Analisis big data saat ini punya pengaruh dalam sistem demokrasi dan perpolitikan. Analisis ini juga punya peranan dalam menentukan arah masa depan bangsa.
Hal itulah yang diungkapkan Gumilar Satriawan, seorang pemerhati Big Data Analytic. Dia menangkap banyak pengaruh dari big data yang selaras dengan kehidupan sosial masyarakat Indonesia sehari-hari.
Salah satunya melalui media sosial (medsos). Analisis big data, kata dia, bisa dengan cepat melakukan pemetaan informasi, netizen profiling hingga memonitor sebaran analisis yang bersumber dari media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Big data juga bisa mempelajari perilaku dan kejadian masa lalu untuk menentukan langkah strategis di masa depan," ujar Gumilar saat berbincang dengan detikJabar, Minggu (21/5/2023).
Di dunia politik, dia mencontohkan pemilu Amerika Serikat yang memenangkan Donald Trump menjadi Presiden. Menurutnya, kemenangan Trump itu tak lepas dari penggunaan analisa data.
Dia menambahkan big data juga bisa menjadi alternatif alat bantu bagi pasangan calon yang akan maju di Pilpres maupun Pilkada 2024 mendatang.
![]() |
"Konsultan politik tersebut menargetkan kampanyenya berdasarkan pada profiling netizen yang diperoleh dari bigdata sehingga hasil desain pesan kampanye disampaikan pada sasaran yang tepat secara demografi, profesi dan kebiasaan," tutur dia.
Penggunaan analisa data medsos untuk politik juga didasari dengan perilaku masyarakat Indonesia saat ini. Masyarakat kini lebih banyak menyatakan pendapat atau kritik lewat medsos.
"Big data melakukan pemetaan isu di daerah, di mana hasilnya akan diambil sebagai bahan kampanye dalam memberikan solusi-solusi terbaik bagi warga bahkan ada yang menjadi sebagai janji kampanye ketika tidak mampu diselesaikan pada saat itu," ujarnya.
"Hal lain yang bisa dilakukan oleh big data analytic adalah untuk memprediksi hasil pemilu. Hasilnya bisa lebih cepat didapat," kata dia menambahkan.
Pengaruhi Kebijakan
Gumilar mengatakan analisis big data juga bisa mempengaruhi kebijakan pemerintah baik di pusat maupun daerah. Menurutnya, analisis big data menganalisa keluhan-keluhan yang disampaikan masyarakat melalui medsos yang nantinya akan ditampung dan menjadi arah kebijakan pemerintah ke depannya.
"Masyarakat pada umumnya mudah lebih cepat berkeluh kesah di media sosial dari pada melaporkan kepada saluran resmi pemerintah. Ribuan data postingan dan komentar yang diambil dari media sosial bisa diproses oleh big data untuk di translate menjadi sebuah sentimen yaitu apakah positif, negatif terhadap isu tersebut," tuturnya.
(dir/dir)