Kebahagiaan dirasakan para penyintas gempa Cianjur di momen Idul Fitri 2023. Meski duka akibat gempa berkekuatan magnitudo 5,6 pada November 2022 lalu yang menyebabkan rumah rusak hingga korban jiwa masih menyelimuti.
Ceng Haris (38), warga Kampung Kawunggading Desa Cibulakan Kecamatan Cugenang, mengatakan hari lebaran Idul Fitri merupakan hari kemenangan bagi umat Islam, sehingga sudah seharusnya disambut dengan hati bahagia.
"Tentu hari ini jadi hari yang membahagiakan, hari kemenangan dan penuh berkah setelah sebulan berpuasa menahan hawa nafsu," kata dia, Sabtu (22/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun di balik kebahagiaan yang dia rasakan, duka mendalam masih menyelimuti. Apalagi gempa bumi tidak hanya menyebabkan rumahnya ambruk rata dengan tanah tetapi juga merenggut nyawa dua anaknya.
"Gempa November tahun lalu membuat anak saya yang kedua dan yang bungsu meninggal. Meski sudah beberapa bulan, sedihnya masih terasa," kata dia.
Bahkan, lanjut dia, ketika melantunkan takbir di malam lebaran, Cep Haris tak kuasa menahan tangis teringan kedua anaknya. Apalagi di momen lebaran tahun lalu, dua anaknya masih ikut ke masjid untuk sama-sama menggemakan takbir.
Terbayang juga momen ketika seluruh anggota keluarganya berkumpul seraya bercanda di lebaran Idul Fitri tahun lalu.
"Malam tadi saya menangis sambil takbiran. Karena ingat anak saya yang suka ikut ke masjid menemani saya takbiran. Ingat juga tahun lalu berkumpul bersama mereka. Tapi tuhan berkehendak lain, lebaran sekarang kedua anak saya sudah tidak ada. Yang ada tinggal anak sulung," ucapnya seraya meneteskan air mata.
Tetapi Haris mengaku tak ingin larut dalam kesedihan, dia ingin segera bangkit dari keterpurukan pasca gempa.
"Insyaallah akan berusaha tegar, dan bakti lagi. Tapi berharap juga peran dari pemerintah untuk bisa segera menyelesaikan perbaikan rumah korban terdampak. Jadi keluarga saya yang masih selamat bisa kembali tinggal nyaman di rumah," kata dia.
Senada, Nur (40) warga Desa Benjot mengaku lebaran tahun ini menjadi lebaran yang membahagiakan sekaligus memilukan. Sebab dampak gempa masih terasa, dimana penyintas masih tinggal di tenda dan hunian sementara.
Bahkan menurutnya pakaian baru pun tak lagi penting, sebab bisa berlebaran berkumpul dengan keluarga sudah jadi hal paling berharga.
"Sudah bisa berkumpul, makan bersama dengan ketupat dan lauk seadanya juga jadi kebahagiaan. Meskipun sedih karena berkumpulnya bukan di rumah tetapi ditenda. Meski begitu harus tetap disyukuri," kata dia.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Cianjur menginstruksikan para pejabat dan ASN untuk berlebaran dengan para penyintas. Hal itu dilakukan agar pemerintah hadir dan berbagi kebahagiaan di momen Idul Fitri.
Salah satunya di Desa Benjot Kecamatan Cugenang, salah satu dinas melaksanakan salat Id hingga makan ketupat bersama dengan penyintas.
"Hari ini sesuai dengan instruksi pak bupati, kita berbagi kebahagiaan denganpenyintas. Dari salat id berjamaah hingga makan bersama. Berkumpul untuk saling menguatkan, supayaCianjur secepatnya bangkit," ungkap Kepala DinasPUPREriRihardiar.
Doa Penyintas Gempa untuk Cianjur
Penyintas gempa di Kabupaten Cianjur berharap bencana gempa bumi yang terjadi pada November 2022 lalu menjadi yang terakhir dan tak terjadi lagi apalagi hingga mengakibatkan korban.
Uus, Ketua RT 01 Desa Cibulakan mengatakan gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo memberikan luka mendalam dan cukup panjang bagi warga, sehingga di momen Idul Fitri ini dirinya berharap Cianjur dilindungi serta terhindar dari berbagai bahaya dan bencana.
"Di momen luar biasa ini, hari kemenangan ini semoga Cianjur dilindungi dari bencana apapun. Jangan ada lagi kejadian bencana serupa," kata dia.
Senada, Haris warga Kampung Garogol Desa Cibulakan, berharap gempa bumi yang terjadi tahun lalu menjadi yang terakhir di Cianjur.
"Semoga tidak ada lagi bencana yang melanda Cianjur. Sudah cukup kemarin bencana yang menyebabkan banyak rumah rusak dan korban jiwa. Insyaallah semua kuat dan bisa bangkit secepatnya," pungkasnya.