Komentar Guru Besar Unpad soal Event Trail yang Bikin Ranca Upas Merana

Komentar Guru Besar Unpad soal Event Trail yang Bikin Ranca Upas Merana

Wisma Putra - detikJabar
Minggu, 12 Mar 2023 03:00 WIB
Bunga edelweis rawa yang rusak digilas saat ajang motor trail di Ranca Upas, Kabupaten Bandung
Event trail bikin rusak Ranca Upas (Foto: Yuga Hassani/detikJabar).
Bandung -

Event motor trail digelar di kawasan Ranca Upas, Rancabali, Kabupaten Bandung, Minggu (5/3) lalu. Tak hanya merusak habitat bunga rawa, ratusan pengendara motor trail ini masuk kawasan hutan yang ada di Ranca Upas.

Kebisingan yang keluar dari knalpot motor trail itu mengganggu satwa-satwa yang hidup di hutan yang berada di kawasan Ranca Upas, salah satunya burung.

Pengamat burung sekaligus Guru Besar Etnobiologi Unpad Johan Iskandar mengatakan, burung yang hidup disemak belukar menjadi salah satu satwa yang paling terdampak oleh aktivitas motor trail tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mungkin secara langsung yang mengkhawatirkan burung semak belukar, karena terabas motor itu melintasi semak, jalan setapak, kemudian daerah yang musim kemarau pun dibuat licin supaya menarik ya berterabas di dalam hutan, burung yang terasa disemak belukar ya, pasti ada gangguan langsung," kata Johan dihubungi via sambungan telepon, Sabtu (11/3/2023).

Johan mengatakan, burung jenis Congcoang yang hidup di semak belukar yang akan merasakan langsung aktivitas motor trail tersebut.

ADVERTISEMENT

"Yang di atas ada gangguan tapi tidak langsung, Cingcoang bisa terganggu langsung karena hidup di semak belukar itu," ujarnya.

Menurut Johan, jika habitat burung semak belukar rusak, maka mereka akan bermigrasi atau mencari tempat baru untuk hidup dan berkembang biak. Tempat baru yang akan dicarinya bisa di kawasan yang sama atau kawasan yang bertentangan dengan kawasan yang rusak itu.

"Daerah tetangga ada tipe serupa bisa saja menyingkir ke tempat sekitar, tapi harus sama, kalau terbatas memang agak repot wilayah semak belukar nya terbatas sehingga migrasi sementara," ungkapnya.

Meski belum secara langsung melakukan survei ada jenis burung apa saja di kawasan Ranca Upas, Johan menyebut dia pernah melakukan survei dan pengamatan burung di kawasan Alam Endah, masih di Kecamatan Rancabali yang lokasinya tidak jauh dari Ranca Upas.

"Kebetulan belum melakukan survei, tapi berkunjung sudah untuk daerah itu. Di Alam Endah bisa dibedakan antara burung perkampungan, pekarangan rumah penduduk, burung perkebunan,agroforesti dan hutan. Kita pernah lakukan penelitian di situ dan melibatkan penduduk ada burung apa saja di desanya, itu pernah dilakukan,"tuturnya.

Hutan Ada Elang Berarti Sehat

Johan menyebut, tolok ukur hutan yang masih terjaga, yaitu masih ada habitat elang yang hidup di hutan tersebut. Begitupun di kawasan Alam Endah dan sekitarnya masih ditemukan banyak burung elang. Selain elang, ada juga jenis burung hutan lainnya yang hidup di kawasan tersebut.

"Secara umum sama, karena membutuhkan hutan, indikator ada Elang Jawa berarti hutan masih baik, kan elang Jawa tak bisa hidup di hutan kurang bagus, harus bagus ya," ujarnya.

Selain elang, di kawasan itu juga masih ada burung elang ular, tohtor, uncal loreng dan lainnya. Kemudian burung semak belukar seperti Cingcoang, lalu burung-burung khas pegunungan seperti camperling, jalak hutan, kutilang kemudian ciblek.

Bahkan menurut Johan, jika negara dibagian utara Indonesia sedang memasuki musim dingin, tak jarang banyak burung bermigrasi ke kawasan Alam Endah.

"Tapi yang menarik itu ada burung-burung migrasi yang datang ke Indonesia, kalau di utara musim dingin ada burung yang singgah ke Indonesia dari dulu ditemukan di Alam Endah, jenis kalau dalam lokalnya entod leuncang karena bergoyang-goyang kalau hinggap, itu jenis migrasi, datang ke indonesia kala migrasi saja datang dari Cina, Mongolia, Siberia negara di utara saja, kalau musim dingin di tempat aslinya menjelajah ke daerah selatan Asia Tenggara termasuk Indonesia," paparnya.

Halaman 2 dari 2
(wip/mso)


Hide Ads