Kantor yang berlokasi di jalan Dewi Sartika Kota Tasikmalaya itu dikirimi setandan pisang dan beberapa lembar uang mainan. Pengiriman barang itu dilakukan oleh sekelompok pelajar.
"Tadi dikirim oleh pelajar sekitar 5 orang, kalau atributnya seperti dari aktivis NU," kata salah seorang petugas keamanan kantor.
Para pelajar yang datang selepas tengah hari itu mengirim setandan pisang mentah dan beberapa lembar uang mainan. Tertulis di kertas itu nilainya Rp 1 juta.
"Ya kami terima saja, mereka tak lama kembali pulang. Mereka juga sempat melakukan teatrikal, yang mengasih pisang ini pakai topi caping," kata petugas keamanan.
![]() |
Sub Koordinator Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Tasikmalaya, Ridwan Juniarsa mengaku memaklumi respons masyarakat dalam menyikapi masalah Kepala BNN minta THR.
"Ya mungkin ini risiko yang kami terima, akibat masalah yang kemarin ramai. Kami jadi menanggung beban tersendiri, dipandang negatif oleh masyarakat," kata Ridwan.
Dia menegaskan seluruh anggota BNN Tasikmalaya tidak pernah diajak rapat atau sekedar komunikasi terkait pembuatan surat permintaan THR ke PO Bus Budiman tersebut.
"Kami sama sekali tidak diajak rapat. Kan klarifikasi dari kepala sendiri itu adalah kesalahannya pribadi," kata Ridwan.
Dia juga menegaskan sama sekali tidak mengharapkan adanya THR dari pihak eksternal dengan cara meminta melalui surat resmi seperti itu. "Kami anggota tidak tahu menahu dan sangat tidak menginginkan," kata Ridwan. (yum/yum)