Fakta-fakta Acara Trail yang Ancam Kerusakan Hayati di Ranca Upas

Fakta-fakta Acara Trail yang Ancam Kerusakan Hayati di Ranca Upas

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 10 Mar 2023 09:45 WIB
Kawasan kebun Edelweis di Ranca Upas rusak setelah acara motor trail pada Minggu, 5 Maret 2023. Di lokasi, banyak tanah berlubang dan bekas ban motor trail.
Kebun Edelweis Ranca Upas Rusak (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Kabupaten Bandung -

Kegiatan motor trail di Ranca Upas yang berada di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jabar, tuai kecaman. Sebab, kegiatan tersebut merusak ladang edelweis di Ranca Upas.

Tim detikJabar merangkum fakta-fakta tentang kerusakan ladang edelweis hingga ancaman pada habitat lainnya. Berikut fakta-faktanya:

Kerusakan Flora Rawa Gunung

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kerusakan yang terjadi di Kawasan Ranca Upas, Kabupaten Bandung mendapat kecaman dari para aktivis lingkungan. Mereka menyesalkan kawasan yang masuk sebagai hutan lindung di Jawa Barat itu kini rusak akibat ulah manusia yang tak bertanggung jawab.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat Meiki W Paendong mengatakan, kerusakan kawasan Ranca Upas memerlukan beberapa tahun untuk diperbaiki. Apalagi, di kawasan tersebut, terdapat habitat untuk flora yang unik yaitu Edelweis Rawa yang hanya bisa di sana.

ADVERTISEMENT

"Menyikapi kejadian kemarin, secara jujur kami menyesali ini terjadi. Kami mengecam keras karena berdampak terhadap kerusakan Kawasan Ranca Upas yang begitu besar, terutama di satu hamparan yang kami sebut sebagai white land yang merupakan habitat untuk flora rawa gunung atau bunga Edelweis rawa," kata Meiki, Rabu (8/3/2023).

Owa dan Kancil Ikut Terancam

Tak hanya flora, habitat fauna di Ranca Upas kata Meiki juga terganggu akibat kerusakan yang dilakukan oleh para pegiat motor trail tersebut. Mulai dari habitat lutung, owa jawa hingga kancil yang kini ekosistemnya menjadi terancam.

"Ini juga menjadi preseden buruk terhadap komitmen pemerintah dalam upaya perlindungan terhadap kawasan hutan. Karena kalau kita dudukkan, Ranca Upas ini bukan hanya soal Edelweis rawa saja yang rusak. Tapi karena memang di sana itu merupakan kawasan hutan lindung yang merupakan habitat untuk beberapa fauna yang dilindungi," ucapnya.

Walhi Desak Perhutani

Meiki pun berpandangan, insiden ini bisa terjadi karena adanya ketidaktahuan dari para pegiat motor trail hingga bisa masuk ke kawasan Ranca Upas. Namun, ia tetap mendesak pertanggungjawaban dari pengelola kawasan itu yakni Perhutani yang dianggap melakukan pembiaran rusaknya kawasan Ranca Upas.

"Kenapa? Karena sepengetahuan kami, kegiatan sejenis tadi banyak didukung instansi yang menjadi bagian pemerintah. Sebut saja ada institusi militer, kepolisian, pemda juga mendukung, bahkan menjadi promotor termasuk dengan Perhutani di dalamnya ada. Nah ini perlu menjadi sorotan. Ini harus menjadi pelajaran dan harus menjadi yang terakhir kalinya," tuturnya.

Diksi Menyesatkan Rider Trail

Pengkampanye Sadar Lingkungan Pepep DW mengatakan, sebelum terjadinya insiden Ranca Upas, sudah muncul diksi menyesatkan terlebih dahulu yang kerap ditawarkan para pegiat motor trail untuk menyalurkan hobinya.

Berdasarkan informasi yang ia kumpulkan, mereka kerap menawarkan istilah 'surga baru' untuk menjajal kawasan Bandung Selatan yang kadang menggunakan diksi 'jalur perawan'.

"Sekarang ada diksi membahayakan, Bandung Utara kan sudah habis untuk kegiatan seperti ini (motor trail). Sekarang ada istilah, ada surga baru bagi kegiatan seperti ini yang bernama Bandung Selatan. Bahkan, acara seperti ini kadang suka pakai diksi 'dijamin jalur perawan'," kata Pepep.

Diksi ini pun bagi Pepep begitu menyesatkan. Maka, perlu ada kesadaran dari semua kepentingan termasuk juga organisasi seperti Ikatan Motor Indonesia (IMI) hingga Indonesia Offroad Federation (IOF) untuk bisa menjaga kelestarian hutan lindung, salah satunya Ranca Upas di Jawa Barat.

Respons Bupati Bandung

Bupati Bandung Dadang Supriatna saat ini pemerintah akan melakukan evaluasi terkait event-event trail. Namun dirinya tidak melarang warga untuk berkegiatan hobi.

