Tragis Bunga Rawa Langka Hancur Digilas Trail

Jabar Sepekan

Tragis Bunga Rawa Langka Hancur Digilas Trail

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 12 Mar 2023 21:30 WIB
Bunga edelweis rawa yang rusak digilas saat ajang motor trail di Ranca Upas, Kabupaten Bandung
Bunga edelweis rawa yang rusak digilas saat ajang motor trail di Ranca Upas, Kabupaten Bandung (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Bandung -

Kerusakan bunga rawa di Ranca Upas, Kabupaten Bandung, menjadi perbincangan masyarakat selama sepekan ini. Bunga rawa yang awalnya disebut-sebut sebagai ladang edelweis itu rusak akibat kegiatan motor trail.

Pegiat konservasi lingkungan, masyarakat, hingga pejabat murka. Luapan kemarahan itu awalnya dilontarkan dari mulut Supriatna (44) atau lebih dikenal Mang Uprit. Pria inilah yang menanam bunga rawa di Ranca Upas, yang akhirnya rusak karena kegiatan motor trail pada Minggu, 5 Maret 2023.

Simpati atas kelestarian pun muncul setelah video yang menunjukkan kerusakan bung rawa di Ranca Upas, Rancabali, Bandung beredar. Pelaku kegiatan motor trail di Ranca Upas pun dikutuk netizen atau warganet. Sebab, kerusakan bunga rawa itu rupanya berdampak pada habitat lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat Meiki W Paendong banyak habitat yang menggantungkan hidup di bunga rawa Ranca Upas itu. "Menyikapi kejadian kemarin, secara jujur kami menyesali ini terjadi. Kami mengecam keras karena berdampak terhadap kerusakan Kawasan Ranca Upas yang begitu besar, terutama di satu hamparan yang kami sebut sebagai white land yang merupakan habitat untuk flora rawa gunung atau bunga Edelweis rawa," kata Meiki.

Tak hanya flora, habitat fauna di Ranca Upas kata Meiki juga terganggu akibat kerusakan yang dilakukan oleh para pegiat motor trail tersebut. Mulai dari habitat lutung, owa jawa hingga kancil yang kini ekosistemnya menjadi terancam.

ADVERTISEMENT

"Ini juga menjadi preseden buruk terhadap komitmen pemerintah dalam upaya perlindungan terhadap kawasan hutan. Karena kalau kita dudukkan, Ranca Upas ini bukan hanya soal Edelweis rawa saja yang rusak. Tapi karena memang di sana itu merupakan kawasan hutan lindung yang merupakan habitat untuk beberapa fauna yang dilindungi," ucapnya.

Walhi pun menganggap Perhutani membiarkan kerusakan itu terjadi. Perhutani didesak untuk mempertanggungjawabkan kerusakan alam yang diakibatkan kegiatan motor trail.

"Kenapa? Karena sepengetahuan kami, kegiatan sejenis tadi banyak didukung instansi yang menjadi bagian pemerintah. Sebut saja ada institusi militer, kepolisian, pemda juga mendukung, bahkan menjadi promotor termasuk dengan Perhutani di dalamnya ada. Nah ini perlu menjadi sorotan. Ini harus menjadi pelajaran dan harus menjadi yang terakhir kalinya," tuturnya.

Sementara itu, ahli Taksonomi Universitas Padjajaran (Unpad) Joko Kusmoro mengatakan bunga rawa beda dengan bunga edelweis yang akhir-akhir ini banyak diperbincangkan. "Kalau bunga Edelweis itu mungkin di Gunung Gede Pangrango, di Burangrang, di Slamet. Tapi kalau di Ranca Upas bunga rawa, itu juga sama bunga abadi ya, tapi kelompoknya Ericaulon, itu bentuknya kaya rumput," kata Joko dihubungi wartawan, Jumat (10/3/2023).

Joko memastikan bunga rawa yang rusak itu meruppakan tanaman langka, terutama di Kabupaten Bandung hanya ada di Ranca Upas dan Danau Ciharus. "Iya, di tempat yang lain saya belum menemukan yang saya ketahui di Ranca Upas, di Danau Ciharus juga kayanya masih ada," tuturnya.

Bunga rawa merupakan tanaman endemik yang tumbuh di ketinggian 1600-2500 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Selain itu, bisa tumbuh pula di danau yang airnya masih bersih. Tak hanya kegiatan trail yang bisa merusak bung rawa, aktivitas manusia juga berdampak pada kelangsungan hidup bung langka di Bandung itu.

"Begitu banyak manusia ke situ nanti hilang dia tuh sebetulnya ya tadi, kena bau keringat juga bisa lama kelamaan tidak beradaptasi," tuturnya.

Pihaknya meminta kepada para pemangku kebijakan agar melindungi tanaman ini. Jangan sampai, ketika kawasan tersebut tidak terjaga dengan baik, bunga rawa hilang di habitatnya.

Disinggung dengan jenis bunga rawa yang ada di California, Joko menyebut itu beda jenis. Menurutnya, dulu bunga ini ditemukan di zaman penjajahan Belanda. "Beda jenis pasti, kalau di Indonesia itu memang di pulau Jawa, ketemunya juga oleh orang Belanda yang mewariskan. Itu sudah ada catatan dari orang Belanda yang menjajah kita itu, dia bikin buku laporan, sampai tergambar ada beberapa macam dan jenis tumbuhan," katanya.

Kegiatan Motor Trail Ilegal

Bupati Bandung Dadang Supriatna saat ini pemerintah akan melakukan evaluasi terkait event-event trail. Namun dirinya tidak melarang warga untuk berkegiatan hobi. "Tetapi mekanisme juga harus ditempuh, sehingga saya tekankan kepada kadis (kepala dinas) terkait untuk evaluasi. Kalaupun ke depan kalau ada yang mengusulkan kegiatan, tolong dilihat dulu titik lokusnya di mana. Sehingga tidak mengganggu lingkungan," katanya saat live di detik pagi, Kamis (9/3/2023).

Dia menegaskan semua stakeholder harus dilibatkan dalam setiap event yang berbau lingkungan. Hal tersebut bisa meminimalisir adanya tindakan perusakan serupa. "Soalnya kalau pegiat lingkungan dilibatkan, minimal ada warning. Di sini jangan, ini jangan, artinya ada meeting lebih awal. Sehingga tidak ada perusakan lingkungan," ucapnya.

Dadang mengaku saat ini telah mengeluarkan peraturan bupati (Perbup) berkaitan dengan setiap warga wajib menanam pohon. "Saya syaratkan, karena kita sudah keluarkan Perbup, bahwa apabila ada kegiatan seperti trail, maka mereka harus memberikan kontribusi bibit. Jadi Kabupaten Bandung itu dari mulai yang mau nikah, anak sekolah, karena kita butuh bibit," jelasnya.

Dadang Supriatna juga menegaskan event motor trail di Ranca Upas, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung tidak memiliki izin. Hal tersebut diketahui setelah dilakukan pengecekan kepada pihak terkait.

Dadang sendiri mengaku tidak tahu ada kegiatan tersebut. Ia baru tahu belakangan kegiatan itu digelar dan bikin gaduh. Apalagi ada logo Pemkab Bandung dalam kegiatan tersebut. "Setelah saya telusuri ternyata belum ada izin. Yang menyesalnya saya kenapa lambang Pemda di pasang di situ. Sementara IMI Kabupaten Bandung pun tidak pernah merasa mengonfirmasi adanta kegiatan tersebut," katanya.

Dia menjelaskan event tersebut bisa dikatakan ilegal. Pasalnya tidak memiliki izin dari pihak terkait. "Iya (ilegal) bisa dikatakan seperti itu," tegasnya.

Dadang mengintruksikan Kadis Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung untuk segera melakukan penanaman kembali tanaman di area yang rusak. Hal itu juga harus disinergikan dengan para pegiat lingkungan. "Pada hari kemarin juga kita sudah support untuk pembibitan kembali dan hari ini juga kita persiapkan. Sehingga nanti bisa ditanam kembali," ucapnya.

"Insya Allah saya paling lambat besok pagi sudah di lapangan untuk sama-sama menanam kembali bunga edelweis rawa di Ranca Upas," tambahnya.

Permohonan Maaf Pengelola

Pihak Perhutani melalui Econique yang mengelola kawasan tersebut angkat bicara terkait kejadian itu. "Kami memohon maaf dan prihatin atas kejadian yang berdampak terhadap lingkungan dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat sekitar," kata Sekper Perhutani Alam Wisata Ronald dalam keterangan resmi yang diterima detikJabar, Kamis (9/3/2023).

Dalam keterangannya, Ronald mengungkapkan sebagai pengelola lokasi, pihaknya akan melakukan perbaikan SOP dalam perizinan pelaksanaan event yang dilakukan di dalam kawasan hutan untuk memastikan tidak terjadi dampak terhadap lingkungan.

"Sebagai tindak lanjut, kami akan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk bersama-sama melakukan pengawasan dan memastikan setiap event yang dilaksanakan dilakukan secara profesional dan memenuhi ketentuan serta mencegah terjadinya kerusakan lingkungan," ungkapnya.

Pihaknya menegaskan, ajang trail dan event serupa yang dapat merusak kawasan hutan di Ranca Upas dilarang digelar. "Untuk selanjutnya, segala bentuk kegiatan event berupa trail dan offroad di dalam kawasan hutan, dilarang untuk dilaksanakan," ujarnya.

Pihaknya bersama pihak pemerhati lingkungan, masyarakat sekitar, dan stakeholder terkait lainnya akan melakukan rehabilitasi sebagai upaya pemulihan ekosistem di Ranca Upas.

"Pihak penyelenggara event yaitu 'Paguyuban Putra Murni Kurnia Trail Adventure Feat TRAMAX"SS' telah menyampaikan pernyataan permohonan maaf atas peristiwa yang terjadi di Ranca Upas," pungkasnya.

(sud/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads