Terbukanya Tabir Misteri 2 Pesawat Asing Parkir di Bandara Kertajati

Round-Up

Terbukanya Tabir Misteri 2 Pesawat Asing Parkir di Bandara Kertajati

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 04 Jun 2023 14:00 WIB
Tangkapan citra satelit pesawat asing terparkir di Kertajati
Tangkapan citra satelit pesawat asing terparkir di Kertajati (Foto: Google Maps).
Bandung -

Sebuah cuitan di twitter akun @BabakTaghvaee1 membuat geger jagat maya internasional pada 31 Mei 2023 lalu. Diketahui, pemilik akun adalah seorang jurnalis sekaligus penulis penerbangan militer Iran.

Dalam cuitan itu, dijelaskan bahwa pemilik akun melakukan investigasi dan menyebut pesawat jenis Airbus A340-212 itu adalah bekas Angkatan Udara Perancis. Masih di cuitan yang sama, pemilik akun menulis otoritas Indonesia & Mali terlibat dalam membantu Iran menghindari sanksi Amerika Serikat.

Diketahui, dua pesawat asing itu terparkir di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka. Executive General Manager Bandara Kertajati, Nuril Huda membenarkan kabar tersebut. Menurutnya, dua pesawat tersebut telah terparkir selama 1 tahun di Kertajati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita menerima surat permohonan terbang dan mendarat dari Ground Handling, parkir di KJT (Bandara Kertajati) sekitar 1 tahun," kata Nuril saat dikonfirmasi detikJabar melalui telepon WhatsApp, Kamis (1/6/2023).

Nuril memastikan, dua pesawat A340-212 yang terparkir di Bandara Kertajati itu bukan pesawat militer. Sebab, pesawat tersebut telah dibeli oleh pihak lain untuk dijadikan pesawat kargo.

ADVERTISEMENT

"Itu rencananya buat pesawat kargo. Karena waktu itu masih booming-boomingnya pesawat kargo," ujar dia.

Nuril juga menjelaskan tujuan dua pesawat A340-212 terparkir selama satu tahun di Bandara Kertajati. Ia berujar, pesawat tersebut tengah menunggu proses izin penerbangan kargo dari Kementerian Perhubungan.

"Pesawat A340 itu awalnya mau masuk ke Indonesia sedang menunggu proses AOC, AOC itu aircraft operator. Jadi dia harus mempunyai (izin), ibarat kata STNK Indonesia lah. Legal, cuma kan STNK-nya masih STNK luar, kan dibeli. Ibarat beli barang luar negeri kan masuk tuh, harus diurus semuanya," jelas dia.

"Second (bekas) pesawatnya, kan masih atas nama orang lain. Nah yang punya itu pengen diubah menjadi atas nama sendiri. Nantinya kalau sudah selesai, pastinya dicat dan lain-lain lah, dan itu menunggu. Sambil menunggu proses dari GMF (Garuda Maintenance Facility), itu bengkelnya. Sambil mengurus perubahan AOC tadi, itu kan butuh waktu lama minimal menunggu 6-8 bulan bisa jadi setahun," sambungnya.

Nuril menyampaikan, dua pesawat tersebut kini telah meninggalkan Bandara Kertajati. Namun, Nuril tidak menjelaskan secara rinci waktu pesawat tersebut meninggal Bandara Kertajati.

"Pesawat itu dijual lagi ke luar. Nah kemarin sudah terbang, tanggalnya saya lupa pokoknya sekitar bulan kemarin. Pokoknya belum lama sudah terbang lagi dua pesawat itu. Dan prosesnya sudah diapprove sama CIQ, jadi berarti itu legal. Kalau tidak melalui CIQ ya pasti, semua itu kan butuh FA (Flight Approval), FA itu kan yang mengeluarkan Kementerian Perhubungan. Jadi kalau itu tidak keluar pesawat tidak boleh terbang," ucap dia.

"Jadi perlu diketahui juga semua pesawat udara yang masuk bandara harus mempunyai Flight Approval dari Kementerian Perhubungan. Jadi kalau itu belum bisa tidak ada saya wajib menolak baik datang maupun berangkat," lanjut dia.

Adapun alasan pesawat tersebut memilih meninggalkan Bandara Kertajati, karena tren pesawat kargo mulai ditinggalkan. Sehingga, pesawat tersebut diputuskan untuk dijual oleh pihak pemilik pesawat A340-212.

"Nah seiring berjalannya waktu, makanya tahun 2022 ini sudah dicabut (status) COVID-nya sama pemerintah. Makanya pesawat reguler bisa terbang lagi. Akhirnya kargo-kargo gabung sama pesawat komersial, karena lebih murah biayanya," jelas dia.

"Dulu pesawat kargo merajalela waktu awal mulai COVID, tapi pesawat penumpang turun. Makanya yang beli itu, maksud idenya itu dia mau bikin pesawat kargo. Tapi karena 2022 dicabut, dan akhirnya pesawat yang lama-lama juga banyak yang kolaps juga kan. Karena melihat itu, terus urusan ke Kementerian Perhubungan belum selesai perubahan AOC itu akhirnya pesawat itu dijual lagi ke luar negeri," ujar dia menambahkan.

Soal cuitan @BabakTaghvaee1 yang secara tidak langsung menuding otoritas Indonesia khususnya Bandara Kertajati menjadi tempat penadahan pesawat dibantah keras oleh pihak bandara.

"Enggak ada. Pesawat semuanya pasti kan kalau luar negeri pasti ada izinnya baik keluar maupun masuk," kataNuril.

Spesifikasi Pesawat

Diketahui dua pesawat yang sempat terparkir itu merupakan tipe Airbus A340-212 bekas Angkatan Udara Prancis. pesawat itu memiliki spesifikasi sebagai berikut:

Airbus A340 memiliki ukuran yang besar sebagai pesawat penumpang komersial. Pesawat ini diproduksi Airbus. Desain A340 tak jauh berbeda dengan tipe A330. Bedanya, A340 menggunakan empat mesin.

Pesawat yang diproduksi Airbus ini melakukan penerbangan perdana pada 25 Oktober 1991. Dua tahun lebih setelah penerbangan perdana, pesawat A340 baru diperkenalkan ke publik. Tepatnya pada Maret 1993.

A340 diproduksi dengan tujuan untuk bisa bersaing dengan Boeing 747. Pesawat ini memiliki beberapa varian, yakni A340-200, A340-300, A340-500, dan A340-600.

Masing-masing dari varian pesawat ini memiliki spesifikasi yang berbeda, seperti jarak tempuh, kecepatan hingga kekuatan menampung beban. Misal, A340-200 mampu menempuh jarak sekitar 12.400 kilometer. Sedangkan, A340-600 mampu menempuh sekitar 14.450 kilometer.

Untuk panjang pesawat A340-200 mencapai 59,39 meter. Sedangkan, A340-600 mencapai 75,36 meter. Muatan maksimal A340-200 mencapai 51 ton. Sedangkan, A340-600 mencapai 66 ton.

Pesawat A340 memiliki sistem kontrol penerbangan fly-by-wire digital. Pesawat ini juga memilih menggunakan joystick samping ketimbang kemudi depan.

Posisinya, satu stik di sisi kiri pilot, dan stik lainnya di sisi kanan ko-pilot. Sementara itu, instrumen penerbangannya tak jauh berbeda dengan generasi sebelumnya.

Pesawat A340 juga merupakan pesawat komersial pertama yang memungkinkan penumpangnya menggunakan telepon seluler selama penerbangan. Hingga September 2010, lebih dari 370 unit A340 beroperasi.

Namun, pada 2011 produksi A340 resmi ditutup. A340 tak mampu bersaing dengan Boeing 777. Sebab, biaya operasional untuk A340 yang memiliki empat mesin terbilang mahal.

Halaman 2 dari 2
(sya/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads