Mahasiswa melempar kritik terhadap Bupati Subang Ruhimat dan Wakilnya Agus Masykur Rosadi. Salah satu yang jadi persoalan yakni program refleksi 5 tahun kepemimpinan Ruhimat-Agus yang dinilai pemborosan.
Kritik itu disampaikan dengan melakukan aksi demo di Kantor Bupati Subang dan Kantor DPRD Subang pada Kamis (13/7/2023). Sempat terjadi aksi saling dorong dalam aksi demo tersebut.
Sekedar diketahui, saat ini Pemkab Subang tengah melakukan safari ke seluruh wilayah Subang dengan menamakan refleksi 5 tahun kepemimpinan Ruhimat dan Agus. Dari agenda refleksi 5 tahun tersebut, beredar kabar bahwa menghabiskan anggaran senilai Rp 2,5 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami rasa kegiatan refleksi 5 tahun Jimat-Akur (Ruhimat-Agus) yang berkeliling ke kecamatan-kecamatan merupakan kegiatan yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Malah kami nilai itu merupakan suatu agenda kamuflase untuk melakukan kampanye dan tentunya merupakan suatu penyalahgunaan anggaran, uang Rp 2,5 miliar itu tidak sedikit," ujar Ali Annaba koordinator aksi kepada wartawan di Kantor Bupati Subang.
Menurut Ali, selama kepemimpinan 5 tahun Bupati Ruhimat dan Wabup Agus Masykur juga gagal dalam kesejahteraan warga Subang. Bahkan, dia menilai Pemkab Subang tidak bisa mengelola APBD secara benar yang tentunya berdampak kepada masyarakat.
"Subang semenjak kepemimpinan Bupati Ruhimat dan Wabup Agus di tahun 2018 lalu malah semakin amburadul. Terlihat jelas bahwasannya dalam perjalannya selama 5 tahun masa kepemimpinan mereka sudah jelas dalam pengelolaan APBD Subang malah semakin carut marut," katanya.
Ali mengatakan, Pemkab Subang juga terbilang gagal dalam memanfaatkan potensi-potensi di Subang yang tentunya bisa mendongkrak pendapatan daerah dari Subang itu sendiri.
"Terlihat jelas setelah kita ketahui bahwa sumber-sumber APBD kita hanya bergantung kepada bantuan pusat dan provinsi. Dalam hal ini Pemkab Subang tidak bisa memaksimalkan PAD yang seharusnya bisa lebih besar daripada bantuan-bantuan tersebut," katanya.
Dalam kesempatan ini, selain mengkritik terkait dengan agenda refleksi 5 tahun kepemimpinan Ruhimat-Akur, mahasiswa juga menuntut sebanyak 5 poin penting yang ditujukan kepada Pemkab Subang dan DPRD Subang.
"Kami memiliki 5 tuntutan kepada Pemkab Subang dan DPRD, yang pertama transparansi anggaran dan keterbukaan informasi publik, kedua menghentikan kegiatan-kegiatan yang tidak substansial dan tidak bermanfaat sepert refleksi launching program, ketiga meminta untuk melakukan forum group diskusi dengan menyertakan beberapa ahli, keempat menuntut kepada DPRD Subang untuk mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang tidak jelas, kelima tentu menuntut Bupati dan Wabup mengundurkan diri dalam jabatannya yang gagal," ungkap Ali.
Setelah puas melakukan orasi di hadapan perwakilan dari DPRD dan Pemkab Subang, dengan pengawalan ketat aparat kepolisian Polres Subang dan Satpol PP, puluhan mahasiswa tersebut pun langsung membubarkan diri.
(dir/dir)