"Tetapi mekanisme juga harus ditempuh, sehingga saya tekankan kepada kadis (kepala dinas) terkait untuk evaluasi. Kalaupun ke depan kalau ada yang mengusulkan kegiatan, tolong dilihat dulu titik lokusnya di mana. Sehingga tidak mengganggu lingkungan," katanya saat live di detik pagi, Kamis (9/3/2023).

Dia menegaskan semua stakeholder harus dilibatkan dalam setiap event yang berbau lingkungan. Hal tersebut bisa meminimalisir adanya tindakan perusakan serupa. "Soalnya kalau pegiat lingkungan dilibatkan, minimal ada warning. Di sini jangan, ini jangan, artinya ada meeting lebih awal. Sehingga tidak ada perusakan lingkungan," ucapnya.

Terbitkan Perbup

Dadang mengaku saat ini telah mengeluarkan peraturan bupati (Perbup) berkaitan dengan setiap warga wajib menanam pohon.

"Saya syaratkan, karena kita sudah keluarkan Perbup, bahwa apabila ada kegiatan seperti trail, maka mereka harus memberikan kontribusi bibit. Jadi Kabupaten Bandung itu dari mulai yang mau nikah, anak sekolah, karena kita butuh bibit," jelasnya.

Kegiatan Trail Tak Berizin

Bupati Bandung Dadang Supriatna menegaskan event motor trail di Ranca Upas, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung tidak memiliki izin. Hal tersebut diketahui setelah dilakukan pengecekan kepada pihak terkait.

Dadang sendiri mengaku tidak tahu ada kegiatan tersebut. Ia baru tahu belakangan kegiatan itu digelar dan bikin gaduh. Apalagi ada logo Pemkab Bandung dalam kegiatan tersebut.

"Setelah saya telusuri ternyata belum ada izin. Yang menyesalnya saya kenapa lambang Pemda di pasang di situ. Sementara IMI Kabupaten Bandung pun tidak pernah merasa mengonfirmasi adanta kegiatan tersebut," katanya.

Bupati Sebut Kegiatan Trail Ilegal

Dia menjelaskan event tersebut bisa dikatakan ilegal. Pasalnya tidak memiliki izin dari pihak terkait. "Iya (ilegal) bisa dikatakan seperti itu," tegasnya.

Dadang mengintruksikan Kadis Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung untuk segera melakukan penanaman kembali tanaman di area yang rusak. Hal itu juga harus disinergikan dengan para pegiat lingkungan. "Pada hari kemarin juga kita sudah support untuk pembibitan kembali dan hari ini juga kita persiapkan. Sehingga nanti bisa ditanam kembali," ucapnya.

"Insya Allah saya paling lambat besok pagi sudah di lapangan untuk sama-sama menanam kembali bunga edelweis rawa di Ranca Upas," tambahnya.

Permintaan Maaf Pengelola

Pihak Perhutani melalui Econique yang mengelola kawasan tersebut angkat bicara terkait kejadian itu.

"Kami memohon maaf dan prihatin atas kejadian yang berdampak terhadap lingkungan dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat sekitar," kata Sekper Perhutani Alam Wisata Ronald dalam keterangan resmi yang diterima detikJabar, Kamis (9/3/2023).

Dalam keterangannya, Ronald mengungkapkan sebagai pengelola lokasi, pihaknya akan melakukan perbaikan SOP dalam perizinan pelaksanaan event yang dilakukan di dalam kawasan hutan untuk memastikan tidak terjadi dampak terhadap lingkungan.

"Sebagai tindak lanjut, kami akan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk bersama-sama melakukan pengawasan dan memastikan setiap event yang dilaksanakan dilakukan secara profesional dan memenuhi ketentuan serta mencegah terjadinya kerusakan lingkungan," ungkapnya.

Trail Dilarang di Ranca Upas

Pihaknya menegaskan, ajang trail dan event serupa yang dapat merusak kawasan hutan di Ranca Upas dilarang digelar. "Untuk selanjutnya, segala bentuk kegiatan event berupa trail dan offroad di dalam kawasan hutan, dilarang untuk dilaksanakan," ujarnya.

Pihaknya bersama pihak pemerhati lingkungan, masyarakat sekitar, dan stakeholder terkait lainnya akan melakukan rehabilitasi sebagai upaya pemulihan ekosistem di Ranca Upas.

"Pihak penyelenggara event yaitu 'Paguyuban Putra Murni Kurnia Trail Adventure Feat TRAMAX"SS' telah menyampaikan pernyataan permohonan maaf atas peristiwa yang terjadi di Ranca Upas," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Eks Kadinkes Kabupaten Bandung Barat Jadi Tersangka Korupsi"
[Gambas:Video 20detik]
(sud/dir)


Hide Ads