Kepala Desa Ciasem Baru, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang Indah Aprianti (28) mendadak viral di media sosial (medsos) TikTok. Aksi viral itu terjadi saat pihaknya akan melakukan pembangunan jalan, namun dinarasikan ditolak oleh warga.
Video itu diupload akun TikTok @nengkades yang sudah ditonton lebih dari 1,4 juta, dengan bertuliskan keterangan 'Miris, Jalan rusak yg mau dibangun malah di tolak dan mengatasnamakan masyarakat'.
Dalam video yang dilihat detikJabar, terlihat seorang mengaku sebagai warga sekitar yang menolak dan memprotes akan perbaikan jalan yang berada di Desa Ciasem Baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini harusnya kemauan masyarakat bukan kewenangan situ, walaupun kamu punya hak masyarakat juga punya hak. Kamu harusnya ngikutin masyarakatnya," kata warga yang melakukan penolakan.
Seorang wanita dengan berseragam dinas lengkap pemerintahan yang diketahui adalah Indah, langsung berdebat bersama warga yang memprotes perbaikan jalan.
"Mana masyarakat coba kumpulin, sini datangin masyarakatnya. Masyarakatnya enggak ada yang ngomong ke saya masalahnya," timpal wanita tersebut kepada warga yang protes.
Usai video itu viral, Indah mendapatkan banyak pujian dari warganet.
"Maju terus Bu, saya dukung ibu. Ciasem tanah kelahiran ku," kata akun @marseltea di dalam komentar postingan itu.
"Maju terus BU kades jangan sampai kendor demi kepentingan masyarakat, ... subang maju" tulis akun @kikilutpi.
Terpisah, dikonfirmasi via sambungan telpon, Indah mengatakan penolakan perbaikan jalan itu mengatasnamakan warga dan terjadi, Selasa (11/7) lalu.
"Para pekerja sudah mulai bekerja memasang papan bekisting, tiba-tiba beliau datang dan menghentikan pekerja dengan alasan warga tidak setuju jalan dibangun kalau lebarnya hanya 3 meter," jelas Indah.
"Sedangkan untuk menentukan suatu pekerjaan dilakukan dulu yang namanya Musyawarah Desa (Musdes) dan di dalam Musdes itu sendiri sudah ditentukan bahwa lebarnya itu 3 meter," sambungnya.
Meski sempat mendapatkan penolakan dari warga, pihak Pemerintah Desa Ciasem Baru tetap menjalankan perbaikan jalan dan sudah melakukan musyawarah hingga sepakat perbaikan tetap dilanjutkan.
"Ternyata warga juga setuju tetap dilaksanakan pembangunan dengan lebar 3 meter dan menandatangani berita acara. Namun saya juga tidak mau gegabah dan tetap menghargai beliau sebagai warga saya, setelah kejadian di video yang saya kirim barusan saya mengumpulkan warga setempat untuk berembuk dan bermusyawarah baiknya seperti apa," tetangnya.
Warga Buka Suara
Warga yang diduga menolak perbaikan jalan di Desa Ciasem Baru, Kecamatan Ciasem, Subang, Sahidin buka suara dengan video viral itu. Dia tidak menolak perbaikan jalan, namun hanya protes karena permintaan warga ingin lebar perbaikan jalan sekitar 3,5 meter tidak direalisasi.
"Awalnya ketika saya melihat coran saya tanya kepada LPM berapa lebarnya, ternyata lebarnya hanya 3 meter. Keinginan saya lebar perbaikan jalan tersebut disesuaikan dengan jalan sebelumnya yaitu 3,5 meter kenapa ini cuman 3 meter," ujar Sahidin dalam video klarifikasi yang diterima detikJabar.
"Setelah ditanya katanya ini keputusan desa, terus keputusan camat sama keputusan bersama. Sebetulnya kami minta sesuai dengan jalan sebelumnya cuman tetep pihak desa enggak bisa nerima usulan kami," sambungnya.
Menurut Sahidin, jalan yang sedang diperbaiki tersebut merupakan jalan usaha tani yang sering masuk kendaraan roda empat untuk mengambil hasil tani. Menurutnya jika lebar hanya 3 meter roda ekonomi masyarakat pun tidak akan berjalan baik.
"Kalau cuman 3 meter itu sempit, sedangkan jalan tersebut merupakan jalan usaha tani. Makannya kalau 3 meter tidak cukup. Menurut saya kalau 3,5 meter itu cukup, tapi tetap Kepala Desa menolak," katanya.
Dalam hal ini, Sahidin sudah berkoordinasi dengan BPD Desa Ciasem Baru untuk menindaklanjuti permintaan warga yang ingin lebar perbaikan jalan menjadi 3,5 meter.
"Saya laporan langsung ke BPD Desa Ciasem Baru, katanya mau dimusyawarahkan kembali cuman keputusan dari desa tetap tidak bisa nerima saran kami. Malahan pihak kecamatan melalui sekmat mendukung kami katanya itu bagus," ungkapnya.
Sahidin menegaskan, jika dia tidak menolak perbaikan pembangunan dari jalan yang dilakukan oleh pihak aparat desa.
"Bukannya saya menolak pembangunan yang ada di desa, itu sangat salah. Saya memprotes kalau misalkan luas perbaikan jalannya hanya 3 meter, kami meminta hanya ditambahkan jadi 3,5 meter, saya tegaskan bukan menolak pembangunan itu sangat salah," tegasnya.
(wip/yum)