Suasana Masjid Habiburrahman, Kota Bandung berbeda dari malam-malam biasanya. Di masjid ini, banyak tenda-tenda yang terpasang di halaman hingga area dalam masjid.
Tenda yang jumlahnya mencapai ratusan itu didirikan oleh warga yang datang untuk menunaikan i'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Pelaksanaan i'tikaf dilakukan dengan cara berdiam diri di dalam masjid.
I'tikaf yang dilakukan ini biasanya ditujukan untuk meraih keutamaan malam lailatul qadar. Karena itulah, warga rela menginap dan mendirikan tenda di Masjid Habbiburrahman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan cuma warga Bandung, mereka yang datang dengan mendirikan tenda dan menginap di Masjid Habbiburrahman ini juga banyak yang berasal dari luar daerah seperti Depok, Yogyakarta, Medan bahkan Balikpapan.
Ketua DKM Masjid Habbiburahman Ibnu Wintarto mengatakan, i'tikaf yang dilakukan di masjid ini digelar full selama 24 jam di 10 hari terakhir Ramadan. Menurutnya agenda utama dari i'tikaf adalah menamatkan Al Qur'an.
"Jadi sholat taraweh 1 juzz, kemudian nanti qiamul lail sekitar pukul 1 pagi 2 juzz sampai dengan 3 juzz. Kalau 9 hari ada yang sampai 3 juz," kata Ibnu, Jumat (14/4/2023) malam.
Menariknya, warga yang datang untuk i'tikaf di Masjid Habiburrahman turut serta mengajak anak dan istrinya. Mereka juga membawa bekal makanan untuk dikonsumsi di dalam tenda. Saat siang hari, mereka rata-rata istirahat di dalam tenda.
Ibnu menuturkan, i'tikaf di Masjid Habiburrahman sempat ditiadakan tiga tahun terakhir karena pandemi COVID-19. Karena itulah, di Ramadan tahun 2023 ini jumlah warga yang datang membludak mencapai 600-an orang.
"Hari ini jemaah sekitar 600 orang, ditambah belum memasuki libur sekolah jadi diperkirakan Sabtu mulai bertambah," ungkapnya.
Sementara itu, salah seorang warga yang melakukan i'tikaf di Masjid Habiburrahman bernama Gia Juniar Nur Wahidah mengungkapkan, dirinya sudah menanti momen Ramadan tahun ini untuk beri'tikaf di masjid yang berada Kecamatan Cicendo ini.
Gia mengaku datang bersama suami dan anaknya untuk memburu malam lailatul qadar sembari mengajarkan anaknya tentang ilmu agama.
"Di sini juga seru banyak anak-anak, serasa ibadah rasa piknik. Biasa yang kita lakukan ada kajian, buka bersama, taraweh, lanjut dengan qiyamul lail," singkatnya.
(bba/mso)