Markas Damkar Kuningan: Dulu Sarang Hantu, Kini Rumah Impian

Kisah Sang Penakluk Api

Markas Damkar Kuningan: Dulu Sarang Hantu, Kini Rumah Impian

Fathnur Rohman - detikJabar
Sabtu, 08 Jul 2023 10:00 WIB
Damkar Kuningan
Foto: Fathnur Rohman/detikJabar
Kuningan -

Pantang pulang sebelum padam, itulah semboyan yang menyulut semangat pasukan berseragam biru di Kabupaten Kuningan, Jabar. Mereka selalu menjadi garda terdepan kala si jago merah mengamuk. Tapi, tugas pokok kelompok ini tak melulu menjinakkan api. Mengusir tawon, mengevakuasi ular, menangani invasi kera sampai membantu pasangan agar rujuk kembali harus dilakoni.

Ya, semua pekerjaan itu merupakan tanggung jawab petugas Damkar Kabupaten Kuningan. Meski ada laporan yang terkesan receh dan nyeleneh, para pasukan biru tetap menindaklanjutinya.

Saat ratusan aduan warga dikirim, para petugas damkar yang terbagi dalam beberapa divisi siap melayani. Untuk mendukung kinerjanya, segala fasilitas dan sarana penunjang pun telah tersedia. Jadi ketika menginjakan kaki di kantor, semua tenaga mereka disalurkan demi membantu masyarakat.

Berada di bawah naungan UPT Damkar Satpol PP Kabupaten Kuningan, pasukan berseragam biru ini selalu bersiaga di markasnya. Lokasinya berada di Jalan Jendral Sudirman Nomor 45 Awirarangan. Dengan 32 personel, delapan unit kendaraan berbagai tipe, serta alat rescue yang mumpuni, tugas seberat apapun walau nyawa jadi taruhan pasti akan diselesaikan.

Bangunan berukuran sedang dengan warna biru yang menjadi identitas khasnya, merupakan tempat berkumpul personel Damkar Kuningan. Secara tampilan, markas tersebut layak disebut rumah kedua mereka. Di dalamnya tersedia mess untuk beristirahat. Kondisinya cukup nyaman lengkap dengan kasur dan peralatan tidur. Minimal para petugas dapat melepas lelah usai seharian bertugas. Pemandangan inilah yang dilihat detikJabar belum lama ini.

Dalam sehari, setiap regu piket akan berganti. Dering telepon yang selalu berbunyi menjadi suasana lumrah di tempat ini. Ditugaskan untuk menangani apapun, para personelnya selalu siap diterjunkan. Sebab, sokongan fasilitasnya mendukung hal tersebut.

Kantor Angker

Sebelum seperti sekarang, kondisi kantor Damkar Kuningan terbilang memprihatinkan. Bahkan ketika musim hujan tiba, markas penakluk api itu kerap diterjang banjir. Suasananya semakin miris karena untuk perlengkapan elektronik saja tidak ada. Apalagi usia lembaga ini terbilang tua. Berdiri sejak 1984, tentunya peremajaan unit serta perbaikan di sana-sini sangat diperlukan. Mengingat tanggung jawab mereka adalah menyelamatkan.

'Pahit', begitulah celoteh yang dilontarkan Kepala UPT Damkar Satpol PP Kabupaten Kuningan, Mh Khadafi Mufti. Sembari mengingat kondisi terdahulu, dia menyebut banyak cerita pilu, mengharukan, sampai menakutkan yang dirasakan anak buahnya ketika bertugas di kantor ini.

"Saat saya masuk ke damkar tahun 2017, jangankan seperti sekarang. Komputer pun belum ada. Pahitlah. Silakan cek ke anggota. Kesaksian mereka seperti apa," ujar Khadafi kepada detikJabar.

Tapi dari semua kisah itu, pengalaman yang paling sulit dilupakan Khadafi dan personelnya adalah kejadian mistis. Setelah capek bertugas menyelesaikan misi penyelamatan, tak jarang anggotanya menjumpai peristiwa aneh di markas mereka.

Mobil unit dua merek Mercy keluaran 1982, menjadi contoh kecilnya. Khadafi menyaksikan kendaraan tua itu maju beberapa meter ketika sedang terparkir di halaman Damkar Kuningan. Suara sirine yang tiba-tiba menyala, langsung membuat dia terkejut sambil merinding ngeri.

"Ya mungkin dikatakan angker atau tidak, itu tergantung pembawaan kita. Tapi dari yang dirasakan anggota dan saya sendiri pernah mengalami. Tahun 2017, tepatnya lima bulan saat pertama kali masuk. Bulan April, jam 11 siang. Tiba-tiba mobil yang Mercy, weaver itu hidup sendiri. Kita lagi ngeriung di situ. Kita nggak sadar. Mulai kerasa saat lampu tiba-tiba nyala mati. Sirine pun berbunyi. Mobil itu jalan ke depan. Padahal sedang di rem tangan. Kita cek, mobil itu maju ke depan sekitar 4 meter. Padahal kita ganjel juga. Lumayan kaget juga," tutur Khadafi.

