Suara 'Telolet' Bus Ganggu Warga Gedebage Bandung

Suara 'Telolet' Bus Ganggu Warga Gedebage Bandung

Wisma Putra - detikJabar
Kamis, 13 Jul 2023 15:30 WIB
Spanduk larangan sopir bus membunyikan klakson telolet di Gedebage
Spanduk larangan sopir bus membunyikan klakson telolet di Gedebage (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Warga Gedebage, Kota Bandung memasang spanduk imbauan agar sopir bus yang membawa penumpang ke Masjid Al-Jabbar tak membunyikan klakson 'telolet basuri'. Pasalnya, warga terganggu bunyi bising dari klakson tersebut.

Pantauan detikJabar, Kamis (13/7/2023) spanduk itu dipasang di pinggir jalan yang masuk ke wilayah RW 01, Kelurahan Rancabolang, Kecamatan Gedebage.

"DILARANG KERAS MEMBUNYIKAN KLAKSON TELOLET DI SEPANJANG JALUR," tulis imbauan di spanduk dengan dibubuhi logo pengeras suara yang dicoret.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim detikJabar mencoba mengunjungi salah satu rumah warga yang ada di dekat spanduk tersebut. Jajang Herman (53) pemilik rumah mengatakan jika spanduk itu dipasang oleh pengurus RW sepekan yang lalu.

Jajang yang juga merupakan Ketua Kepemudaan RW 01 berujar, jika suara telolet yang dikeluarkan dari bus-bus yang melintas itu sangat mengaggu warga sekitar termasuk dirinya, yang memiliki rumah di pinggir jalan.

ADVERTISEMENT

"Seminggu yang lalu (dipasang) Sudah jelas kita terganggu kenyamanan, sedangkan Undang-undang juga mengatur Pasal 1 kita punya kemerdekaan, kemerdekaan kita sudah dibabad oleh sopir-sopir itu," kata Jajang kepada detikJabar.

Menurut Jajang, suara telolet yang dianggap sebagai hiburan dapat mengancam keselamatan anak-anak yang tinggal di sepanjang jalan yang dilintasi bus tersebut.

"Kedua faktor keselamatan ketika anak-anak keluar jalur atau ke tengah jalan, berjoget ria seperti itu dan pada akhirnya ada yang keserempet, justru keserempetnya bukan sama bus tapi sama motor, sangat disayangkan kasihan pengguna motor ketika tidak tahu apa-apa, mending hanya keserempet dan selamat, tapi kalau ketabrak sama motor dan menimbulkan luka atau kecelakaan berat itu sangat disayangkan," ungkapnya.

Spanduk larangan sopir bus membunyikan klakson telolet di GedebageSpanduk larangan sopir bus membunyikan klakson telolet di Gedebage Foto: Wisma Putra/detikJabar

Jajang meminta agar polisi turun tangan, dia menyebut suara telolet itu sangat bising. Menurutnya, tidak ada suara telolet saja sudah bising dengan suara mesin kendaraan apalagi ada suara telolet. Terlebih di rumah Jajang ada anak kecil dan dirinya mengaku terganggu saat beristirahat.

"Untuk suara begitu bising lebih dari knalpot motor yang saat ini diviralkan dan ada Undang-undangnya. Kita berharap ada teguran dari pihak kepolisian, khususnya Lantas tolong untuk telolet, lebih daripada kebisingan knalpot itu bisa ditilang atau ditindaklanjuti. Atau bisa dibuktikan Silakan diam di depan bus, nyalakan dan dengarkan sendiri seperti knalpot bising yang didengar penggunanya," jelas Jajang.

Menurut Jajang suara bising dari telolet itu terdengar setiap hari, khususnya saat bus-bus yang hendak menuju ke Masjid Al-Jabbar melintas.

"Sering, tiap hari, sedangkan pekerjaan saya tidak seperti orang lain, kerja pagi pulang sore, kami kadang-kadang pulang sampai malam atau pagi dan kita istirahat di siang hari, itu sangat menganggu dan saya mengimbau kepada pengguna hus kita harus saling menghormati keadaan di jalan dan mengetahui efek yang dia lakukan terutama untuk anak-anak," terang Jajang.

Jajang juga mengeluhkan soal kemacetan dan meminta solusi kepada Pemprov Jabar agar kenyamanan warga juga tidak terganggu.

"Untuk kemacetan saya minta kepada pemerintah khususnya Gubernur Bapak Ridwan Kamil tolong, karena kemacetan Gedebage Sabtu-Minggu gak ke bayang sampai 2 km macet, adapun tiap hari waktu pagi atau sore, tolonglah fasilitas jalan diperhatikan, itu kita harapkan, tolong semua pihak kita jaga keselamatan, bagaimanapun keselamatan warga lebih penting dan tolong perhatikan jalur di Gedebage," pungkasnya.

(wip/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads