Usai Difteri dan Flu Burung, Jabar Kini Dihantui Wabah Kencing Tikus

Usai Difteri dan Flu Burung, Jabar Kini Dihantui Wabah Kencing Tikus

Rifat Alhamidi - detikJabar
Kamis, 09 Mar 2023 19:30 WIB
Ilustrasi tikus
Ilustrasi (Foto: Thinkstock).
Bandung -

Jawa Barat kini mulai diserang berbagai wabah penyakit. Setelah difteri menyerang warga Garut dan kasus flu burung yang ditemukan di berbagai daerah, Jabar kini dihadapkan dengan penyakit kencing tikus atau leptospirosis.

Informasi yang dihimpun detikJabar, wabah kencing tikus telah mengakibatkan 2 orang asal Kabupaten Tasikmalaya dan Pangandaran meninggal dunia. Kasus itu tercatat terjadi pada Januari-Februari 2023.

"Untuk tahun ini, ada dua kematian akibat kasus kencing tikus yaitu di Tasik sama Pangandaran. Kemudian kami temukan 10 kasus suspek yang rata-rata terjadi di beberapa kabupaten/kota," kata Kabid Pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jabar Rochayadi saat dihubungin wartawan, Kamis (9/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan catatan Dinkes Jabar, wabah kencing tikus pada 2022 sempat ditemukan menjangkit total 189 kasus. Sebanyak 33 kasus di antaranya mengakibatkan warga Jabar meninggal dunia.

Kini setelah wabah itu muncul kembali, Jabar mulai waspada. Wabah ini kata Rochayadi memang bisa diobati. Namun jika penangananya terlambat, maka bisa berpotensi mematikan karena bisa menyerang organ vital manusia.

ADVERTISEMENT

"Penyakit ini kalau tidak segera diobati cukup bahaya, karena bisa langsung merusak kepada ginjal, jantung, hingga ke bagian otak. Tapi kalau memang mengunakan antibiotik, penyakit ini bisa disembuhkan," ungkapnya.

Rochayadi pun menjelaskan, wabah kencing tikus tak hanya berasal dari tikus saja. Namun juga merupakan kuman leptospirosis yang berkembang biak di binatang seperti anjing, babi, sapi hingga kerbau.

"Mungkin sering terdengarnya dari tikus, dari urinnya tikus yang disebarkan kepada manusia. Nah biasanya kontaknya dari urin ini dari kontak kulit, dan itupun apabila di kulitnya ada luka, atau dalam carian air yang masuk ke mulut kita," terangnya.

Rochayadi pun mendorong masyarakat agar bisa lebih waspada dan bisa menjaga pola hidup sehat di lingkungan rumahnya. Ia berharap warga langsung berkonsultasi ke dokter jika merasakan gejala-gejala tidak normal saat dalam kondisi sakit.

"Jadi wabah ini memang perlu deteksi dini, karena penemuan kasus dini bisa langsung dilakukan pemberian antibiotik bisa lebih cepat. Sehingga pasien tidak akan mengalami komplikasi yang lebih berat," pungkasnya.

(ral/mso)


Hide Ads