Sholat Lailatul Qadar, Tata Cara hingga Amalan Lainnya

Sholat Lailatul Qadar, Tata Cara hingga Amalan Lainnya

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 11 Apr 2023 21:04 WIB
Ilustrasi malam Lailatul Qadar.
Sholat Lailatul Qadar, Tata Cara hingga Amalan Lainnya (Foto: Istimewa/ Unsplash.com)
Bandung -

Sholat Lailatul Qadar menjadi salah satu amalan yang dianjurkan. Amalan ini menjadi cara untuk meraih malam Lailatul Qadar yang pahalanya seperti seribu bulan.

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang penuh berkah dan kemuliaan pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. Malam lailatul qadar pada Al-Qur'an dan As-Sunnah disebutkan memiliki nilai yang lebih baik dari seribu bulan.

Keutamaan malam Lailatul Qadar disebutkan sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٞ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرٖ تَنَزَّلُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ بِإِذۡنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمۡرٖسَلَٰمٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur'an pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS. al-Qadr, [97]: 1-5).

ADVERTISEMENT

Kapan Malam Lailatul Qadar?

Dalam buku Fiqih Wanita oleh M. Abdul Ghoffar, dijelaskan malam lailatul qadar jatuh pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan. Tepatnya, pada malam-malam ganjil di bulan tersebut, yakni malam dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh, dan dua puluh sembilan.

Pernyataan tersebut didasarkan pada sebuah hadits. Rasulullah SAW pernah bersabda,

يَ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ - رواه أحمد والبخاري وأبو داود

Artinya: "Lailatul qadar itu berada pada sepuluh malam yang terakhir dari bulan Ramadan." (HR Ahmad, Al-Bukhari, dan Abu Dawud).

Keterangan tersebut sebetulnya dijelaskan pula dari salah satu riwayat dari Ubadah bin Ash Shamit dalam tafsir Ibnu Katsir.

Rasulullah bersabda,

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَيْلَةُ الْقَدْرِ فِيْ الْعَشْرِ الْبَوَاقِيْ, مَنْ قَامَهُنَّ ابْتِغَاءَ حِسْبَتِهِنَّ فَإِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَغْفِرُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ, وَهِيَ لَيْلَةُ وِتْرٍ, تِسْعٌ أَوْ سَبْعٌ أَوْ خَامِسَةٌ أَوْ ثَالِثَةٌ أَوْ آخِرُ لَيْلَةٍ, وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ َ: إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيْهَا قَمَراً سَاطِعاً سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ, لاَ بَرْدَ فِيْهَا وَلاَ حَرَّ, وَلاَ يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيْهَا حَتَّى تُصْبِحَ, وَإِنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيْحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً, لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ, وَلاَ يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ.

Artinya: "Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: "Lailatul Qadar (terjadi) pada sepuluh malam terakhir. Barangsiapa yang menghidupkan malam-malam itu karena berharap keutamaannya, maka sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang. Dan malam itu adalah pada malam ganjil, ke dua puluh sembilan, dua puluh tujuh, dua puluh lima, dua puluh tiga atau malam terakhir di bulan Ramadan."

Lailatul qadar dikatakan sering kali jatuh di malam kedua puluh tujuh bulan Ramadan. Sebagaimana Ruhyat Ahmad dalam buku Panduan Ramadhan: Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah menyebutkan hadits yang diriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab RA,

هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِي صَبِيحَةٍ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لَا شُعَاعَ لَهَا

Artinya: "Malam itu adalah malam yang cerah, yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru." (HR Muslim no. 762)

Apabila dilihat berdasarkan ditetapkannya awal Ramadan 1444 H yang jatuh pada tanggal 23 Maret 2023, maka malam ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan yang diketahui akan terjadi malam lailatul qadar, akan jatuh pada tanggal berikut:

A. Malam 21 Ramadan: Selasa malam - Rabu dini hari, 11-12 April 2023

B. Malam 23 Ramadan: Kamis malam - Jumat dini hari, 13-14 April 2023

C. Malam 25 Ramadan: Sabtu malam - Minggu dini hari, 15-16 April 2023

D. Malam 27 Ramadan: Senin malam - Selasa dini hari, 17-18 April 2023

E. Malam 29 Ramadan: Rabu malam - Kamis dini hari, 19-20 April 2023

Niat Sholat Lailatul Qadar

Dalam kitab Durratun Nasihin disebutkan bahwa sholat sunah Lailatul Qadar dilakukan sebanyak 2 rakaat seperti pada umumnya. Namun bisa juga dilakukan 4 hingga 12 rakaat.

Sebelum menjalankan Sholat lailatul qadar 2 rakaat dan 4 rakaat ada niat yang harus dibaca

Bacaan Niat Sholat Lailatul Qadar 2 Rakaat

أُصَلِّى سُنَّةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالٰى

Arab Latin: "Ushalli sunnatan fi lailatul qadri rak'ataini mustaqbilal qiblati lillahita'ala"

Artinya: "Saya niat sholat sunnah lailatul qadar dua rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah Ta'ala."

Bacaan Niat Sholat Lailatul Qadar 4 Rakaat

Atau, untuk melaksanakan sholat lailatul qadar sebanyak 4 rakaat maka niatnya diganti dengan sebagai berikut,

أُصَلِّى سُنَّةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلّٰهِ تَعَالٰى

Arab latin: "Ushalli sunnata lailatil qadri arba'arakaatin lillahi ta'aalaa"

Artinya: "Saya niat salat sunnah lailatul qadar empat rakaat karena Allah Ta'ala."

Tata Cara Sholat Lailatul Qadar

Jadwal Sholat Jakarta dan Sekitarnya Hari Ini 17 Juli 2022Sholat Lailatul Qadar, Tata Cara hingga Amalan Lainnya Foto: Getty Images/CiydemImages

Dikutip dari arsip detikcom melalui Ustaz Maulana menerangkan terdapat dua cara untuk melaksanakan sholat lailatul qadar. Pertama, dikerjakan dengan jumlah rakaat 2 hingga 12 rakaat dengan niat sholat lailatul qadar. Kedua, sholat lailatul qadar dilaksanakan seperti sholat tahajud, sholat witir, sholat tasbih, dan sholat qiyamul lail. Berikut tata cara sholat lailatul qadar.

1. Membaca niat

2. Melaksanakan takbiratul ihram

3. Membaca surat Al Fatihah

4. Membaca surat-surat pendek. Diutamakan surat At Takasur satu kali dan Al Ikhlas tiga kali. Bisa juga membaca surat lain sesuai kemampuan.

5. Dilanjutkan gerakan sholat seperti biasa. Tidak ada tahiyat awal.

6. Tahiyat akhir

7. Gerakan dan ucapan salam

Cara Mendapatkan Malam Lailatul Qadar

Meski diketahui tanda-tandanya, Ibnu Hajar Al Asqalani berkata,

وَقَدْ وَرَدَ لِلَيْلَةِ الْقَدْرِ عَلَامَاتُ أَكْثَرُهَا لَا تَظْهَرُ إِلَّا بَعْدَ أَنْ تَمْضِي

"Ada beberapa dalil yang membicarakan tanda-tanda lailatul qadar, namun itu semua tidaklah nampak kecuali setelah malam tersebut berlalu."

Maka dari itu, tanda-tanda lailatul qadar hakikatnya tidak perlu dicari. Baiknya, umat muslim tetap memperbanyak ibadah di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan seraya memohon kepada Allah SWT agar dipertemukan dengan malam kemuliaan tersebut.

Rasulullah selalu berusaha mendapatkan lailatul qadar setiap bulan Ramadan dengan melakukan ibadah malam, baik salat, membaca Al-Qur'an, beristighfar, juga berzikir dan berdoa.

Dikemukakan oleh Aisyah melalui haditsnya,

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم اذا دخل العشر احيا الليل وايقظ اهله وشد المئزر

Artinya: "Apabila Rasulullah SAW memasuki malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan, beliau beribadah dengan sungguh-sungguh serta membangunkan anggota keluarganya."

Sehingga, umat muslim dianjurkan untuk mempersiapkan diri dengan beribadah agar mendapatkan malam lailatul qadar.

Beberapa di antaranya yakni berbuat kebaikan dan berdamai dengan lingkungan maupun diri sendiri.

Kedamaian yang dimaksud adalah dengan tidak mengambil hak orang lain demi mewujudkan kesejahteraan diri sendiri.

Amalan Saat Malam Lailatul Qadar

Berikut ini beberapa amalan yang bisa Anda lakukan saat malam lailatul qadar

1. Perbanyak Ibadah Sunnah

Perbanyak ibadah sunnah pada 10 hari terakhir bulan Ramadan merupakan salah satu yang bisa dilakukan. Salah satu contohnya bisa dari yang ringan dulu yakni menjaga konsistensi shalat Tarawih. Lakukan semata-mata untuk mendapatkan rahmat dari Allah SWT.

2. Perbanyak Tadarus atau Membaca Al-Quran dan Tilawah

Bertadarus bertujuan untuk mendapatkan ketenangan hati bagi setiap umat Muslim yang membacanya. Selain itu tadarus juga bisa dilakukan sembari menunggu waktu berbuka puasa.

Allah SWT bersabda dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 185 mengenai keutamaan membaca Al-Quran pada bulan Ramadan.

"Di antara amal kebajikan yang sangat dianjurkan dilakukan di bulan Ramadan adalah tadarus Al-Quran. Tadarus Al-Quran berarti membaca, merenungkan, menelaah, dan memahami wahyu-wahyu Allah SWT yang turun pertama kali pada malam bulan Ramadan." (QS. Al Baqarah ayat 185)

Salah satu tradisi ibadah umat Muslim dalam beribadah adalah mengkhatamkan Al Quran. Mengkhatamkan atau menamatkan Al Qur'an sangat baik dilakukan terlebih jika bersama-sama di dalam masjid.

3. Berzikir dan Berdoa

Berzikir dan berdoa merupakan salah satu ibadah yang bisa kita lakukan dimanapun dan kapanpun untuk mengingat dan mendekatkan diri dengan Allah SWT.

Terlebih, Bulan Ramadan merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa. Sebagaimana Rasul bersabda:

ثلاث لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل والمظلوم

Artinya: "Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berdoa, doanya pemimpin yang adil, dan doanya orang yang terzalimi." (HR Tirmidzi).

4. Memperpanjang Ibadah Shalat Malam

Pada 10 malam terakhir, Rasulullah SAW tidak tidur, lambung beliau dan para sahabat amat jauh dari tempat tidur.

Nabi Muhammad SAW mencontohkan umat Muslim untuk menghidupkan malam-malam di 10 hari terakhir. Beliau, keluarga, serta para sahabatnya biasa sholat, zikir, dan melakukan berbagai ibadah lain hingga fajar.

Dalam menghidupkan malam-malam terakhir tersebut, beliau juga tidak berangkat sendirian, melainkan mengajak keluarganya.

Sebagaimana penuturan Aisyah RA,

"Rasulullah SAW biasa ketika memasuki 10 Ramadan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

5. Memperbanyak Bersedekah

Meningkatkan sedekah menjadi salah satu amalan sebagai ungkapan syukur atas nikmat dipertemukan Ramadan.

Perbanyak sedekah sunnah dalam rangka berbagi kebahagiaan dan memberikan bekal makanan di hari raya Idul Fitri bagi dhuafa. Bersedekah dapat berbentuk harta, pangan, pakaian, paket sedekah untuk yatim dan dhuafa, dan lain sebagainya.

Nabi Muhammad SAW juga menyeimbangkan antara ibadah pada Allah SWT serta ibadah sosial atau peduli sesamanya.

Sebagaimana disebutkan dalam QS As-Sajdah ayat 16:

تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

Artinya: "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa-apa rezeki yang Kami berikan."

6. I'tikaf

Itikaf atau iktikaf dalam ejaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah berdiam beberapa waktu di dalam masjid, menjalankan ibadah, dan menjauhkan pikiran dari keduniaan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.

Waktu pelaksanaan itikaf sebagaimana dilakukan Rasulullah SAW adalah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Hadits ini berasal dari Ibnu Umar RA, dia berkata:

"Adalah Rasulullah SAW dahulu menjalankan itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR. Bukhari, Muslim, dan Ashabus Sunan)

I'tikaf memiliki kekhususan tempat dan aktivitas yaitu masjid dengan aktivitas ibadah mendekatkan diri kepada Allah dengan berdzikir, berdo'a, membaca Al-Quran, shalat sunnah, bershalawat, bertaubat, beristigfar, dan lainnya.

(iqk/iqk)


Hide Ads