Peristiwa yang di luar ini lambat laun menjadi hal biasa bagi personel Damkar Kuningan. Secara tidak langsung, mental mereka terbentuk. Lebih berani dan siap menghadapi kondisi apapun. Sebab, kejadian mistis tersebut sering terluang.

Misalnya, sambung Khadafi, semua kamera CCTV yang terpasang di kantor Damkar Kuningan pernah mati total setelah petugas mengevakuasi korban meninggal dunia yang terjatuh ke dalam sumur. "Setelah mengevakuasi korban yang masuk dalam sumur, kita pulang ke kantor. CCTV pernah ngeblank. Lampu mati semua. Padahal bangunan sekitar lampunya menyala," jelasnya.

Untuk sekarang, semua kejadian aneh ini telah menjadi kisah tersendiri bagi pasukan biru yang bermarkas di Awirarangan. Topik seputar cerita menyeramkan terkadang sering diobrolkan di sela-sela mereka beristirahat usai menunaikan tugas.

Transformasi Damkar Kuningan

Damkar KuninganDamkar Kuningan Foto: Fathnur Rohman/detikJabar

Merujuk pada Permendagri Nomor 114/2018, petugas damkar yang tersebar di kabupaten atau kota harus memikul tanggung jawab lebih selain menjinakkan api. Hal ini pun berlaku juga di Kabupaten Kuningan. Dalam sebulan, ratusan laporan masyarakat yang berkaitan dengan urusan penyelamatan selalu dikirim ke markas Damkar Kuningan.

Melanjutkan pembicaraan, Khadafi menilai tak ada waktu santai bagi anggotanya. Ketika laporan masuk, petugas dari regu piket akan diluncurkan untuk menanganinya. Meski kasusnya hanya sebatas mengevakuasi kucing masuk ke dalam sumur.

How to safety for zero accident adalah prinsip yang terus dipegang Khadafi. Sebagai pemimpin, dia merasa wajib memastikan keamanan dan keselamatan personelnya. Di samping mengenakan seragam harian, ketika bertugas biasanya anak buahnya akan dilengkapi dengan item khusus. Sepatu antislip dan tahan listrik, helm kevlar level tiga yang mampu menahan peluru berkaliber enam milimeter, serta peralatan lainnya disediakan.

Berbagai item khusus ini sengaja diberikan supaya pasukan penjinak api di Kuningan dapat bekerja sebaik mungkin. Sebab, dengan personel yang berjumlah 32 orang termasuk dirinya, Khadafi menyebut masih ke kurangan tenaga. Terlebih dia mengasumsikan satu anggota damkar harus menangani satu kecamatan.

"Jumlah personel kami sampai sekarang berjumlah 32 orang. Harus backup 361 desa, 15 kelurahan, kemudian 32 kecamatan. Dengan luas daratan berpenghuni dan rata-rata kerapatan pemukiman penduduknya ini 1-2 meter, itu luasnya 11.119 km per segi. Berarti asumsinya satu anggota damkar pegang satu kecamatan. Ini menjadi hal yang luar biasa, dan tentunya harus bisa diapresiasi. Karena ini perintah undang-undang," tuturnya.

Karena dedikasi petugas damkar sangat tinggi, Khadafi juga selalu memikirkan kondisi kesehatan personelnya. Seminimal mungkin, dia berusaha agar petugas yang piket tidak kelaparan. Dalam kurun waktu tertentu, ketersediaan logistik selalu dipenuhi.

Sampai-sampai, orang yang datang ke Kantor Damkar Kuningan dapat menemukan sebuah instalasi hidroponik di dapur markas mereka. "Ini instalasi dengan 50 lubang tanam. Yang ditanam biasanya sayur pakcoy. Hidroponik ini adalah kreasi salah satu anggota regu tiga. Saya sendiri selalu memastikan anggar ketika petugas datang di sini, mereka harus kenyang," tambahnya.

Pada intinya, kondisi kantor Damkar Kuningan sekarang jauh lebih baik jika dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Petugas yang bersiaga pun merasa nyaman dan selalu siap untuk ditugaskan.

Salah satunya diungkapkan Dayat Hidayat (48). Petugas yang sudah mengabdi lebih dari 20 tahun ini merasakan betul perubahan di markas Damkar Kuningan. Tak hanya dari segi fasilitas, kesejahteraannya sebagai personel seragam biru cukup terjamin.

"Dulu kondisi kantor ini sangat kurang. Tapi semenjak 2017, perbaikan mulai dilakukan. Kemudian kesiapan alat rescue dan sarana lainnya sangat menunjang," ungkap Dayat.

Meski diawal terasa perih, nasibnya kini setelah menjadi anggota Damkar Kuningan mulai membaik. Selain dirinya, beberapa personel lainnya pun lolos dalam rekrutmen calon pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K).

Harapan kecil yang diutarakan Dayat adalah agar Damkar Kuningan dapat berdiri sebagai lembaga atau instansi mandiri. Pasalnya berbagai sarananya sudah mendukung untuk menuju hal tersebut, meski belum bisa dikatakan sempurna.

"Perubahan sekarang jadi lebih baik. Kita bisa bekerja dengan semangat dan memberikan dedikasi lebih pada tugas kita," pungkasnya.

(sud/sud)


Hide Ads