Momen Pilu Riki Selama Jadi Damkar Sumedang: Bertugas Kala Ibunda Wafat

Kisah Sang Penakluk Api

Momen Pilu Riki Selama Jadi Damkar Sumedang: Bertugas Kala Ibunda Wafat

Nur Azis - detikJabar
Selasa, 11 Jul 2023 07:00 WIB
Riki Taufik anggota damkar Sumedang
Riki Taufik anggota damkar Sumedang (Foto: Istimewa)
Sumedang -

Kisah pilu dialami Riki Taufik selama menjadi anggota pemadam kebakaran (damkar) Sumedang. Demi nyawa manusia, dia bertugas kala ibunda meninggal dunia.

Komandan Regu 1 UPTD Damkar Tanjungsari ini mengisahkan cerita pahitnya itu. Momen itulah yang membekas dan tak bisa dilupakan Riki.

"Momen paling sedih selama bertugas bertepatan saat ibu meninggal dunia," ungkap Riki kepada detikJabar belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kala itu bertepatan saat dirinya tengah mengikuti kegiatan upacara HUT Damkar pada tahun 2018.

"Saya saat itu ada yang ngasih tahu ibu mengalami kecelakaan sementara saya saat itu sedang bertugas," terangnya.

ADVERTISEMENT

Perasaan tak karuan pun dialami Riki kala itu. Satu sisi harus menjalankan tugas, namun di sisi lain, ia pun tidak memungkiri akan perasaan was-was terhadap kondisi ibunya.

Meski begitu, Riki berusaha tetap menjaga konsentrasi dalam menjalankan tugasnya itu. Usai upacara selesai, ia pun lalu bergegas mencari kebenaran akan informasi tersebut.

Kabar bahwa ibunya meninggal dunia diketahuinya saat ia membuka pesan dalam ponselnya.

"Pas sudah beres tugas, saya buka pesan dalam ponsel dan di sana dikabarkan bahwa ibu sudah meninggal dunia akibat kecelakaan sepeda motor," kenangnya.

Setelah berkoordinasi dengan rekan-rekannya, ia pun segera pulang ke rumahnya dengan perasaan sedih yang mendalam.

"Momen itu yang paling membekas dalam ingatan saya," ucapnya.

Nyaris Meninggal Dunia

Pengalaman lain yang pernah dialaminya adalah saat ia nyaris meregang nyawa akibat tersengat aliran listrik saat memadamkam kebakaran di sebuah kos-kosan di daerah Cipacing, Kecamatan Jatinangor.

Ia tersengat aliran listrik dari sebuah kabel saat proses pendinginan berlangsung.

"Saya untungnya saat itu masih memakai pakaian APD (Alat Pelindung Diri), sebab entah bagaimana pas proses pendinginan ternyata masih ada aliran listrik dan karena APD saya basah, saya pun tersetrum saat megang salah satu kabel di sana," ujarnya.

Ia tidak mengalami luka yang parah serta masih dapat menguasai tubuhnya dalam insiden itu. Namun nahasnya, rekan disebelahnya mengalami hal yang sama. Bedanya, rekannya itu tersengat aliran listrik saat memegang kabel dengan tangan telanjang hingga kabelnya menempel dan sulit dilepas.

"Teman saya saat itu kebetulan APD-nya telah dilepas dan tangannya nempel ke sebuah kabel yang sama, yang masih dialiri arus listrik hingga kabel nempel dan susah dilepas dari tangannya," tuturnya.

Riki pun seketika langsung berusaha menarik temannya tersebut. Meski keduanya sempat merasakan tegangan listrik namun keduanya pada akhirnya berhasil selamat dalam insiden tersebut.

"Teman saya saat itu mulutnya sudah berbusa, saya pun sempat tersetrum juga pas narik teman saya itu tapi Alhamdulillahnya selamat meski kami berdua sempat ke rumah sakit juga," ucap ayah dua anak ini.

Riki diketahui sudah 13 tahun mengabdi sebagai petugas Damkar di Kabupaten Sumedang. Ia masih berstatus sebagai pegawai honorer.

Selain pengalaman duka, suka pun dirasakan Riki menjadi bagian dari anggota Damkar. Menurutnya, kesan itu didapat kala dirinya bersama rekan-rekannya dapat berhasil menolong warga.

"Sukanya sih dapat membantu masyarakat yang memerlukan bantuan, mau kaya atau miskin, mau kenal atau orang lain asal ada laporan, mau jam berapa pun kita berusaha ikhlas menjalankan tugas ini," ungkapnya.




(dir/dir)


Hide Ads