Siapa bilang beramal itu sulit atau butuh banyak harta untuk beramal? Siapa saja bisa beramal tanpa mengeluarkan uang.
Seperti yang dilakukan Dyan Raditya Helmi CEO Alkademi.id yang baru saja menggelar acara Lailatul Coding.
Kegiatan Lailatul Coding merupakan kegiatan untuk membantu para pengelola rumah ibadah atau pesantren memiliki website sendiri. Nantinya website tersebut bisa untuk menyebarkan informasi, memuat company profile, dan memudahkan orang lain jika ingin berdonasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi lailatul coding ini kita pelaksanaan tahun ke-9 kali ini dengan STT Cipasung. Lailatul coding 2014 diinisiasi oleh saya dan beberapa teman-teman developing lainnya yang pengen nyumbang, tapi bingung karena uang tidak seberapa. Jadi bikin konsep masih sederhana, cari duit dengan cara UMKM yang mau nyumbang Lailatul Coding nanti dibuatkan website," kata Kang Helmi, begitu sapaannya mengawali cerita.
"Tahun 2017 bikin website dan para donatur lebih banyak. Akhirnya bikin website rumah ibadah untuk membantu menyebarkan info masjid, kemudian website pesantren. Santri atau pengurus masjid nanti akan dilatih coding atau bikin website menggunakan wordpress. Templatenya juga sudah kita sediakan, dan ini gratis ya," lanjutnya dalam acara Lailatul Coding 2023.
Beramal dengan menyumbangkan ilmu yang dimilikinya, jadi jalan untuk Helmi dan teman-temannya untuk menolong sesama.
Ia mengaku selama enam tahun mengurus kegiatan beramal dengan pendidikan, pasti ada beberapa hambatan yang ditemui. Menurutnya, mengajarkan dari 0 untuk orang yang belum bisa sama sekali itu bukanlah hal sulit.
Tapi saat adanya ketidakkonsistenan dan ketidakseriusan yang hanya menghambat atau mempersulit kinerja mereka yang sudah berniatan membantu memberi ilmu.
"Kalau ngajarinnya dari 0 memang harus ketemu ya, kami sediakan fasilitasnya juga agar diskusinya enak, tapi ya itu syaratnya memang harus betul-betul serius. Harus istiqomah dari 0 bener-bener," ujarnya.
"Karena ada juga yang pernah ikut atau sekedar usul ini itu, usul banyak banget, tapi tidak siap. Begitu diminta materinya, menghilang. Ini hanya menyusahkan kita karena kan dalam website harus ada kontennya, harus ada yang mengurus juga, tapi terus menghilang gitu, jadi harus yang memang serius," lanjut Kang Helmi.
Acara Lailatul Coding tahun ini dilaksanakan semalam pada 13-14 April 2023, dari buka puasa dan dilanjut sahur. Acara ini diadakan secara hybrid Online dan Offline di Block71 Innovation Factory, Jl. Ir. H. Juanda No.108, Lebakgede, Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat.
Lailatul Coding terbuka dan gratis untuk Pesantren, Panti Asuhan, serta yang tergolong kepada rumah ibadah seperti Masjid, Gereja, Klenteng, Pura, dan Wihara. Mereka cukup mengirimkan delegasi untuk ditraining sebagai admin website dan memiliki komitmen memaksimalkan fungsi website.
Peserta acara biasanya adalah seorang developer yang menguasai atau ingin serius menekuni website dengan media yang digunakan adalah wordpress. Santri diajarkan agar mereka bisa membuat website untuk pesantrennya, atau jamaah rumah ibadah di daerah asalnya.
Mayoritas yang mengikuti kegiatan ini adalah dari Pesantren. Ada banyak santri yang antusias mengikuti kegiatan ini semalam, maka agar pengajaran bisa optimal dibuatkan grup-grup.
Satu grup terdiri dari tiga orang. Satu volunteer dan dua santri. Volunteer developer yakni seseorang yang memiliki skill wordpress siap beramal dengan kreatif, Santri yang mempunyai keinginan untuk belajar membuat website akan diajari dalam proses pembuatan website.
Selain santri, dibutuhkan juga Project Owner yang memiliki informasi Rumah Ibadah/ Pesantren/ Panti Asuhan yang akan go digital. Project owner juga menyiapkan seorang santri atau pengelola yang akan mengelola website nantinya.
Kegiatan tadi malam merupakan tahap standarisasi kelengkapan aset-aset website yang harus disediakan. Dilanjut tanggal 16-17 April 2023 ada pendampingan desain website dan kelas penulisan artikel.
"Nantinya akan ada logo yang bisa ditempel juga di Wordpress dan ikon lainnya untuk mengupdate sendiri websitenya," ujar Kang Helmi menjelaskan sedikit teknis pengajaran.
Lailatul Coding merupakan kegiatan wujud kolaborasi dengan sesama, untuk membuat perbedaan yang istimewa di bulan yang penuh dengan keistimewaan, bulan Ramadan.
Jadi, apakah detikers juga tertarik untuk membuat gerakan beramal dengan karya lainnya?
(aau/mso)