Surat Minta THR BNN Tasikmalaya yang Kini Berbuntut Panjang

Round Up

Surat Minta THR BNN Tasikmalaya yang Kini Berbuntut Panjang

Tim detikJabar - detikJabar
Kamis, 13 Apr 2023 04:15 WIB
Surat permintaan bantuan untuk paket Lebaran dari BNN Kota Tasikmalaya.
Surat permintaan bantuan untuk paket Lebaran dari BNN Kota Tasikmalaya. (Foto: Istimewa)
Tasikmalaya -

BNN Kota Tasikmalaya mendadak viral gegara sepucuk surat berisi ajakan partisipasi dan apresiasi untuk membantu THR atau paket Lebaran. Hal ini membuat Kepala BNN Tasikmalaya Iwan Kurniawan Hasyim dan sejumlah pegawai diperiksa.

Viralnya sepucuk surat permintaan THR dari BNN Tasikmalaya kepada PO Bus Budiman di Tasikmalaya ini terjadi pada Selasa (11/4/2023) kemarin. Surat itu lengkap dengan kop BNN Kota Tasikmalaya dan tanda tangan Iwan.

Dalam surat itu, BNN Kota Tasikmalaya meminta bantuan partisipasi dan apresiasi untuk THR maupun paket lebaran yang diperuntukkan bagi 28 anggota BNN Kota Tasikmalaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami segenap keluarga besar Badan Narkotika Nasional Kota Tasikmalaya mohon partisipasi dan apresiasi bapak/ibu/saudara untuk membantu berupa THR maupun paket Lebaran untuk 28 anggota di lingkungan BNN Kota Tasikmalaya," kutipan bagian akhir dalam surat.

Setelah surat itu viral dan menyebar luas, Iwan bergegas angkat bicara dan memberikan klarifikasi. Iwan mengaku ada kesalahan dan telah mencabut surat tersebut.

ADVERTISEMENT

"Itu mungkin suatu kesalahan dari kami saya pimpinan, itu tidak boleh terjadi. Saya berpikir sebenarnya hanya untuk anggota, tapi sudah dicabut," kata Iwan.

Dalam pengakuannya, Iwan menerangkan jika awalnya surat itu dibuat untuk tujuan baik yakni memberi bantuan kepada anggotanya jelang Lebaran. Nyatanya, hal itu justru berbalik dan menjadi petaka untuk BNN Kota Tasikmalaya dan dirinya. Dia pun meminta maaf soal surat tersebut.

"Tujuannya untuk berikan tambahan buat anggota dalam bentuk barang sembako. Mohon maaf ini salah dan kesalahan saya untuk dimaklumi, saya tidak menyadari jadi seperti ini. Sudah ditarik dan tidak kemana-mana karena Budiman perusahaan besar yang sering bantu masyarakat," ucap Iwan.

Sehari berselang, kabar surat permohonan THR itu sampai di kantor BNN Jawa Barat. Akibatnya, pihak-pihak terkait diperiksa soal surat itu.

"BNNP Jawa Barat melakukan serangkaian proses pemeriksaan internal, terhadap yang bersangkutan," kata Kepala BNN Jabar Brigjen Pol M Arief Ramdhani dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/4/2023).

Arief pun menginstruksikan jajarannya untuk selalu menjaga integritas. Ia mengingatkan bawahannya untuk bekerja sesuai tugas di BNN.

"BNNP Jawa Barat senantiasa mengingatkan kepada seluruh pegawainya baik di BNNP Jawa Barat maupun di BNN Kabupaten/Kota Jajaran Jawa Barat untuk tetap melaksanakan tugas sesuai ketentuan yang berlaku dengan selalu menjaga integritas," pungkasnya.

Kepala BNN Kota Tasikmalaya Iwan Kurniawan Hasyim juga langsung berada di Bandung untuk diperiksa setelah dipanggil oleh BNN Jawa Barat.

"Kepala BNN dari pagi di Bandung, yang kami tahu masih menjalani pemeriksaan di BNN Provinsi Jawa Barat," kata Sub Koordinator Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Tasikmalaya, Ridwan Juniarsa.

Bukan cuma memanggil Iwan, BNN dari pusat dan provinsi juga mendatangi kantor BNN Kota Tasikmalaya. Beberapa petugas juga memeriksa anggota disana.

"Tadi juga kami kedatangan BNN RI, mereka melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dari anggota BNN Tasikmalaya atas heboh surat permintaan THR itu," ucap Ridwan.

Dia menambahkan semua pegawai mengaku sangat terpukul dengan perilaku Kepala BNN itu. Karena akibat perbuatan meminta THR ke pihak swasta itu, seluruh anggota BNN Tasikmalaya menanggung malu atas persepsi negatif masyarakat.

Uniknya, usai kasus itu viral, BNN Kota Tasikmalaya justru menerima kiriman THR. Tapi bukan THR seperti umumnya, melainkan THR yang diterima berupa uang palsu dan setandan pisang. THR ini dikirim oleh sekelompok pelajar.

"Tadi dikirim oleh pelajar sekitar 5 orang, kalau atributnya seperti dari aktivis NU," kata salah seorang petugas keamanan kantor.

Para pelajar yang datang selepas tengah hari itu mengirim setandan pisang mentah dan beberapa lembar uang mainan. Tertulis di kertas itu nilainya Rp 1 juta.

"Ya kami terima saja, mereka tak lama kembali pulang. Mereka juga sempat melakukan teatrikal, yang mengasih pisang ini pakai topi caping," kata petugas keamanan.




(bba/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads