Berkah Aren di Desa Penghasil Kolang-kaling Terbesar di Sumedang

Berkah Aren di Desa Penghasil Kolang-kaling Terbesar di Sumedang

Nur Azis - detikJabar
Jumat, 24 Mar 2023 08:30 WIB
Memasuki bulan Ramadan, penjualan kolang-kaling dan cendol meningkat tajam. Seperti yang terjadi di Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Ilustrasi Kolang-kaling (Foto: Pradita Utama)
Sumedang -

Kolang-kaling (Sunda: Cangkaléng) menjadi salah satu bahan yang sedap untuk kreasi menu makanan saat berbuka puasa. Seperti semisal es kolang-kaling, kolak kolang-kaling dan menu lainnya.

Nah di Kabupaten Sumedang ada salah satu Desa yang dikenal sebagai penghasil kolang-kaling. Desa tersebut adalah Desa Cisampih, Kecamatan Jatigede.

Kepala Desa Cisampih Yanti Yulianti mengungkapkan Desa Cisampih menjadi salah satu desa penghasil kolang-kaling lantaran tanahnya banyak ditumbuhi pohon aren.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Potensi itu muncul karena di Desa Cisampih itu banyak tumbuh pohon aren meski pohon aren itu sendiri tidak dibudidayakan secara khusus," ungkap Yanti kepada detikJabar belum lama ini.

Sekadar dikerahui, pohon aren sendiri memiliki begitu banyak manfaat. Beberapa di antaranya seperti air niranya yang bisa diolah menjadi gula aren. Lalu batang daunnya yang bisa diolah menjadi sapu lidi dan buah arennya yang diolah menjadi kolang-kaling.

ADVERTISEMENT

Yanti melanjutkan, pengolahan buah aren menjadi kolang-kaling sudah menjadi tradisi bagi warganya. Tradisi itu diawali dari tradisi menyadap air nira untuk dijadikan gula aren.

Desa Cisampih sendiri bahkan dikenal sebagai pemasok komoditas gula aren bagi pasar-pasar di sekitarnya, seperti Pasar Wado, Pasar Situraja dan Pasar Sumedang.

"Jadi banyak gula aren Cisampih yang mengisi pasar-pasar di Sumedang, walau pun namanya terkadang berubah sesuai daerah di mana pasar itu berada," katanya.

Gapura menuju Desa Cisampih, Jatigede yang merupakan penghasil kolang-kaling terbesar di SumedangGapura menuju Desa Cisampih, Jatigede yang merupakan penghasil kolang-kaling terbesar di Sumedang Foto: Nur Azis/detikJabar

Seiring berjalannya waktu, sambung Yanti, warga pun tidak hanya memanfaatkan pohon aren untuk memproduksi gula. Namun, mereka pun banyak yang memanfaatkannya untuk kebutuhan lainnya, salah satunya untuk memproduksi kolang-kaling.

"Jadi kan pohon aren ini dari bawah sampai atas itu bermanfaat semua, seperti batang daunnya jadi sapu lidi, air niranya jadi gula, lalu buahnya sendiri yang terakhir bisa jadi kolang kaling," paparnya.

Yanti mengatakan, tren pengolahan kolang-kaling sendiri berawal lantaran banyaknya permintaan saat memasuki bulan Ramadhan. Hal itu pun berlanjut hingga saat ini bahkan tidak mengenal pada bulan-bulan tertentu.

Warga Cisampih, sambung Yanti, bahkan menjadi salah satu penyuplai bagi pasar-pasar sekitar.

"Jadi warga itu sekarang sambil nyadap, sambil bikin gula dan sambil merebus biji aren untuk jadi kolang-kaling," terangnya.

Yanti menyebut, saat ini jumlah penyadap untuk produksi gula aren ada sekitar 800 orang. Dari mereka, sebagiannya juga sebagai pengolah kolang-kolang.

"Jadi kalau ditanya berapa warga yang memproduksi kolang-kaling maka jumlahnya relatif tapi kalau untuk penyadap sendiri, saat ini ada sekitar 800 orang," ujarnya.

"Jadi sambil nunggu sadapan, warga biasanya sambil merebus buah aren untuk diolah jadi kolang-kaling lalu dikupas oleh alat khusus yang dibuat warga," terangnya menambahkan.

(yum/yum)


Hide Ads