Menghapus Memori Pahit Kolonialisme dari Lapang Merdeka Sukabumi

Menghapus Memori Pahit Kolonialisme dari Lapang Merdeka Sukabumi

Siti Fatimah - detikJabar
Senin, 27 Feb 2023 08:10 WIB
Situasi Lapang Merdeka Kota Sukabumi
Situasi Lapang Merdeka Kota Sukabumi (Foto: Dokumentasi Yayasan Dapur Kipahare)
Sukabumi -

Terik matahari memancarkan cahayanya di balik sela-sela pohon rindang Lapang Merdeka. Beberapa warga terlihat hilir mudik mengitari track lari di area kawasan ruang publik tersebut.

Lapang yang kini jadi ikon Kota Sukabumi ternyata banyak menyimpan kisah bersejarah. Semuanya bermula saat pemerintahan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau Perusahaan Hindia Timur didirikan pada 20 Maret 1602.

Ketua Yayasan Dapuran Kipahare Irman Firmansyah mengatakan, VOC membangun distrik-distrik di seluruh wilayah Sukabumi. Menurutnya, kawasan Lapang Merdeka kala itu masuk dalam distrik Gunungparang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari Alun-alun sampai Lapang Merdeka karena zaman dulu alun-alun sebagai tempat pusat kota secara tradisional. Di utara ada tempat hiburan, di barat tempat ibadah, makanya ada istilah dulu alun-alun utara (Lapang Merdeka)," kata Irman saat ditemui detikJabar di Museum Kipahare, Kota Sumabumi, Kamis (23/2/2023).

Situasi Lapang Merdeka Kota SukabumiSituasi Lapang Merdeka Kota Sukabumi Foto: Dokumentasi Yayasan Dapur Kipahare

Beralih pada pemerintahan Belanda, pemerintah saat itu membelah jalan antara Alun-alun dan Lapang Merdeka. Lapang Merdeka digunakan sebagai tempat acara seremonial sedangkan Alun-alun untuk rakyat biasa. Saat itu, Lapang Merdeka bernama Lapang Victoria karena dekat dengan Hotel Victoria dan Victoria Weg (Jalan Victoria).

ADVERTISEMENT

"Lapang Merdeka biasanya jadi tempat upacara prajurit, kebetulan juga di seberanginya ada Hotel Victoria milik Inggris (saat ini pertigaan Tugu Adipura sampai RM Ayam Goreng Bogor)," ujarnya.

Lapang Merdeka juga jadi saksi bisu dalam pengambilalihan kekuasaan dari Jepang yang dilakukan oleh ribuan masyarakat Sukabumi. Berbeda dengan Bogor yang diberikan kekuasaan oleh Jepang pada 1 Oktober 1945, para pejuang Sukabumi justru memutuskan untuk mengambil-alih kekuasaan secara paksa dari Jepang tepat di hari pemberian kekuasaan wilayah Bogor ke Jepang.

"Ini semacam sindiran keras terhadap Jepang yang bersikap plin-plan dan tak mau menyerahkan kekuasaan kepada masyarakat Sukabumi," ucap dia.

Situasi Lapang Merdeka Kota SukabumiSituasi Lapang Merdeka Kota Sukabumi Foto: Siti Fatimah/detikJabar

Di tempat yang sama, warga Sukabumi berkumpul dan membakar semangat ribuan masyarakat untuk segera mengambil-alih kekuasaan. Selain itu, masyarakat yang bersenjata seadanya menghentikan pasukan Jepang hingga pemerintahan dapat direbut oleh pribumi pada November 1945.

Setelah kemerdekaan, nama lapang dan hotel diubah dengan penambahan kata 'Merdeka.' Irman mengatakan, perubahan nama ini ditengarai untuk menghapus memori kolonialisme Belanda saat gempitanya pekik kemerdekaan.

Peristiwa ini tak luput dari perhatian Bung Karno yang mengamati setiap pergerakan masyarakat di daerah. Maka melalui Undang-undang Darurat RI Nomor 12 Tahun 1951, nama Lapang Merdeka ini diresmikan.

Peresmian nama ini dilakukan sesudah kunjungan Bung karno ke Sukabumi dalam rangka safari menggelorakan kembalinya Irian barat ke pangkuan NKRI.

Tahun era 80-90 an, sejarah mencatat masa kelam Lapang Merdeka. Kala itu, pemerintah belum terlalu memperhatikan penataan kawasan publik tersebut hingga digunakan sebagai tempat transaksi waria atau prostitusi.

"Tahun 2000-an dilakukan penataan sehingga para waria itu tidak boleh ada di situ dan disterilkan. Dijadikan tempat hiburan masyarakat, bisa berkumpul dan berolahraga, ada jual beli karena dulu di situ ada semacam pasar kaget tiap hari Minggu," kata Irman.

"Jadi penanganan dari pemerintah itu sebetulnya dulu kan Lapang Merdeka itu ada gunung-gunungan atau bukit-bukit kecil yang kemudian dipapas. Jadi dari atas ke bawah itu lebih menjorok dan curam. Dulu itu merata, kemudian dibuat semacam podium, GOR sebelum yang sekarang," sambungnya.

Seiring berjalannya waktu, pada 2022 lalu Gubernur Ridwan Kamil dan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi meresmikan kawasan Lapang Merdeka yang sudah direvitalisasi. Membangun track-track olahraga, kawasan bermain anak, pojok UMKM dan lain-lain.

(yum/yum)


Hide Ads