Air sebagai sumber kelangsungan hidup manusia sangat dibutuhkan keberadaannya. Berbagai cara pun dilakukan untuk mendapatkan sumber air bersih tersebut. Termasuk dengan cara memompa dari dalam tanah.
Penggunaan pompa sudah ada sejak tahun 1980-an. Terlebih untuk masyarakat yang jauh dari sumber ari bersih. Salah satunya di Blok Kertajadi, Desa Santing, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu.
Baca juga: Langkah Ridwan Kamil Atasi Polemik Al-Zaytun |
Sebuah dusun yang letaknya hanya 4 Kilometer dari bibir pantai itu sejak lama mengalami krisis air bersih. Untungnya, warga yang mayoritas merupakan transmigran lokal itu menggantungkan sumber kehidupannya di pompa dragon yang disediakan oleh Pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu ada empat titik pompa dragon mas, letaknya disebar di RT 15 sama RT 16. Tapi sisanya cuma ini," kata sesepuh setempat Taruna (65) sambil menunjukkan pompa dragon, Rabu (21/6/2023).
Menurut Taruna (65), 50-an Kepala Keluarga yang ada saat itu hanya mengandalkan air dari pompa dragon tersebut. Mulai dari kebutuhan MCK hingga sebagai air minum.
Sebab, lanjut Taruna, selain letaknya yang dekat dengan pantai, juga tidak memiliki sumber air seperti embung dan sebagainya.
"Ngangsu (nimba air) tiap hari, kadang mandi minum di situ. Saat itu hanya 52 rumah dan anak-anak nya masih kecil semua. Jadi di sini itu warga campuran (transmigran lokal)," ujarnya.
![]() |
Di kala musim kemarau tiba lanjut Taruna, warga terpaksa harus mengantre panjang. Air yang keluar dari pompa dragon itu tidak lah banyak. Bahkan, warga harus memancingnya terlebih dahulu agar air bisa keluar.
"Kadang harus antre dulu waktu air mulai terbatas. Itu pun harus dipancing biar keluar airnya," ungkapnya.
Dari kondisi itu, sebagian warga yang memiliki penghasilan lebih dari hasil tangkapan ikan dan pertaniannya mulai membuat sumur bor baru. Namun, upaya itu tidak selalu lancar. Sebab tidak sedikit air dari sumur bor tersebut berasa asin sehingga tidak bisa digunakan.
Sementara, untuk warga yang belum mampu membuat sumur bor karena biayanya yang besar terpaksa hanya meminta kepada tetangga lainnya. "Nah mulai saat itu pada bikin sumur bor. Tapi bagi saya yang nggak kuat ya minta aja. Keliling aja cari sumur bor yang tidak rame," ujarnya.
Seiring berjalan waktu, pompa dragon tersebut tak lagi digunakan warga setempat. Hal itu lantaran, air dari dalam tanah tak lagi keluar.
Sehingga, dari total 4 titik pompa dragon yang tersebar hampir semuanya musnah tidak berbekas. "Sudah 20 tahun sumur pompa dragon tidak digunakan awalnya karena tidak keluar air," katanya.
Selain sudah ada sumur bor, sebagian warga pun dapat berlangganan air bersih ke pihak PAM swasta. Belakangan, warga juga bisa memanfaatkan tandon air yang dibuat oleh Polisi beberapa hari lalu.
"Sekarang sih numpang aja ikut bayar air. Sebulan 60 ribu berdua sama istri aja tinggalnya," pungkasnya.
(mso/mso)