Tips dari Pakar Gizi Cegah Berat Badan Naik Setelah Lebaran

Tips dari Pakar Gizi Cegah Berat Badan Naik Setelah Lebaran

Tim detikHealth - detikJabar
Kamis, 20 Apr 2023 07:00 WIB
Ilustrasi Lebaran-Makan
Ilustrasi makan saat lebaran (Foto: Shutterstock)
Jakarta -

Waktu puasa kerap dimanfaatkan masyarakat untuk mengubah gaya hidup, khususnya dalam mengkonsumsi makanan, salah satunya menghindari makanan tidak sehat.

Dikutip dari detikHealth, Rabu (19/4/2023) Ketua Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Nurul Ratna Mutu Manikam M Gizi SpGk menuturkan banyak orang mencoba merubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat. Namun ketika Idulfitri tiba, kebiasaan menahan makanan mulai kembali lepas kendali. Akibatnya banyak orang yang mengalami beberapa masalah kesehatan dan kegemukan.

Hal tersebut dipicu karena perubahan pola makan yang drastis dan didorong oleh acara kumpul bersama keluarga. Pada saat mengunjungi setiap rumah keluarga, kita akan disajikan berbagai hidangan yang tak bisa untuk ditolak. Tanpa sadar makanan dan minuman yang kita makan memiliki kalori yang tinggi. Bila dibiarkan secara terus-menerus tentu saja berat badan akan melonjak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena asupannya banyak, makan sudah tidak lagi dibatasi, dan yang utama adalah karena kita tidak mengubah gaya hidup dalam jangka waktu lama," jelas dr Nurul.

Untuk menghadapi gempuran makanan dan minuman berkalori tinggi, yuk simak tips dari dr Nurul dikutip melalui laman resmi Universitas Indonesia.

ADVERTISEMENT

1. Lakukan Puasa Syawal

Cara jitu yang bisa dilakukan untuk cegah kegemukan setelah lebaran adalah melaksanakan puasa syawal selama enam hari.

Anda juga bisa melanjutkan puasa dengan membayar utang di bulan Ramadan. Hal ini dilakukan supaya tubuh terbiasa dan terus beradaptasi dengan pola makan yang teratur.

Berat badan setelah lebaran akan tetap stabil dan tak membuat timbangan menjerit. Bila ingin terus menjaga bentuk tubuh, dr Nurul menyarankan agar tetap konsisten menjaga pola makan dengan membiasakan diri berpuasa Senin dan Kamis.

2. Perhatikan Asupan Gizi

Cara kedua yaitu memperhatikan asupan gizi yang seimbang antara makronutrien (Karbohidrat, protein, dan lemak) dan mikronutrien (Vitamin dan mineral).

Langkah ini sebenarnya bisa dimulai selama bulan Ramadan. Seperti anjuran Nabi, saat berbuka puasa lebih baik memakan kurma yang kaya akan kandungan karbohidrat, serat dan gula.

Setelah itu, detikers bisa menambahkan protein yang bisa didapatkan dari tempe, tahu, telur ataupun susu.

3. Porsi Makan Malam

dr Nurul menyarankan sebaiknya makan malam disesuaikan dengan kaidah "Isi Piringku" yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Kaida tersebut menjelaskan bila dalam satu piring terdiri dari 50% buah dan sayur, 50% sisanya terdiri dari karbohidrat (diperoleh dari makanan pokok nasi/kentang/ubi/singkong/mie/roti) dan protein (diperoleh dari lauk pauk).

Selain itu, yang harus dipenuhi lainnya oleh tubuh adalah minum, setidaknya kita dianjurkan untuk minum sebanyak 7-8 gelas per harinya.

4. Hindari Gorengan

Gorengan seperti bakwan, tahu isi dan sejenisnya memang makanan favorit masyarakat Indonesia. Tahukah detikers bagaimana kandungan gorengan?

Gorengan didominasi oleh tepung (karbohidrat) dan minyak (lemak), sebagai contoh adalah bakwan goreng yang dalam satu porsinya mengandung hampir setara dengan 7-8 sendok nasi.

"Kalorinya sudah sama dengan setara dengan sepiring nasi, sayur, dan lauk pauk. Efeknya akan kenyang, karena secara kalori sudah memenuhi untuk sekali makan. Namun dari segi nutrisi, ini tidak seimbang karena sedikit sekali proteinnya. Apakah ada vitamin dan mineralnya? Ada, tetapi juga sangat sedikit," kata dr Nurul.

Akibat dari mengkonsumsi hal tersebut adalah badan akan terasa lemas karena nutrisi yang tidak terpenuhi. Massa otot juga akan turun yang menyebabkan akan lebih mudah sakit, dan loyo. Selain itu, bagi sebagian orang yang menjaga berat badan menjadi lebih sulit untuk menurunkan berat badannya.

Artikel ini telah tayang di detikHealth. Baca selengkapnya di sini.

(wip/iqk)


Hide Ads