Kenangan di Tol 'Gope' Jembatan Rajamandala Cianjur

Lorong Waktu

Kenangan di Tol 'Gope' Jembatan Rajamandala Cianjur

Ikbal Selamet - detikJabar
Senin, 29 Mei 2023 13:00 WIB
Jembatan Rajamandala, tol terpendek di Indonesia
Jembatan Rajamandala tol terpendek di Indonesia (Foto: Ikbal Selamet/detikJabar).
Cianjur -

Tol 'gope' atau tol Rp 500, begitulah orang-orang mengenal Jembatan Rajamandala. Sebab sejak tahun 1979 hingga 2003, jembatan yang menghubungkan Cianjur dan Bandung Barat itu merupakan jalan tol.

Kenangan lucu hingga menegangkan pun kembali teringat kala mereka yang pernah mengalami masa ketika jembatan sepanjang 200 meter di atas Sungai Citarum itu masih menjadi jalan tol.

Ade Samsudin (64), warga Desa Mandalawangi, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, misalnya. Tidak hanya mengalami saat pemberlakuan tarif, tetapi dia juga menyaksikan langsung ketika jembatan tersebut pertama kali dibangun pada 1972.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dibangun pada 1972 dan selesai pada 1978. Saya waktu itu usia belasan tahun, jadi ingat saat pertama kali pembangunan sampai akhirnya jadi tol," ungkap dia saat ditemui di kawasan Cipatat, Sabtu (28/5/2023).

Menurut dia, ada delapan pintu tol yang berlokasi di kawasan Rajamandala. Enam di antaranya untuk mobil dan dua pintu tol untuk sepeda motor.

ADVERTISEMENT

Tarif tol yang panjangnya hanya 2 kilometer itu awalnya Rp 50 untuk sepeda motor dan Rp 100 untuk mobil. Kemudian pada tahun 1990-an, tarifnya naik menjadi Rp 100 untuk motor dan Rp 500 untuk mobil.

"Baru ramai dilaluinya saat tarif sudah naik. Makanya banyak yang tahunya tol Gope atau tol Rp 500 karena tarifnya hanya Rp 500 sekali lewat," ucap dia.

Ade mengatakan banyak kisah yang unik ketika tol masih diberlakukan. Diantaranya kucing-kucingan antara petugas dan pengendara sepeda motor.

Menurutnya tidak sedikit pengendara yang nyelonong saat memasuki tol terpendek itu tanpa membayar di pintu tol.

Akibatnya pemotor tersebut diberhentikan petugas pos jaga yang berlokasi sekitar 100 meter dari pintu tol.

"Suka ada saja yang nyelonong tidak bayar. Penyebabnya karena tidak tahu harus bayar dan yang memang sengaja tidak mau bayar. Kebanyakan pengendara sepeda motor," kata dia.

"Biasanya kalau ada yang tidak bayar langsung dibunyikan sirine dari pintu tol. Nanti ada petugas di dekat jembatan yang memberhentikan kemudian menagih biaya tol. Tidak jarang ada yang sampai ribut karena tidak mau bayar," tambahnya.

Namun keberadaan tol Jembatan Rajamandala itu berakhir seiring munculnya Keppres Nomor 37 Tahun 2003 yang memutuskan jalur tersebut dipakai umum dan tidak berbayar.

"Setopnya jalan tol sekitar tahun 2003. Saya ikut membongkar pintu tolnya. Setelah itu jadi jalan umum. Jadi jalan utama menggantikan jembatan Citarum lama," kata dia.

Ahmad Fikri (45), mengaku hanya beberapa tahun merasakan jalan tol jembatan Rajamandala. Warga Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur ini kerap melalui jalan tol tersebut ketika berangkat kuliah di Bandung.

"Kalau kuliah diantar ke Bandung pasti lewat jalan tol Gope. Karena kalau lewat jembatan (Citarum) lama memutar jauh. Jadi mending bayar Rp 100 untuk motor, daripada memutar," kata dia.

Senada, Bupati Cianjur Herman Suherman juga sempat mengalami masa ketika Jembatan Rajamandala merupakan jalan tol.

Orang nomor satu di Kabupaten Cianjur itupun mengenang masa kuliah, pada tahun 1990-an, dimana dirinya mengendarai sepeda motor dan mobil tuanya melalui jalan tol tersebut.

"Jadi ingat motor dan mobil tua saya kalau bahas tol jembatan Rajamandala. Karena saya bolak-balik Bandung dan Cianjur naik motor tua untuk kuliah. Dan pasti lewat tol tersebut," kata dia.

Menurutnya mesti dikenakan tarif walau jaraknya pendek, tetapi tol tersebut banyak dilalui pengendara.

Bahkan banyak juga orang asing yang sengaja berhenti di kawasan Jembatan Citarum. Biasanya mereka berhenti dan turun untuk melihat kontruksi jembatan.

"Banyaknya yang turun di dekat jembatan itu melihat kemegahan kontruksi bangunannya. Karena akan untuk saat itu Jembatan Citarum merupakan yang terpanjang. Kalau sekarang kan sudah ada Suramadu dan jembatan lainnya. Jadi memang ikonik sekali jembatan tersebut dengan tol gopenya," pungkasnya.

(mso/mso)


Hide Ads