Sejumlah peristiwa mewarnai pemberitaan di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Selasa (6/6/2023). Mulai dari aksi seorang sekuriti di Karawang yang nekat mencuri kabel dan baut rel listrik Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) hingga momen mencekam wisuda anak TK di Bandung.
Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:
Sekuriti Proyek KCJB Nekat Curi Kabel-Baut Rel Listrik
Kabel dan baut rel listrik Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di wilayah Karawang dicuri. Aksi pencurian itu ternyata dilakukan oleh sekuriti proyek KCJB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakapolres Karawang Kompol Prasetyo Purbo Nurcahyo mengatakan, peristiwa pencurian bermula dari adanya enam laporan. Polisi kemudian menyelidiki dan mengamankan seorang terduga pelaku yang merupakan sekuriti proyek.
"6 orang pelaku kami amankan Kamis tanggal 1 Juni 2023 sekitar pukul 00.30 WIB kemarin, oleh Tim Taktis Sanggabuana Polres Karawang, berawal dari LP pada hari Selasa, tanggal 18 April 2023," ujar Pras di Stasiun KCJB, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, Selasa (6/6/2023).
Aksi itu bermula saat petugas keamanan sedang berpatroli. Dia mendapati kabel tembaga Cetenary Overhead dan baut yang terpasang untuk rel listrik kereta cepat telah hilang.
"Berdasarkan penyelidikan lebih lanjut dan berbekal keterangan saksi-saksi kami mendeteksi ciri-ciri pelaku yang melakukan pencurian, pelaku ternyata warga Ciampel, Kabupaten Karawang yang juga seorang security proyek KCIC di wilayah Parungmulya, Kecamatan Ciampel," kata dia.
Atas pengungkapan kasus pencurian dan pemberatan tersebut, polisi berhasil mengamankan pelaku, yakni KM (27) pelaku sekaligus security proyek KCIC, SF (23) warga Parungmulya, Kecamatan Ciampel, AM (38) warga Parungmulya, Kecamatan Ciampel, DW (46) warga Parungmulya, Kecamatan Ciampel, yang berperan sebagai pencuri kabel dan baut di jalur KCJB.
"Selain 4 pelaku tadi, kami juga mengamankan 2 orang penadah barang curian berupa kabel dan baut di jalur KCJB, yakni MW (46) dan AA (38), keduanya merupakan warga Telukjambe Timur," imbuhnya.
Pras menuturkan, awal mula pencurian saat sekuriti berinisial KM itu mendapat info pemadaman listrik di jalur rel KCJB dari grup WhatsApp sekuriti, serta informasi dari security yang berjaga di DK 50.
"Setelah mendapatkan informasi dan situasi tersebut, pelaku langsung merencanakan pencurian pada tengah malam sekira pukul 23.00 WIB hingga 01.00 WIB sewaktu keadaan sepi dan gelap," ujar dia.
Pelaku lalu mencuri beberapa meter kabel tembaga serta baut. Dalam aksinya, dia hanya berbekal gergaji besi dan kuci pelepas baut.
Selain mengamankan empat orang pelaku pencurian dan dua orang penadah barang curian, polisi juga mengamankan barang bukti berupa dua buah gergaji besi, satu buah gergaji biasa, dan empat buah rompi, satu karung tembaga, dan ratusan baut, serta satu buah kunci, dan kendaraan roda empat untuk mengangkut barang curian.
Atas perbuatannya, pelaku terancam Pasal 363 KUHP dengan ancaman 7 tahun kurungan penjara. Sedangkan untuk penadah barang curian, terancam Pasal 480 KUHP karena telah melakukan pertolongan atau penadah dengan ancaman empat tahun penjara.
"Pasal yang kita sangkakan yaitu pasal 363 pencurian dengan pemberatan dengan hukuman ancaman 7 tahun penjara, dan khususnya untuk para penadah dikenakan pasal 480 dengan ancaman 4 tahun penjara," pungkasnya.
Jatuhnya Korban dalam Kecelakaan di Sukabumi dan Sumedang
Kecelakaan lalu lintas terjadi di Sukabumi dan Sumedang. Akibatnya, ada korban jiwa yang meninggal dalam kecelakaan yang terjadi di 2 wilayah Jawa Barat tersebut.
Korban tewas akibat kecelakaan terjadi di Jalan Nasional Sukabumi-Cianjur, Selasa (6/6/2023). Sebuah Bus Hiba Putra menyerempet premotor hingga membuat seorang pria bernama Nurdin (36) terseret hingga lima meter dan tewas di tempat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa kecelakaan itu tepatnya terjadi di Kampung Cipetir, Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi sekira pukul 07:30 WIB. Motor korban rusak parah dan tubuhnya mengalami luka berat.
Kanit Gakkum Sat Lantas Polres Sukabumi Kota Ipda Jajat Munajat mengatakan, kecelakaan itu bermula saat bus Hiba Putra dengan nomor polisi F 7601 OB melaju dari arah Bandung menuju Sukabumi. Kemudian bus diduga terlalu berada di tengah badan jalan dan menyerempet motor dari arah berlawanan.
"Setibanya di tempat kejadian perkara kendaraan bus tersebut saat menikung melewati marka jalan, kemudian bersamaan dengan itu bergerak sepeda motor Supra Fit nopol F 4743 UK yang dikendarai oleh saudara NH melaju dari arah yang berlawanan yaitu dari Sukaraja menuju Sukalarang," kata Jajat kepada detikJabar di kantornya.
Bus menyerempet motor hingga terjatuh dan terseret hingga lima meter. Jajat mengungkapkan, ada dugaan kelalaian sopir bus dalam peristiwa tersebut.
"Setibanya di TKP berserempetan dengan kendaraan tersebut sehingga kendaraan sepeda motor itu terjatuh, berikut korban juga terseret 4-5 meter ke depan. Kalau kelalaian untuk sementara kita masih dalam penyelidikan, memang dari bus ada kelalaian karena melewati marka jalan jadi masuk ke jalan sebelah kanan kalau dilihat dari arah laju dari bus tersebut," ungkapnya.
Akibat peristiwa tersebut, NH mengalami luka serius dan tewas seketika. Sopir bus berinisial AS (33) pun diamankan Sat Lantas Polres Sukabumi Kota.
"Karena si korban menderita luka-luka yang cukup serius akhirnya meninggal dunia di tempat kejadian. Sudah kita amankan yaitu pengendara bus atas nama AS, kita amankan di Unit Laka Lantas Polres Sukabumi Kota," jelasnya.
Sementara di Sumedang, 2 truk tronton bertabrakan di Jalan Raya Bandung - Cirebon atau tepatnya di depan Pasar Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Selasa (6/6/2023) pagi. Akibat peristiwa itu, salah satu sopir dan kernet dari truk tersebut mengalami luka-luka.
Kecelakaan itu juga membuat kerusakan pada satu unit kendaraan motor jenis Honda Megapro dengan nomor polisi Z-3445-BN yang sedang terparkir di bahu jalan serta sempat menghambat arus lalu lintas di lokasi kejadian.
Truk yang terlibat kecelakaan yakni truk jenis Mitsubishi Fuso dengan nomor polisi D-9291-AB. Truk tersebut dikemudikan oleh Tegar Tri Gunawan, warga Desa Ciparay, Kecamatan Cigolog, Kabupaten Ciamis bersama kernetnya Dede Nasihin, warga Desa Jelegong, Kecamatan Cigolog, Kabupaten Ciamis.
Sementara truk lainnya yakni truk Mitsubishi Fuso dengan nomor polisi S-8421-UZ yang dikemudikan oleh Zainal Arifin.
Kasatlantas Polres Sumedang AKP Yudi Sadikin mengatakan, laka lantas terjadi pada sekitar pukul 06.10 WIB. Kejadian itu bermula ketika truk yang dikemudikan Tegar yang melaju dari arah Cirebon menuju Bandung tiba-tiba memasuki lajur kanan dari arah yang berlawanan.
"Truk Mitsubishi Fuso bernomor polisi D 9291 AB kurang berkonsentrasi dalam mengemudikan kendaraannya sehingga kendaraan mengalami hilang kendali mengarah ke kanan hingga memasuki badan jalan sebelah kanan dilihat dari arah Cirebon menuju," ungkap Yudi kepada detikJabar, Selasa (6/6/2023).
Pada saat bersamaan, sambung Yudi, dari arah berlawanan muncul truk yang dikemudikan oleh Zainal hingga tabrakan pun tak dapat dihindari. "Setelah kedua truk bertabrakan, truk yang dikemudikan oleh Tegar terus menyeruduk hingga menabrak sepeda motor yang sedang terparkir di bahu jalan," tuturnya.
Beruntung truk tersebut tidak menabrak warga yang sedang beraktivitas di area pasar. Dalam kejadian itu, hanya sopir bernama Tegar dan kernetnya Dede yang mengalami luka-luka. Berikut, tiga kendaraan mengalami kerusakan.
Yudi mengatakan, kedua korban luka-luka, saat itu langsung dilarikan ke PuskesmasCimalaka dan arus lalu lintas di lokasi kejadian saat ini sudah kembali normal. "Penanganan lebih lanjut ditangani oleh UnitGakkumSatlantas PolresSumedang," ujarYudi.
Gempa M 5,1 Guncang Sukabumi
Gempa bumi berkekuatan M 5,1 mengguncang wilayah tenggara Kota Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (6/6/2023) sekitar pukul 14.23 WIB. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari akun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa tersebut terjadi pada kedalaman 10 BMKG.
Dalam keterangannya, BMKG menyebutkan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. "Mag:5.1, 06-Jun-23 14:23:04 WIB, Lok:8.05 LS,107.01 BT (126 km Tenggara KOTA-SUKABUMI-JABAR), Kedlmn:10 Km, tdk berpotensi tsunami #BMKG," tulis BMKG dalam akun Twitter @infoBMKG.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Novian Rahmat Taufik mengatakan hingga pukul 14.30 WIB pihaknya belum menerima laporan dampak kejadian gempa bumi. Meski demikian, ia telah menyiapkan petugas untuk menindaklanjuti apabila ada laporan dari masyarakat.
"Untuk sementara kita masih memantau dari aparat wilayah kelurahan masing-masing di 33 kelurahan belum ada laporan dan belum ada dampak apa-apa. Petugas yang memantau normal-normal saja, tapi kita siaga menerima laporan dari masyarakat," kata Novian saat dihubungi detikJabar.
Novian mengatakan, forum koordinasi laporan bencana akan terpusat melalui WhatsApp Group (WAG) aparat kelurahan. Petugas BPBD disiagakan untuk turun ke lapangan. "Kalau kita turunkan petugas (sekarang) belum pasti arahnya, kita menunggu saja karena kita juga punya WAG aparat kelurahan di mana ada kejadian di wilayah kita langsung menuju ke lokasi," ujarnya.
Akibat gempa tersebut, warga Cianjur berhamburan ke luar gedung untuk melarikan diri. Mereka turut merasakan gempa sebesar M 5,1 itu yang pusatnya berada di wilayah tenggara Kota Sukabumi.
Pantauan detikJabar, gempa yang terasa hingga Cianjur itu membuat warga berhamburan keluar gedung. Salah satunya di pengadilan negeri (PN) Cianjur. Tampak pegawai pengadilan dan peserta sidang berlarian ke luar bangunan dan berkumpul di halaman parkir.
