Pilu Pedagang Ubi Cilembu: Dulu Rp 2 Juta Sehari, Kini Rp 18 Ribu

Sumedang

Pilu Pedagang Ubi Cilembu: Dulu Rp 2 Juta Sehari, Kini Rp 18 Ribu

Nur Azis - detikJabar
Sabtu, 22 Apr 2023 20:18 WIB
Pedagang ubi Cilembu di kawasan Cadas Pangeran, Kabupaten Sumedang, sedang menata barang dagangannya.
Pedagang ubi Cilembu di kawasan Cadas Pangeran, Kabupaten Sumedang, sedang menata barang dagangannya. (Foto: Nur Azis/detikJabar)
Sumedang -

Suasana Lebaran menjadi salah satu momen bagi para pedagang ubi Cilembu di Kawasan Cadas Pangeran, Kabupaten Sumedang atau Jalan Raya Bandung - Cirebon. Namun pada momen Lebaran kali ini, omzet mereka merosot drastis.

Seperti yang dialami oleh Apan (30), salah satu pedagang Ubi Cilembu.

"Wah sekarang mah sepi tidak seperti pada momen-momen Lebaran sebelumnya," ungkap Apan kepada detikJabar di lokasi, Sabtu (22/4/2022) sore.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengaku, omzet jualan ubi Cilembu merosot tajam jika dibandingkan pada momen lebaran sebelum-sebelumnya.

"Kalau pas hari H Lebaran gini itu, biasanya paling kecil dapatlah antara kisaran 1,5 juta (rupiah) sampai 2 juta tapi sekarang mah sudah sore gini baru ngalarisan satu kilo atau dihargai 18 ribu (rupiah)," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Pada momen mudik Lebaran, Apan biasanya menyetok ubi Cilembu hingga dua ton banyaknya. Namun dengan melihat kondisi saat ini, ia pun tidak mau mengambil risiko banyaknya barang yang tidak laku.

"Sekarang mah paling berani juga satu kuintal sampai dua kuintal tidak berani sampai satu ton. Segitu pun ini masih sisa belum laku semuanya," katanya sambil menambahkan untuk harga satu kilogram ubi Cilembu dihargainya Rp18.000.

Pada momen mudik sebelum-sebelumnya, saking banyaknya pembeli dan stok ubi, ia bahkan sampai berani mempekerjakan orang untuk membantunya.

"Kalau sekarang mah boro-boro buat mempekerjakan orang lain, buat sendiri juga masih kurang," ujar ayah satu orang anak ini.

Menurutnya, minimnya pembeli lantaran imbas dari adanya Tol Cisumdawu yang membuat arus lalu lintas di kawasan Cadas Pangeran menjadi sepi.

"Sejak adanya Tol Cisumdawu sih jualan ubi Cilembu jadi menurun. Kondisi itu bisa dilihat juga dari oleh-oleh tape Bandung yang masih begelantungan hingga sore begini padahal biasanya sudah pada habis," paparnya.

Ia pun berharap adanya kebijakan dari pihak terkait akibat dampak dari keberadaan Tol Cisumdawu, salah satunya turunnya omzet yang dirasakan oleh para penjual ubi Cilembu di kawasan Cadas Pangeran.

"Kami sih berharap ada kebijakan dari pihak terkait bagi para penjual ubi Cilembu dari dampak adanya Tol Cosumdawu," ucapnya.

"Sebelumnya sudah ada pendataan oleh salah satu dinas dari Pemkab Sumedang tapi belum ada kelanjutannya lagi," terangnya menambahkan.

Hal senada diungkapkan pedagang lainnya, yakni Kamti (48).

"Biasanya kalau momen Lebaran kaya gini itu 1,5 juta rupiah mah dapat tapi kalau sekarang mah baru dapat 300 ribu rupiah," terangnya.

Menurutnya, keberadaan Tol Cisumdawu telah mempengaruhi terhadap kondisi arus lalu lintas di kawasan Cadas Pangeran. Hal itu turut berimbas pula pada minimnya pembeli.

"Meski pun tarif tol telah dinaikkan dari harga awal, namun tetap saja jalur Cadas Pangeran mah sepi, tidak berpengaruh. Bahkan sekarang mah orang Sumedangnya juga banyak yang lebih memilih lewat tol ketimbang ke jalur Cadas Pangeran," paparnya.

"Hal itu sudah barang tentu berpengaruh terhadap berkurangnya pembeli," ujarnya menambahkan.

Ia pun berharap sama agar ada kebijakan dari pihak terkait yang dapat membantu para pedagang ubi Cilembu di kawasan Cadas Pangeran.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads