Masyarakat yang tinggal di Sukabumi sudah tak asing lagi dengan kawasan Kota Paris. Mereka menyebutnya sebagai kawasan elite pertama di zaman Hindia Belanda.
"Iya tahu sudah lama. Kalau nggak salah dari zaman Belanda juga sudah ada. Rumah-rumahnya juga besar-besar yang di pinggir jalan Kota Paris," kata Mustopa warga Sukaraja, Sukabumi kepada detikJabar, belum lama ini.
Ketua Yayasan Dapuran Kipahare, Irman Firmansyah membenarkan jika penamaan Kota Paris sudah ada sejak zaman Hindia-Belanda. Kawasan perumahan tersebut menjadi etalase Kota Sukabumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kota Paris ini sebagai perumahan modern pertama yang dibangun sebagai etalase kota," kata Irman saat dikonfirmasi.
Dia mengatakan, kawasan tersebut merupakan komplek perumahan elite pertama di Sukabumi di masa Hindia Belanda. Sebagian ada yang menyebut dengan nama Kota Paris, Cipelang-Soekaboemi Gemeente atau Kuta Parisj West en East.
Kota Paris ini dibagi menjadi dua daerah ada yang di barat dan timur. Keduanya dibangun dan selesai pada tahun 1931 oleh pelaksana
Perumahan Elite Kuta Parisj (Kota Paris) Barat dan Timur (West en East) dibangun dan selesai tahun 1931 dan pelaksanaannya dilakukan oleh NV Volkhuisvesting. Perlu diketahui, NV Volkhuisvesting merupakan perusahaan perumahan di tingkatan kotamadya.
![]() |
Perusahaan itu didirikan oleh pemerintah kolonial pada tahun 1925 dan berfungsi untuk memperoleh tanah dan menarik modal bagi pengadaan perumahan. Khusus pembangunan perumahan Kota Paris, pemerintah menghabiskan anggaran sebesar 107.852 Gulden dengan waktu pengerjaan selama tujuh bulan.
Di Kota Paris Timur (Ciaul) terdapat 22 unit rumah dan di Kota Paris Barat (Cipelang) terdapat 15 unit rumah. Sehingga secara total seluruh unit rumah berjumpah 37 unit.
Irman mengatakan, perumahan itu memang diperuntukkan bagi siapa saja. Hanya, rata-rata pemilik rumah di Kota Paris merupakan kalangan pejabat dan pengusaha.
"Siapa saja yang mau nyewa atau beli tapi memang kebanyakan pejabat dan pengusaha," ujarnya.
Saat ini, sebagian besar bangunan perumahan sudah berubah. Bahkan ada yang diubah menjadi tempat usaha rumah makan atau warung kopi.
"Rumah asli masih ada meskipun sebagian lainnya sudah berubah bentuk lebih modern. Perumahan tersebut memiliki nilai historis dan dapat berpotensi menjadi bangunan ataupun kompleks cagar budaya," ucap Irman.
Perlu diketahui, nama-nama jalan yang masuk dalam kawasan Kota Paris di antaranya Jalan Cimandiri, Cisadea dan Cisokan untuk Kota aris Timus. Sedangkan Jalan Halimun, Gede, Arca dan Jalan Salak termasuk Kota Paris Barat.
(yum/yum)