Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti sudah overload. Di sisi lain, TPA Legok Nangka belum juga beroperasi. Lantas kapan TPA Legok Nangka beroperasi?
Kepala UPTD PSTR DLHK Provinsi Jawa Barat Arief Perdana mengatakan proses pengoperasian TPA Legok Nangka masih jauh, hingga kini masih dalam proses lelang. Padahal, harapan awal TPA Legok Nangka dapat beroperasi pada tahun 2018.
Pemprov Jabar memberikan waktu dua tahun untuk konstruksi perusahaan Jepang yang bakal menang lelang. Artinya, Legok Nangka baru bisa beroperasi paling cepat 2025 atau paling lambat 2026.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masih dalam proses lelang dua konsorsium dari jepang. Semoga Juli ada pemenangnya, Agustus peletakan batu pertama, tapi beroperasi akhir 2025 atau 2026. Kita akan terus mengoperasikan Sarimukti dulu karena proses persiapannya memang sangat panjang, sempat aturan berubah lalu harus mengkaji lagi. Maka ini sedang dalam proses lelang, dicari mana yang memang punya teknologi," kata Arief saat ditemui di Taman Dewi Sartika Kamis (11/5/2023).
Ia menghimbau agar semua pihak mau bersabar soal aktivasi TPA Legok Nangka. Sebab Pemprov Jabar sedang mendesain agar TPA ini punya teknologi yang mumpuni untuk bukan sekedar tempat pembuangan namun jadi tempat pengolahan sampah akhir.
"Kalau cuma pembuangan, Legok Nangka bisa-bisa nanti dua tahun penuh lagi, jadi yang ditimbun sisanya aja. Nah ini kan perlu persiapan cukup panjang. Kita tidak ingin Legoknangka itu seperti di Sarimukti," ujarnya.
Arief mengatakan, teknologi pengolah sampah di Legok Nangka tersebut nantinya harus bisa mengolah sampah 2.000 ton per hari. Selain itu harus mampu mengurangi sampah minimal 85 persen, maksimal 90 persen.
"Harus memenuhi standar lingkungan juga. Sebab biaya anggarannya cukup besar untuk TPA Legok Nangka ini, jumlahnya Rp4 triliun," tuturnya.
"Kita upayakan membuka zona satu yang dulu ditutup. Minggu ini jalannya diselesaikan, sehingga minggu depan Kota Bandung punya dua zona lagi untuk digunakan. Mudah-mudahan bisa membantu mengurai antrean di Sarimukti," kata Arief menambahkan.
Di sisi lain, TPA Sarimukti yang berada di Kabupaten Bandung Barat pun harus tetap berjalan. Meskipun kondisinya saat ini hanya menggunakan satu zona dengan pengiriman satu ritase per hari. Padahal sebelumnya bisa mencapai 2-3 rit. Hal ini jadi salah satu faktor dari sekian banyak permasalahan macetnya setoran sampah ke TPA Sarimukti.
Arief mengaku ada beberapa PR di Sarimukti yang harus diselesaikan. Minggu ini, ia punya target untuk membuka satu zona lagi dan memperbaiki akses jalan agar bisa digunakan truk menyetorkan sampah.
"Kita upayakan membuka zona satu yang dulu ditutup. Minggu ini jalannya diselesaikan, sehingga minggu depan Kota Bandung punya dua zona lagi untuk digunakan. Mudah-mudahan bisa membantu mengurai antrean di Sarimukti," ujar Arief.
Pembukaan jalur tambahan ini baru langkah pertama. Tahun ini, pihaknya tengah mempersiapkan perluasan lahan sebesar enam hektar untuk TPA Sarimukti.
"Alhamdulillah masih ada sedikit lahan meski jalannya kecil, kami sudah mendapat izin perluasan untuk digunakan. Tinggal dibangun untuk menambah luas di Sarimukti dan menjadi solusi juga. Tinggal biaya kontruksinya sebesar 38 Miliar. Tapi kalau untuk cakupan sampah tetap ya (tidak bertambah)," kata dia.
(aau/dir)











































