Perundungan yang dilakukan pelajar SMP kepada pelajar SD di Cicendo, Bandung, jadi sorotan sejak videonya viral di media sosial. Kasus ini bukan yang pertama kali, bullying atau perundungan antar pelajar justru semakin marak terjadi.
Di tengah para siswa SDN 001 Merdeka Bandung, Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna pun turut memberikan sedikit wejangan bagi anak-anak dan para guru.
Ema mengaku prihatin dan menceritakan bahwa saat dirinya masih duduk di bangku sekolah dasar, kasus seperti ini tidak pernah terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentunya kita prihatin dengan kejadian seperti kemarin, karena dulu saya Sekolah Dasar itu nggak ada peristiwa yang namanya perundungan atau pengeroyokan, saya nggak pernah mengalami itu. Tapi kenapa sekarang ini kok muncul kejadian-kejadian yang seharusnya tidak boleh terjadi," kata dia ditemui usai agenda penyerahan simbolis Kartu Identitas Anak, Senin (12/6/2023).
Ema sempat melakukan interaksi pada anak-anak. Ia menanyakan siapa saja yang memiliki gadget, nyaris semua anak mengangkat tangannya. Menurutnya, gadget menjadi salah satu faktor bagaimana anak mampu memperoleh informasi yang belum waktunya.
"Saya tidak menuduh bahwa itu penyebab dari gadget, tidak. Tetapi gadget bisa saja jadi faktor pengaruh, karena meluasnya informasi itu pun kan dari gadget, sampai diviralkan dan lain sebagainya. Apalagi mayoritas di atas 90% tadi semua pegang handphone," ucapnya.
Menurut Ema, para kepala sekolah harus intensif mengawasi dan memberi pengertian baik oleh para pendidik ke anak didiknya selama kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung, termasuk saat jam istirahat.
"Nah ini dalam waktu dekat saya akan kumpulkan para Kepala Sekolah dan saya akan mengundang para pemerhati pendidikan, kemudian juga OPD terkait. Saya mintakan para guru barang waktu 5-10 menit untuk selalu mengingatkan bagaimana kearifan dan bijak kita menggunakan gadget. Kemudian selalu diingatkan supaya mereka itu tidak merugikan bagi temen atau bagi lingkungan," ujarnya
Sama halnya dengan Ema, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Hikmat Ginanjar mengatakan saat ini Disdik telah melakukan pendampingan kepada korban maupun pelaku perundungan. Ia menyebut, Disdik memiliki tim khusus soal ini.
"Tentu saja sangat prihatin kejadian itu harus terjadi. Saat ini kasus sedang ditangani oleh pihak berwenang, kita akan sangat menunggu bagaimana penanganan berikutnya. Saat ini kami ada Tim Roots artinya tim anti perundungan yang terjun langsung ke lapangan dan juga ada tim Pandawa untuk melakukan pendampingan kepada anak-anak," kata Hikmat.
Saat disinggung soal penanganan dari Disdik terkait kasus perundungan yang semakin marak, Hikmat menjelaskan bahwa tim Roots dengan tupoksinya memiliki tugas untuk melakukan sosialisasi dan pendampingan untuk menciptakan sekolah ramah anak.
"Tim Roots siap 1Γ24 jam untuk melakukan pelayanan atau pendampingan setiap ada kejadian. Pemerintah mempunyai program Satgas Anti Perundungan, di tiap sekolah harus ada seperti itu. Karena dalam kurikulum Merdeka Belajar, sekolah harus jadi tempat yang menyenangkan," ucapnya.
"Kemarin kejadiannya ada di luar sekolah, pada dasaranya semua di bidang pendidikan tak hanya jadi tanggung jawab bidang sekolah saja tapi juga masyarakat dan kita semua terlibat dalamnya harus menjadi suri tauladan yang baik kepada anak-anak kita, karena anak-anak ini kalau misalnya tidak melihat contoh yang baik akan menjadi peniru yang handal," tambahnya.
Ia tak bicara banyak soal data kasus perundungan di kota Bandung. Tapi Hikmat mengakui bahwa ada banyak kasus yang terjadi. Menurutnya, hingga kini sosialisasi dan pendekatan dari orang tua masih jadi satu-satunya jalan untuk mencegah kasus itu terjadi lagi.
"Data perundungan di kota bandung data secara khusus tidak signifikan, tapi ada. Perundungan sifatnya bisa psikis bisa fisik dan juga belum media sosial. Angkanya dinamis ya tapi kita berusaha menekan sedemikian rupa supaya tidak terjadi perundungan, mindset-nya sekolah bukan saja tempat belajar tapi juga tempat yang menyenangkan, jadi semua harus anti perundungan," katanya.
"Jadi masih dengan sosialisasi, secara keseluruhan pasti ada saja efeknya. Tapi kembali lagi ketika anak itu di luar sekolah, ada hal-hal yang harus jadi tanggung jawab kita bersama," tambahnya dengan singkat.
(aau/yum)