LPS Beri Tips Agar Warga Tak Kena Skimming

Kota Bandung

LPS Beri Tips Agar Warga Tak Kena Skimming

Wisma Putra - detikJabar
Rabu, 19 Jul 2023 01:00 WIB
Dialog ekonomi di Bandung.
Foto: Wisma Putra
Bandung -

Nasib sial dialami seorang ibu asal Malang bernama Silvia YAP (52). Uang Rp 1,4 miliar di tabungannya raib akibat dirinya mengklik undangan pernikahan online yang masuk ke WhatsApp pribadinya.

Tabungannya melayang dalam hitungan waktu satu malam. Pasca kejadian ini, Sivia didampingi pengacaranya melaporkan kejadian ini ke Polda Jawa Timur.

Silvia, menjadi satu dari sekian banyak kasus skimming yang terjadi di Indonesia. Dalam kejadian ini Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), angkat bicara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Eksekutif Surveilans Pemeriksaan dan Statistik LPS Priyanto Budi Nugroho mengatakan, jika kejadian skimming yang menyasar nasabah perbankan menjadi perhatiannya. Dalam kasus ini, modus kejahatan ini harus diantisipasi dan dideteksi sejak dini.

"Menjadi konsen LPS di era digital, operasional perbankan itu harus betul-betul dapat perhatian, kami konsen di sana karena teknologi sangat cepat, tanpa kita sadar seperti cancer udah lama masuk ke tubuh kita baru terasa," kata Priyanto dalam Dialog Ekonomi yang digelar Ikatan Wartawan Ekonomi Bisnis (IWEB) di Hotel Sapoy Homann, Selasa (18/7/2023).

ADVERTISEMENT

Soal deteksi dini, Proyanto mengklaim jika LPS selalu berdialog dengan perbankan, Bank Indonesia dan juga OJK untuk melindungi data nasabah.

"Nasabah juga kami sadarkan juga, di dalam KSSK Komite Stabilitas itu ada salah satu inisiatif ada literasi keuangan ekonomi digital terdepan, untuk kita semua dan kami sasaran investasi lebih terbuka tetapi tolong dilihat potensi risk nya. Teman-teman harus sadar bahwa ketika kita ingin memiliki tabungan lebih tinggi, tolong dilihat juga kemampuan kita untuk memitigasi risiko," ungkapnya.

Untuk antisipasi kejadian skimming, dia menganjurkan masyarakat untuk membagi dua tabungannya dengan bank berbeda.

"Gini deh, kalau punya tabungan tolong bagi dua saja, satu benar-benar untuk tabungan dan satu untuk investasi untuk mengenali risiko," ujarnya.

Seperti kasus terbaru, warga buka link undangan online, dia mengimbau kepada seluruh warga agar tidak tergiur bila mana mendapatkan undangan online dan semacamnya.

"LPS gencar, tolong kalau ada pesan, email jangan penuhi rasa keinginan tahu dulu. Misal ada email aneh langsung delete, kalau belum di delete saya suka tanyain ke orang IT, tapi jangan disentuh dahulu, itu mitigasi yang paling mudah untuk kita lakukan, kalau aneh dan tidak kita kenal dan bukan offisial dari perusahaan apa," jelasnya.

Imbauan BI Jabar

Kepala Bank Indonesia (BI) Jabar Erwin Gunawan Hutapea mengatakan, perlindungan data, paling utama sebagai individu harus melek betul.

"Ketika kita mengakses sebut saja, web atau file yang masuk ke laptop, smart phone apalagi smart phone kita berisi data-data dan mobil banking kita harus aware betul, jangan sembarangan klik file yang kita tidak tahu pengirimnya siap," ujar Erwin di tempat yang sama.

Pelaku skimming ini tak akan segan menguras isi tabungan kita jika kita sudah terjebak ke dalam penangkapnya.

"Ketika kita masuk dia akan menanam bak di dalam home kita dan akan bekerja mengambil data kita. Data individu itu akan dikirim kepada komplotan kejahatan itu dan akan mudah masuk ke akun kita, sebut saja akun perbankan. Kalau dia sudah punya data user id, pin kita, selesai dan habis saldo kita, itu bisa terjadi dalam sekejap saja," terang Erwin.

Dia kembali mengingatkan kepada seluruh warga Jawa Barat agar jangan buru-buru membuka file yang diterima tanpa mengetahui asal usul.

Saya mengajak kepada semua masyarakat agar tidak sembarangan mengklik file yang masuk, baik file undian, diskon, danlainnya.

(wip/mso)


Hide Ads