Jerit Damkar Subang di Tengah Minimnya 'Alat Tempur'

Kisah Sang Penakluk Api

Jerit Damkar Subang di Tengah Minimnya 'Alat Tempur'

Dwiky Maulana Vellayati - detikJabar
Senin, 10 Jul 2023 13:00 WIB
Kondisi Armada Damkar Subang
Kondisi Armada Damkar Subang (Foto: Dwiky Maulana Vellayati/detikJabar)
Subang -

Sarana dan pra sarana yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran (Damkar) Kabupaten Subang, masih terbilang minim. Hal tersebut tentunya menjadi salah satu kendala bagi para petugas Damkar saat menjalankan tugas.

Salah satunya pada peralatan operasional. Mirisnya, saat ini, Damkar Subang tidak memiliki peralatan yang mempuni seperti alat evakuasi. Untuk bisa meminimalisir hal tersebut, petugas pun secara sukarela membuat beberapa alat yang dibuat langsung oleh petugas.

"Untuk kebutuhan peralatan di Damkar Subang memang kita bisa bilang sangat kurang. Contohnya alat tripod apabila ada yang tenggelam di dalam sumur itu kita enggak punya alatnya, yang ada dengan ketekunan tim rescue buat sendiri. Kebanyakan kreasi sendiri petugas aja," ujar petugas Damkar Subang Aep Saepudin saat berbincang bersama detikJabar belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aep mengatakan, saat ini Damkar hanya terdapat tiga Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) diantaranya Subang Kota, Jalancagak, dan Pantura Subang. Dengan demikian, Subang yang memiliki total sebanyak 30 kecamatan tidak dapat dilakukan secara maksimal jika berada di keadaan yang sifatnya darurat.

"Kita cuman punya tiga pos aja, yang pertama di Subang Kota, terus di Jalancagak, sama satu lagi ada di Pantura. Dampaknya ketika kita mengejar WMK kita udah enggak ke kejar gitu. Contohnya masalah lokasi peristiwa yang jauh, kita biar sudah pakai sirine juga tetap menjadi kendala sementara kita kan dituntut untuk bisa cepat sampai lokasi," katanya.

ADVERTISEMENT

Menurut Aep, tidak sedikit petugas Damkar Subang telat datang ke lokasi untuk melakukan pemadaman api. Pasalnya, selain memiliki tiga WMK, kendaraan operasional pun masih sangat minim yang dimiliki oleh Damkar Subang.

"Paling sering kita selalu mendapatkan kendala dengan pengendara lain tentu kita juga harus tetap hati-hati. Semaksimal mungkin kita tetap meminimalisir sebisa kita, ya kadang kalau sudah sampai lokasi kayak kebakaran rumah atau apa yang lokasinya jauh dari pos Damkar kadang kita datang sudah ludes terbakar semuanya," ucapnya.

"Armada juga kalau dibilang tidak cukup ya memang benar tidak cukup atau kurang. Untuk Subang yang punya 30 kecamatan kendaraan Damkar kita cuman punya lima yang aktif. Itu juga kadang enggak berfungsi maksimal, untuk yang di Kantor Damkar bisa dibilang hanya satu aja yang selalu dipakai, sisanya hanya unit pendukung soalnya enggak ada tanki cuman ada alat pompa aja," sambungnya.

"Tolong diperhatikan juga untuk APD-APD tim lapangan yang sangat kurang. Hampir tiga tahun lebih kita enggak ada pengadaan lagi untuk APD. Ini juga tim lapangan buat secara sukarela sendiri. Kita seperti danai sendiri bukan didanai. Terus perahu juga, kita sama sekali tidak punya perahu, ini juga ada satu itu punya Dinsos kita minjem," ungkapnya.

Minta Perhatian Pemerintah

Danton A Damkar Subang, Irfan Syarif mengungkapkan, menjadi petugas pemadam kebakaran pasti memiliki resiko yang besar, terutama nyawa sendiri yang menjadi taruhannya. Maka dari itu, ia menginginkan para petugas 'Sang Penakluk Api' ini dapat diperhatikan lebih oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Subang.

"Kalau saya hanya menambahkan mungkin, kendala kita itu di sarana dan pra sarana, ketika unit tempur kita keluar untuk melakukan evakuasi itu berupa juga dengan resikonya kita sendiri sebagai petugas," ungkap Irfan.

Kesejahteraan lainnya yang harus didapat oleh petugas Damkar, kata Irfan tak lain yakni kesejahteraan bagi petugas Damkar itu sendiri. Namun sayang, kesejahteraan yang diharapkan oleh petugas itu hingga saat ini belum dapat dirasakan.

"Terus untuk ke depan mungkin ada perhatian lebih kepada Pemkab Subang, karena sebagian besar petugas Damkar non PNS hampir 90 persen, kita tahu pekerjaan kami itu berupa resikonya. Kita harapkan ada perhatian lebih kepada Pemkab Subang terkait dengan status kepegawaian, mungkin bisa mensejahterakan kita semua lah," katanya.

Kondisi Armada Damkar SubangKondisi Armada Damkar Subang Foto: Dwiky Maulana Vellayati/detikJabar

Kepada detikJabar, Irfan pun bercerita, bahwa petugas Damkar sempat mendapatkan musibah saat sedang menjalankan tugas, seperti mengalami kecelakaan dengan pengguna kendaraan lain. Beruntung, pada kecelakaan tersebut petugas tidak mendapatkan luka yang serius.

"Kita pernah punya pengalaman saat akan menuju lokasi kebakaran kita dapat musibah kendaraan unit Damkar mengalami kecelakaan, itu kejadiannya tahun lalu. Allhamdulilah anggota tidak ada yang sampai kenapa-kenapa, nah makannya yang saya bilang tadi kita menjalankan tugas berikut juga dengan resikonya," pungkasnya.

Irfan mengungkap, pengajuan untuk menambahkan sarana dan pra sarana serta kesejahteraan petugas Damkar sudah dilakukan berulangkali. Namun, hingga saat ini Pemkab Subang merasa menutup mata dan tidak peduli.

"Kita sudah sering mengajukan kepada Pemkab Subang buat semua kebutuhan tim maupun alat-alat yang dibutuhkan, cuman belum ada respons sampai dengan sekarang," ungkapnya.

"Kalau boleh saya bilang petugas itu hanya mengenal tiga pulang, yang pertama pulang dengan selamat, pulang dengan cidera, dan satu lagi pulang tinggal nama. Makannya kami minta sekali lagi petugas Damkar lebih diperhatikan," sambungnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Pipa Gas Pertamina di Subang Meledak, Langit Memerah-Warga Panik"
[Gambas:Video 20detik]
(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads