Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum lama ini memborong sapi-sapi di Jawa Barat untuk berkurban Hari Raya Idul Adha 29 Juni 2023 nanti. Salah satu sapi yang dibeli memiliki berat sebesar 1 ton 50 kg, namanya Markoci.
Markoci merupakan sapi jenis limosin berumur 3 tahun yang dibeli Jokowi dibeli dari Dwi Sejahtera Perkasa (DSP) Farm, peternakan yang ada di Cilengkrang, Kabupaten Bandung. H-2 Iduladha akan dikirim ke Istana Kepresidenan Bogor.
Pemilik DSP Farm Vandry Dwitama mengaku senang dengan berkah tersebut. Bagaikan kejatuhan durian runtuh, Markoci dibeli oleh Presiden. Soal nominalnya, Vandry merahasiakannya. Yang jelas, hewan-hewan hasil ternaknya harus melalui uji kesehatan yang panjang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulanya ia bekerja sama dengan DKPP Kota Bandung mencari wakil sapi untuk presiden. Dari DKPP Kota Bandung kemudian diajukan ke DKPP Jabar. Setelah itu lanjut ke kementerian.
"Sapi pesanan Pak Jokowi tingginya saja sama dengan saya, 185 cm. Sekarang sedang dikarantina dulu biar steril. Nanti akan kami kirim ke Istana Bogor," kata Vandry saat ditemui di kantor DPP Kota Bandung Senin (19/6/2023).
Saat itu sebetulnya ia menawarkan dua sapinya untuk dibeli presiden. Namun, ternyata hanya satu ekor yang berhasil lolos uji yang sangat ketat.
"Seleksinya pun cukup sulit dan banyak. Mulai dari tes darah, urin, kotoran, sampai air liurnya juga. Saya menawarkan dua sapi, tapi yang lolosnya satu ekor bernama Markoci jenis limousin," tambahnya.
Vandry tak cuma punya satu sapi berukuran besar. Di kantor DKPP, ia juga menunjukkan satu sapi limosin lainnya. Namanya Bunhao.
Berbeda dengan Markoci, Bunhao diternak di peternakannya yang ada di Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung. Sapi berumur tiga tahun itu terlihat sangat besar dan sehat. Beratnya 900kg dan dibanderol seharga Rp80 juta.
"Ini sebetulnya belum ada tiga tahun. Beratnya pun masih bisa terus bertambah. Tinggal sisa satu sapi ini saja yang belum terjual dari peternakan kami," kata Vandry sambil menunjukkan gigi sapinya.
Saat disinggung apakah sudah ada tawaran Pejabat yang ingin membeli sapi Bunhao, Vandry tidak menampik hal ini. Ia menjawab sambil tertawa kecil. "Insyaallah akan dibeli," ucapnya.
Kata dia, salah satu ciri sapi sehat yakni bagian hidungnya terlihat bersih. Tak heran jika sapi-sapinya terlihat gemuk dan sehat, sebab Vandry memang sudah berpengalaman.
Sudah 10 tahun Vandry bergelut di dunia ternak. Ia mulai dengan berternak domba, kemudian merambah ke sapi. Usaha dombanya ia jalani selama 2 tahun, setelah itu baru lanjut ke sapi.
"Sekitar 7 tahun berarti kita sudah beternak sapi. Semuanya mulai dari awal. Dulu sempat kerja di perbankan. Lalu resign, kemudian lanjut usaha peternakan," ceritanya.
Dari bisnis peternakannya yang sudah dikenal berkualitas, pembelinya tak hanya presiden. Aktor Baim Wong pun pernah membeli 9 ekor sapi di peternakannya. Jenisnya sapi limosin dan simental.
Ia menjelaskan, ada perbedaan cara mengurus sapi besar dengan sapi biasa. Bahkan dari kandang pun berbeda. Untuk sapi besar tipe limusin dan simental butuh alas yang baik untuk memperkuat kakinya supaya tidak luka.
"Kita berikan karpet busa atau plastik di bawahnya sebagai pijakannya. Pemberian pakannya pun sehari dua kali di pagi dan sore hari. Gizi dan vitaminnya pun kita berikan tambahan seperti pisang dan singkong. Itu makanan wajib untuk sapi-sapi besar," ujarnya.
Tahun ini, ada 330 ekor sapi yang tersedia di kandang seluas 5.000 meter persegi. Sedangkan domba sebanyak 3.200 ekor yang ditampung di kandang seluas 2,5 ha. Semua ada di peternakan Cibiru.
Bibit sapi ia peroleh dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang memang populasi sapi jenis simental dan limusinnya lebih banyak daripada di Jawa Barat.
Selain sapi besar, Vandry juga menjual sapi parahyangan atau rancah. Lalu, dua jenis domba yakni domba Priangan dan Garut.
"Kisaran harga domba betina mulai dari Rp1,4 juta. Sedangkan domba jantan Rp2,2 juta. Kalau untuk sapi dimulai dari harga Rp18 juta," kata dia.
"Tahun lalu terjual 277 ekor, tahun ini targetnya lebih dari 300 ekor yang terjual," lanjutnya berharap.
(aau/yum)