Ratusan warga Garut mendadak punya hutang. Wakil Bupati Garut Helmi Budiman meminta agar kasus ini diusut secara tuntas.
Diwawancarai wartawan di Lapangan Setda Garut, Jalan Pembangunan, Kecamatan Tarogong Kidul, Senin (24/7/2023), Helmi mengatakan jika dirinya sedang memantau kasus itu.
"Saya masih memantau. Cuman laporan terakhir belum diberikan kepada saya," kata Helmi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Helmi mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya, pihak yang sangat dirugikan akibat kejadian ini adalah pihak Permodalan Nasional Madani (PNM). Namun, masyarakat juga dirugikan akibat adanya kasus ini.
"Yang dirugikan secara materi, jelas PNM. Tapi, masyarakat juga dirugikan. Dirugikan karena masyarakat secara moril ditagih. Mereka dirugikan," katanya.
Helmi sendiri, menyoroti mekanisme peminjaman dana yang dilakukan di PNM. Meskipun prosesnya mudah, Helmi menilai jika proses verifikasi harus tetap dilakukan.
"PNM tetap. Walaupun dipermudah tapi verifikasi harus. Ini kan bagaimana verifikasinya. Walaupun dipermudah saya kira tetap prosedur utama ya...ini kan harus diverifikasi, sehingga begini lah akhirnya. Pokonya dipermudah tapi prosedur kan harus tetap," ujar Helmi.
Helmi meminta agar kasus ini diproses secara tuntas. "Memang kabarnya ada oknum di situ. Ya saya minta diusut tuntas. Jangan sampai terjadi lagi. Kan dampaknya banyak," pungkas Helmi.
Sebelumnya diberitakan, ratusan warga Desa Sukabakti, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut tiba-tiba memiliki utang ke PNM. Kasus itu diketahui, usai salah seorang warga setempat ditagih untuk melakukan pembayaran oleh petugas PNM.
Warga tersebut jelas terkejut, karena dirinya merasa tidak pernah meminjam uang ke PNM. Kasusnya, kemudian dibawa ke desa. Setelah ditelusuri, ternyata tak hanya warga itu yang terdata sebagai peminjam dana di PNM, tapi tidak merasa melakukan pinjaman.
Sementara pihak PNM sendiri mengkonfirmasi, jika hingga Rabu, (19/7) lalu, total ada 299 warga yang mengalami hal tersebut. Data itu diperoleh dari laporan dari masyarakat langsung, kemudian dicocokkan dengan data yang ada di PNM.
Sementara pihak kepolisian sendiri, diketahui belum menerima laporan dari pihak yang merasa dirugikan dalam kasus ini. Baik masyarakat, desa maupun PNM.
Beredar informasi, jika ada salah seorang oknum ketua kelompok PNM Mekaar, yang merupakan warga Desa Sukabakti, yang diduga menjadi biang kerok dalam kasus tersebut.
Warga itu, diketahui mencuri data milik ratusan warga lainnya, untuk dijadikan alat meminjam uang ke PNM. Namun, belum ada kejelasan terkait hal tersebut.
(dir/dir)