Citanduy yang naik.

"Yang tadinya Tasik tidak banjir, bisa berpotensi jadi banjir. Karena air yang tumpah tidak bisa keluar mengalir ke laut," ucapnya.

Ia mengatakan Sungai Citanduy memiliki panjang 185 Km yang membentang dari Ciamis, Tasik, Garut, Kuningan.

"Maka harus kita sadari semua dari yang kecil mulai untuk bisa mengelola sedimen sampah dan tidak membuang sampah sembarangan," katanya.


(dir/dir)


Hide Ads