Melihat Cara Warga Cianjur dan Majalengka Sambut Lebaran

Melihat Cara Warga Cianjur dan Majalengka Sambut Lebaran

Erick Disy Darmawan, Ikbal Selamet - detikJabar
Sabtu, 22 Apr 2023 04:37 WIB
Bedil Kawung atau lodong raksasa tradisi warga Cianjur sambut lebaran
Bedil Kawung atau lodong 'raksasa' tradisi warga Cianjur sambut lebaran (Foto: Ikbal Selamet/detikJabar)
Cianjur -

Beragam cara dilakukan masyarakat Jawa Barat dalam menyambut Lebaran. Mulai dari tradisi hingga cara unik warga mengumandangkan gema takbir menyambut Lebaran.

Lodong Raksasa di Cianjur

Masyarakat di Desa Cikondang, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur memiliki tradisi unik menyambut lebaran Idul Fitri. Jika kebanyakan warga menyalakan kembang api, masyarakat di Desa Cikondang menyalakan lodong atau meriam raksasa di malam lebaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meriam dengan panjang mulai dari 5 meter hingga 6 meter dan berdiameter 50 centimeter itu disebut bedil atau lodong Kawung.

Tetapi bedanya, jika lodong biasanya dibuat dari batang bambu dengan ukuran tidak besar, Bedil Kawung ini dibuat dari pohon kawung atau aren sehingga ukurannya sangat besar.

ADVERTISEMENT

Untuk membuatnya warga membutuhkan waktu sekitar 2 hari, mulai dari membelah pohon untuk dibuang bagian tengah pohonnya hingga menghasilkan lubang meriam hingga membuat ikatan agar bagian pohon yang terbelah kembali terikat kuat dan berbentuk meriam.

"Biasanya membuat bedil Kawung ini butuh waktu dua hari. Itu juga dikerjakan ramai-ramai, supaya cepat selesai," ujar Asep, warga Kampung Pasirrais Desa Cikondang, Sabtu (22/4/2023).

Menurutnya setelah siap, bedil Kawung itu pun kemudian diangkut ke lahan perkebunan dengan posisi bagian moncong meriam yang lebih tinggi dibandingkan bagian belakangnya.

Setelahnya, meriam tersebut diisi dengan air dan batu karbit sebagai bahan peledak. Namun ledakan tersebut sebatas menghasilkan suara.

"Bahan peledaknya pakai karbit, sama dengan bedil lodong bambu," kata dia.

Lantaran ukurannya yang besar, 1 kilogram karbit hanya cukup untuk enam kali ledakan. Suara yang dihasilkan tentunya sangat keras, bahkan bisa membuat kaca rumah bergetar.

"Memang sebatas menghasilkan suara ledakan, tapi bisa menggetarkan kaca. Makanya biasa menyalakannya di kebun di tengah sawah atau kebun yang jauh dari pemukiman," kata dia.

Menurutnya butuh keberanian untuk menyalakan lodong tersebut, sebab suaranya yang keras membuat siapapun yang berada di dekatnya akan kaget.

"Makanya yang nyalakan biasanya orang dewasa," kata dia.

Menurutnya budaya menyalakan bedil Kawung tersebut sudah tradisi turun-temurun. "Dari dulu juga sudah ada tradisi ini. Makanya tetap dilestarikan menyambut dan memeriahkan hari kemenangan yakni lebaran Idul Fitri," pungkasnya.

Takbiran Pakai Traktor

Sementara itu di Majalengka, sekelompok petani yang tergabung dalam Komunitas Traktor Mania merayakan malam Idul Fitri dengan cara anti mainstream. Mereka keliling Kota Majalengka sambil menggunakan kendaraan traktor.

Tak hanya itu, dalam iring-iringannya juga mereka terpantau menggemakan takbir sepanjang jalan. Salah seorang anggota Komunitas Traktor Mania Majalengka, Regi mengatakan, aktivitas takbir keliling menggunakan traktor itu baru pertama kali dilakukan di momen Lebaran tahun ini.

"Kami keliling Majalengka menggunakan traktor. Kami keliling sekitaran Majalengka, Kadipaten, terus ke sini (alun-alun Majalengka), terus ke Jatiwangi nantinya. Iya keliling sambil takbiran," kata Regi saat diwawancarai detikJabar.

Warga Majalengka pakai traktor saat malam takbiran sambut LebaranWarga Majalengka pakai traktor saat malam takbiran sambut Lebaran Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar

Konsep takbir keliling menggunakan traktor ini, kata Regi, terinspirasi dari sejumlah sosial media. Mereka mengekpresikan aktivitas tersebut melalui momen malam Idul Fitri ini, sebagai ajang pembuktian bahwa generasi petani di Majalengka belum punah.

"Ya betul ini gabungan dari kelompok petani generasi anak muda. Jadi kesannya kami menunjukkan bahwa kami itu, generasi petani itu ada," ujar dia.

Regi menyampaikan, sebanyak 8 traktor mereka kerahkan untuk memeriahkan malam takbir. Pantauan detikJabar di lokasi, mereka konvoi menggunakan traktor lengkap dengan satu sound sistem yang telah dipasang di bagian belakang kendaraan khusus membajak sawah itu.

"Yang ikut 8 unit traktor. Yang ikut ada dari (Kabupaten) Sumedang, Kadipaten, Kasokandel, Sukahaji, Cibentar, Sukaraja. Alhamdulillah ini gensetnya juga hasil patungan kami dalam rangka merayakan malam takbir," ucap dia.




(dir/dir)


Hide Ads