Kabupaten Pangandaran merupakan wilayah pemekaran dari Ciamis sejak tahun 2012. Daerah yang terkenal dengan objek wisata ini menyimpan segudang sejarah. Di wilayah Dusun Pasir Kored, Desa Sidomulyo, Kecamatan Pangandaran, terdapat pabrik besar yang dibuat pada era penjajahan Belanda.
Namun, sisa bangunan pabrik yang mengolah daun sereh itu saat ini hanya tinggal cerobong asap setinggi 6 meter yang bentuknya segi seperti batang.
Tim detikJabar mengunjungi cerobong pabrik sereh yang kini ditutupi ilalang dan pepohonan pada Rabu (12/7/2023). Lokasi cerobong pabrik sereh itu tepat berada di samping jalan Sidomulyo menuju Desa Pagergunung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berada di tengah hutan, namun cerobong tersebut kerap menjadi perhatian warga yang melintas. Usia bekas pabrik sereh itu diperkirakan sudah 1 abad.
Kasi Pemerintahan Desa Sidomulyo Indra mengatakan, pabrik sereh Belanda itu hanya tinggal cerobong asapnya, kenapa disebut pabrik sereh Belanda karena ada pada zaman penjajahan.
"Pabrik itu dulunya tempat pengolahan sereh seperti alang-alang gitu diolah. Kurang tahu dulu dipakai apa tapi setahu saya hanya dipakai ampasnya," kata Indra saat ditemui detikJabar.
Ia mengatakan pabrik yang tersisa saat ini hanya ada bangunan cerobong asap atau sering disebut tugu cerobong asap.
"Jarak dari kantor Desa Sidomulyo hanya ditempuh 5 km. Belum ada rencana menjadi situs atau objek wisata. Berencana diajukan hanya situs budaya Pangandaran," ucapnya.
Sementara itu, Soleh (84) menyaksikan saat pabrik sereh itu beroperasi. Dalam ingatannya, pabrik itu telah beroperasi sejak usianya masih 6 tahun. Samar-samar, masih terekam suara deru mesin dari pabrik tersebut.
"Kalau dibuatnya sejak zaman Penjajahan Belanda, pemiliknya waktu itu kata bapak Aki, Namanya Ngko Keple dan Alin Shiang. Orang China pemiliknya mah," ucap Soleh.
Dia menuturkan, pembangunan pabrik sereh itu bertujuan untuk industri sabun cuci yang merknya Cap Salaman.
"Daun Sereh itu dikukus dan diambil hanya minyakmya saja untuk dibuat sabun," katanya.
(yum/yum)