Ragam peristiwa terjadi di Jabar hari ini, Rabu (31/5/2023). Dari mulai kasus oknum pengurus yayasan panti asuhan yang cabul, hingga penemuan mayat wanita di Sukabumi.
Berikut rangkuman lima peristiwa yang menggemparkan publik di Jabar hari ini:
Pengurus Panti Cabuli Anak Asuh
Seorang oknum pengurus yayasan panti asuhan di Kabupaten Kuningan berinisial EEF (61), tega mencabuli remaja perempuan di bawah umur. Padahal korban merupakan anak asuh di yayasan tersebut.
Kasus pencabulan tersebut kini ditangani Unit PPA Satreskrim Polres Kuningan. Adapun si pelaku sudah ditahan dan sedang menjalani pemeriksaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolres Kuningan AKBP Willy Andrian menjelaskan, EEF melancarkan aksi bejatnya sebanyak tiga kali sejak September 2022. Mirisnya tindakan tak terpuji itu dilakukan di tempat yayasan yang dikelola pelaku.
Mendapati adanya laporan terkait kasus ini, Willy mengaku pihaknya langsung bergerak cepat dan berhasil menangkap pelaku. EEF pun diamankan untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
"Kami menerima laporan terkait kasus persetubuhan anak di bawah umur. Setelah melakukan penyelidikan, kami menangkap tersangka di salah satu yayasan di Kabupaten Kuningan," kata Willy kepada wartawan, Rabu (31/5/2023).
Ada dugaan pelaku memberi obat penenang agar korban tak sadarkan diri. Kemudian, lanjut Willy, EEF mencabuli korban hingga hamil.
Willy menyebut korban mengalami trauma psikis cukup berat. Sebab, EEF mengancam agar korban tidak memberitahukan perlakukan tak senonoh itu kepada siapa pun.
"Atas keterangan tersangka, persetubuhan dilakukan sebanyak tiga kali. Sampai korban mengalami trauma psikis. Untuk korban satu orang, masih di bawah umur. Pelaku menyetubuhi korban di yayasan tersebut," ujar Willy.
Akibat perbuatannya, EEF bakal dijerat Pasal 81 dan 82 tentang UU Perlindungan Anak, dengan hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Beruk Raksasa di Sukabumi
Seekor beruk dengan postur tubuh besar diketahui sudah tiga hari membuat resah warga di Kampung Nugraha, Desa Buniwangi, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Diketahui beruk itu mondar-mandir di sekitar perkampungan, warga yang khawatir rumahnya dihampiri primata itu ramai-ramai menutup rapat pintu rumah mereka.
"Sudah tiga hari warga ketakutan, mereka menutup pintu rumah mereka sampai dikunci karena khawatir merusak barang-barang di dalam rumah," kata Erwin, salah seorang warga kepada detikJabar, Rabu (31/5/2023).
Kekesalan warga kemudian memuncak, ramai-ramai mereka mencari beruk tersebut. Saat ditemukan, beruk itu pontang-panting melihat kerumunan warga.
"Dia lari ke arah sawah, lalu masuk ke kebun. Hilang lagi jejaknya, jadi memang belum ditemukan lagi sampai sekarang. Tadi dikejar warga ramai-ramai," lanjut Erwin.
"Keberadaannya sudah sejak Senin (29/5/2023), kemungkinan itu beruk peliharaan namun dibuang oleh pemiliknya. Khawatirnya menyerang anak kecil ya, karena ukuran tubuhnya besar," sambung dia.
Diketahui beruk itu sejauh ini memang belum melakukan kontak fisik, warga sendiri memilih menghindar dan masuk rumah ketika berhadapan dengan hewan tersebut. "Pernah masuk rumah hanya merusak barang, lalu pergi," kata Dini warga lainnya.
Warga sempat melaporkan hal itu ke Petugas Pemadam Kebakaran, bersama warga petugas kemudian melakukan pencarian. "Namun hasilnya sia-sia karena beruknya tidak menampakan diri, tadi memang sempat terlihat dikejar ramai-ramai malah lari ke persawahan dan menghilang di kebun warga. Larinya kencang," ungkap Dini.
Diberitakan, seekor beruk tiba-tiba mendatangi rumah warga di Kampung Nugraha, Desa Buniwangi, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Ada tiga video yang direkam warga menunjukan kehadiran primata cerdas itu.
Informasi dihimpun detikJabar, peristiwa kedatangan beruk itu baru pertama kali terjadi. Kawasan permukiman warga memang diketahui dekat dengan kawasan Hutan Cisarakan, yang menjadi habitat kawanan monyet.
"Kalau dilihat jenisnya ini beruk, bukan monyet Cisarakan. Monyet Cisarakan biasanya memang datang tapi kalau nggak ada makanan di hutan," kata Dini (30), warga di sekitar lokasi kemunculan Beruk kepada wartawan, Rabu (31/5/2023).
Makam Bocah SD di Sukabumi Dibongkar
Dokter forensik telah menyelesaikan proses ekshumasi atau pengangkutan jenazah untuk autopsi jasad bocah laki-laki kelas 2 SD inisial MH (9) yang tewas diduga dianiaya. Proses autopsi berjalan kurang lebih selama tiga jam sejak jenazah diangkat ke permukaan tanah.
Ekshumasi dilaksanakan di pemakaman umum wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Bagian tubuh yang diperiksa dari mulai ujung kepala sampai ujung kaki.
Dokter Forensik RSUD R Syamsudin SH Sukabumi Nurul Aida Fathya mengatakan, kondisi jenazah sudah mulai mengalami pembusukan saat dilakukan autopsi. Pihaknya juga mencurigai adanya perbedaan warna pada kulit jenazah.
"Kemudian untuk perlukaan kita harus pastikan lagi perbedaan warna yang temukan. Kita pastikan dulu warna yang berbeda itu bukan karena pembusukan apakah itu memar atau bukan," kata Aida kepada detikJabar di lokasi, Rabu (31/5/2023).
Dia mengatakan, apabila hasil laboratorium menyatakan itu sebagai tanda perlukaan maka dapat dipastikan penyebabnya dari kekerasan benda tumpul.
"Karena apa, kan nggak ada luka terbuka. Kalau nggak ada luka terbuka kemungkinananya antara memar atau luka lecet, itukan pasti akibat kekerasan tumpul. Mau dihantam, bergesek atau apa kita nggak tahu karena itu kan proses," ujarnya.
Lebih lanjut, sedikitnya ada 10 sampel yang diambil termasuk jaringan otak, kulit yang dicurigai terdapat luka lebam hingga otot rahang. Rencananya sampel tersebut akan diperiksa di laboratorium yang ada di Bandung dan hasilnya baru bisa diketahui dalam kurun waktu dua minggu mendatang.
"Sampelnya dari mulai kulit yang kita curigai perlukaan, kemudian organ-organ dalam. Nanti kita konfirmasi (patah tulang rahang dan pecah pembuluh darah di kepala) karena kalau tadi pembuluh darah yang pecah di kepala kita ambil jaringan otaknya, kemudian tadi yang di rahang kita ambil otot rahangnya," jelasnya.
Ditemui di tempat yang sama, Kapolsek Sukaraja Kompol Dedi Suryadi menambahkan, ekshumasi merupakan salah satu langkah untuk mengungkap perkara dugaan penganiayaan yang menewaskan seorang bocah.
"Ini langkah yang berikutnya atas permintaan pihak keluarga, tadinya keluarga menolak untuk dilakukan autopsi dan laporan ternyata sekarang membuat laporan juga serta dilaksanakan sesuai permohonannya untuk autopsi," kata Dedi.
"Selanjutnya nanti menunggu hasil beberapa minggu, nanti dokter forensik yang memberikan hasil lebih jelasnya. Kita masih melengkapi bahan untuk penyelidikan," tutupnya.
Dua Pemotor Tabrakan di Sumedang
Kecelakaan lalu lintas (laka lantas) kembali terjadi di wilayah Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Laka lantas kali ini melibatkan dua pemotor hingga satu di antaranya meninggal dunia.
Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Raya Bandung-Cirebon atau tepatnya di dekat perempatan Pasar Tanjungsari, Dusun Awilega, Desa Jatisari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang pada Rabu (31/5/2023) pagi. Akibat peristiwa itu, satu pemotor meninggal dunia.
Kendaraan motor yang terlibat kecelakaan, yakni motor Yamaha Vega bernomor polisi Z-6409-CQ yang dikendarai oleh Uju (69), warga Dusun Babakan Bandung, Desa Kutamandiri, Kecamatan Tanjungsari.
Sementara motor lainnya, yakni motor Honda Beat bernomor polisi Z-2298-AW yang dikendarai oleh Agus Supendi (50), warga Dusun Mumunggang, Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari.
Kasatlantas Polres Sumedang Yudi Sadikin menyebut, peritiwa laka lantas terjadi pada sekitar pukul 03.45 WIB.
Kecelakaan terjadi saat motor yang dikendarai Uju yang datang datang dari arah Bandung hendak menyebrang saat tiba di lokasi kejadian atau di dekat perempatan pasar.
"Motor yang dikendarai Uju ini datang dari arah Kutamandiri (Kecamatan Tanjungsari) menuju pasar," ungkap Yudi kepada detikJabar, Rabu (31/5/2023).
Namun, sambung Yudi, pada waktu bersamaan datang motor yang dikendarai oleh Agus dari arah berlawanan atau dari arah Cirebon. Hingga, tabrakan antar dua pemotor itu pun tak dapat dihindari.
"Tabrakan pun akhirnya terjadi di lokasi kejadian," ujar Yudi.
Akibat peristiwa itu, Uju yang mengendarai motor Yamaha Vega meninggal dunia. Sementara Agus pengendara motor Honda Beat mengalami luka-luka. Motor keduanya pun mengalami kerusakan.
Peristiwa laka lantas tersebut saat ini ditangani oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Sumedang.
Laka lantas yang melibatkan sepeda motor hingga menewaskan pengendaranya pun terjadi pada Selasa (30/5/2023) kemarin.
Seperti diberitakan sebelumnya, Seorang pelajar tewas usai motor yang dikendarainya terlibat kecelakaan lalu lintas (laka lantas) dengan sebuah truk wingbox di Wilayah Tanjungsari, Sumedang.
Laka lantas tersebut terjadi di Jalan Raya Bandung - Cirebon atau tepatnya di Dusun Lanjung, Desa Tanjungsari, Kecamatan Tanjungsari.
Korban diketahui bernama Syuhada Ahmad Fauzan (19), warga Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor. Korban mengendarai motor Yamaha Mio dengan nomor polisi Z 6981 AAN. Sementara truk wingbox bernomor polisi B 9810 TEU diketahui dikemudikan oleh Diki Rainaldi.
Geger Mayat Wanita di Sukabumi
Jasad Yoyoh, perempuan berusia 65 tahun ditemukan dengan kondisi terlentang di rumpun bambu, Kampung Babakan Panjang, Kelurahan/Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
Kondisi korban yang pucat, membuat warga sempat mengira jasad tersebut sebagai mainan. Jasad pertama kali ditemukan oleh warga yang sedang mengambil air di mata air sekitar lokasi kejadian.
"Sedang bawa ember mau ngambil air pas melihat begitu ada mayat, pulang lagi panggil warga. Posisinya terlentang, posisinya seperti mainan," kata Nanang (58) warga di sekitar lokasi kepada wartawan, Rabu (31/5/2023).
Awalnya warga tidak mengenali jasad tersebut. Namun ketika didekati ternyata korban merupakan warga setempat.
"Ini orang sini asli tadi banyak warga yang mengenali," imbuhnya.
Enjang Sujana, ketua RW setempat membenarkan korban merupakan warganya yang biasa mengambil rumput dan kayu bakar.
"Jenazah ditemukan sekitar pukul 08.00 WIB, langsung dilaporkan ke ketua RT dan informasinya sampai ke saya. Almarhum atas nama Ibu Yoyoh sekitar 65 tahun, saya serahkan ke penyelidikan (polisi), saya belum bisa menyimpulkan apa-apa," kata Enjang.
"Menurut informasi dari warga kesehariannya Ibu Yoyoh ini punya peliharan punya kelinci, dia suka ngambil buat pakannya. Ngambil kayu bakar, suka ngambil rumput juga," sambung dia.
Informasi dihimpun dari RSUD Sekarwangi Cibadak, korban sempat menjalani pemeriksaan luar terhadap tubuh korban. Hasil visum luar tidak ditemukan luka mencurigakan di sekujur tubuh korban.
Pemuda Bandung Buat Logo IKN
Senang, bangga dan bahagia bercampur aduk di benak pria asal Bandung Aulia Akbar. Pria berusia 31 tahun ini sudah mengukir sejarah, dia bersama 9 temannya berhasil memenangkan sayembara pembuatan logo IKN Nusantara dari Presiden Joko Widodo.
Tema pohon hayat yang kini menjadi logo IKN Nusantara, dibuat Aulia dan teman-temannya di studio POT Branding House yang terletak di Jalan Pesantren, Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung.
detikJabar berkesempatan berbincang dengan Aulia di Kampus ITENAS Bandung. Seperti diketahui, Aulia merupakan Alumni DKV ITENAS angkatan tahun 2010. Ditemani sang Rektor Prof Meilinda Nurbanasari, Aulia mengungkapkan kebahagiaannya.
"Kalau ngomongin perasan, surreal banget ya, enggak percaya aja," kata Aulia dengan menunjukan mimik muka senang.
Dia berujar, mengikuti sayembara desain logo ini oleh Asosiasi Desain Grafis Indonesia (ADGI). Pada perjalanannya ada 500 orang atau tim yang ikut sayembara ini. Dari 500 logo yang ditawarkan ratusan peserta tersebut, penyelenggara sayembara memilih 10 logo.
Menurutnya, masuk pada 10 besar sudah senang Aulia dan tim semakin tidak menyangka jika logonya masuk pada 5 besar. Sekedar infomarmasi, saat masuk 5 besar, Presiden Jokowi juga ikut meberikan penilaian.
"Soal mentalitasnya itu dari awal udah pasrah aja dengan ikut kontribusi 10 desain juga, kita di kantor itu senang banget gitu. Apalagi dengan terpilihnya ini, semoga bukan hanya saya doang, karena saya hanya representasi tim aja, karena yang kerja ini ada banyak, ada 10 orang, termasuk teman-teman dari komunitas, gather inside itu banyak banget gitu, yang fokus di literatur dan lain-lain," ungkapnya.
![]() |
Menurut Aulia, sayembara ini baik sekali karena menggunakan standar dari Internasional Council of Design (ICOD). "Jadi semua desain yang enggak kepilih ada haknya dan itu kita senang banget sebagai profesional," ujarnya.
Tak hanya oleh penyelenggara dan Presiden Jokowi. Penilaian lima logo terpilih juga dinilai oleh rakyat Indonesia. "Dari 5 tersebut diinisaiasi Presiden untuk dibuka ke publik, semua bisa lihat dan merasakan," tambahnya.
Makna Pohon Hayat
Maka dari itu, Aulia menyebut, tema pohon hayat yang menjadi logo IKN Nusantara adalah pilihan rakyat Indonesia. Saat disinggung seperti apa penilaiannya, Aulia mengaku bingung, karena 5 besar logo tersebut semuanya terbaik.
"Sebenarnya, kenapa dipilih 5 awalnya, saya juga gak tau tolak ukurnya karena kita gak punya realitas sebagai presiden ya, jadi kita gak tau visual identity dilihat cara pandang presiden itu gimana, jadi selama ini yang bisa dilakukan," ucapnya.
Saat bertemu dengan Presiden Jokowi juga, Aulia tidak banyak melakukan perbincangan. "Karena gak ada perbincangan spesifik kemarin ketemu presiden hanya ketemu mata aja sama salam. Dan yang perlu diingat bahwa logo terpilih ini pilihan rakyat bukan presiden. Makanya usaha ini untuk bareng, seperti itu," pungkasnya.