"Gempanya kerasa cukup kencang. Jadi semua langsung berlarian selamatkan diri. Khawatir gempanya sama dengan yang terjadi pada November 2022 lalu," ujar Bayu Nurmuslim (29) pengunjung PN Cianjur.
Tidak hanya di wilayah perkotaan, gempa juga dirasakan warga di Cianjur selatan hingga ke pesisir pantai. Deni (30), warga Kecamatan Leles, mengatakan saat gempa terjadi, warga panik menyelamatkan diri. Menurutnya warga terutama yang tinggal di dekat tebing, khawatir gempa menyebabkan longsor.
"Di selatan hujan deras, ditambah tadi gempa. Jadi khawatir ada bencana susulan seperti longsor atau pergerakan tanah. Jadi berhamburan keluar rumah, memastikan daerah sekitar aman," kata dia.
Di sisi lain, Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur Rudi Labis, mengatakan pihaknya masih belum mendapatkan laporan adanya dampak gempa yang berpusat di Sukabumi. "Belum ada laporan kerusakan. Tim BPBD dan relawan tengah mengecek ke setiap wilayah. Kami imbau warga untuk tetap tenang, tidak panik. Segera cari tempat aman apabila terjadi gempa," tuturnya.
Gempa juga dilaporkan terasa hingga ke Pangandaran. Getaran gempa yang cukup kuat membuat sejumlah orang berhamburan ke luar gedung. "Getarannya cukup terasa, tapi, orang-orang di kantor keluar ruangab," kata Kepala BPBD Pangandaran Kustiman kepada detikJabar.
Pantauan detikJabar di kantor Setda Pangandaran, saat gempa terjadi peserta Pengukuhan Eselon II dan Eselon III berhamburan keluar ruangan. "Kerasa getar ruangan seperti goyang-goyang," kata Dedih Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pangandaran.
Viking Melawan Larangan Suporter Tonton Laga Tandang
PT Liga Indonesia Baru (LIB) menerbitkan aturan anyar mengenai larangan suporter tim tamu menyaksikan laga tandang. Suporter pun tak sepakat dengan keputusan PT LIB.
Viking Persib Club menyayangkan kebijakan PT LIB. Viking menyebut larangan suporter tim tamu untuk menyaksikan laga kandang atau away sama halnya mencederai sepak bola.
Larangan tersebut sejatinya menjadi bumerang bagi keamanan. Menurut Ketua Viking Persib Club Tobias Ginanjar, larangan itu bisa menimbulkan potensi kerusuhan.
"Nah, tapi justru menurut saya dengan dilarang seperti itu malah menimbulkan potensi-potensi kerusuhan. Jadi begini maksudnya. Kalau dilarang itu kan, bagaimana cara melarangnya. Karena kan sekarang di setiap stadion hampir semua menggunakan tiket online. Artinya, semua suporter, bukan hanya tuan rumah. Tamu pun bisa membeli," ucap Tobias, Selasa (6/6/2023).
Tobias mengatakan suporter tetap akan berangkat meski dilarang. Bisa jadi, lanjut dia, suporter tamu tak menggunakan atribut demi lepas dari larangan PT LIB. Namun, di sisi lain, hal tersebut juga bisa mengundang bahaya bagi suporter.
"Justru itu kan malah bahaya karena tidak terkoordinir. Takutnya ada apa-apa, takutnya malah tidak diterima oleh tim tuan rumah malah berbahaya," kata Tobias.
"Justru, kalau diizinkan itu jelas. Koordinasi dengan pihak keamanan jelas, (koordinasi) dengan suporter tim tuan rumah jelas. Jadi keberangkatan terkoordinir. Jumlah orangnya, kuota tiketnya dan lainnya," ucap Tobias menambahkan.
Viking juga berencana melayangkan surat keberetan mengenai aturan itu. "Kita protes. Karena kita tidak mau stigmanya selalu suporter, suporter itu dianggap biang rusuh dan lainnya. Seakan-akan kita itu dikasih ya hukuman," ucap Tobias.
Tobias mengatakan harusnya suporter mendapatkan kepercayaan. Sebab, lanjut dia, sepak bola adalah hiburan rakyat. Jika semua hal yang menyangkut suporter dipandang negatif, maka lanjut dia, ke depannya tetap tidak akan berjalan baik.
"Harusnya bagaimana dengan kejadian kemarin-kemarin (kerusuhan dalam sepak bola), justru harusnya evaluasi. Tingkatkan keamanan sehingga tidak terjadi lagi kejadian seperti kemarin-kemarin. Jadi, bukan dengan jalan pintas dengan melarang," ucap Tobias.
"Ini mah kayak cara yang mengambil jalan pintas. Nggak mau capek, nggak mau ribet," katanya menambahkan.
Tobias mengaku belum berkoordinasi dengan suporter lainnya mengenai protes terhadap kebijakan itu. Ia mengatakan seluruh suporter Indonesia sejatinya menolak aturan tersebut.
Sementara itu, Direktur Operasional PT Persib Bandung Bermartabat Iskandar Kunaefi mengaku aturan anyar tersebut telah disepakati 18 klub Liga 1. Kendati demikian, Persib berharap aturan tersebut berlaku sementara.
"Termasuk Persib, kami mengikuti keputusan PT LIB dan PSSI ini. Hanya, kami berharap ini hanya untuk sementara," kata Iskandar.
Sekadar diketahui, PT LIB sebagai operator kompetisi sudah menginformasikan terkait larangan kepada supporter tim tamu untuk hadir di seluruh pertandingan kompetisi Liga 1 musim 2023/2024, dengan pertimbangan faktor keamanan karena bersamaan juga dengan tahun politik 2024 mendatang.
Tiga Anak Terluka Akibat Ledakan Tabung Gas
Wisuda sejumlah anak TK di Sport Jabar, Arcamanik, Kota Bandung berubah menjadi insiden mencekam. Sebuah tabung gas mini yang digunakan seorang pedagang sosis tiba-tiba meledak di sekitar lokasi kejadian.
Informasi yang dihimpun, insiden ini terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu, anak-anak TK yang sedang jajan sosis di luar area gedung yang digunakan sebagai tempat wisuda, terkena ledakan tabung gas mini milik pedagangnya.
Akibat peristiwa itu, 3 anak TK serta 2 tenaga pengajar dilaporkan harus dilarikan ke rumah sakit. Bahkan, ada seorang anak yang dikabarkan mengalami luka bakar cukup parah di bagian leher, dada dan sekitaran punggungnya.
"Semuanya total lima (korban). Tiga anak TK laki-laki semua dan dua guru pendamping," kata salah seorang petugas PMI Kota Bandung, Nia Kurniati saat ditemui di lokasi, Selasa (6/6/2023).
Menurut Nia, anak-anak yang menjadi korban berusia sekitar 6 tahun. Seorang anak yang mengalami luka bakar itu diduga berada di dekat tabung gas saat insiden mencekam itu berlangsung.
Namun demikian, semua korban sudah dilarikan ke RS Santo Yusuf untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Anak yang menjadi korban paling parah dalam insiden ini pun dilaporkan dalam kondisi yang sadar.
"Luka berat hanya satu orang. Posisinya berdekatan kemungkinan dia berhadapan," ungkapnya.
Sementara, dua anak lainnya hanya mengalami luka di bagan rambut dan wajah karena terkena paparan dari panas tabung gas mini yang meledak. Adapun 2 tenaga pengajar mengalami luka bakar pada bagian wajah dan tangan.
"Guru di wajah sama tangan," ujar dia.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Arcamanik Kompol Adi Surjanto membenarkan soal insiden itu. Ia memastikan penjual sosis yang tabung gasnya meledak bersedia bertanggungjawab.
"Pemilik tukang sosis bertanggung jawab," pungkasnya.