Kota Paris merupakan nama sebuah kawasan di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Lokasinya berbatasan dengan Sungai Cimandiri dan Jalan Nasional Ahmad Yani, Kebonjati, Kecamatan Cikole.
Dulu Kota Paris di Sukabumi berbentuk perumahan yang menjadi gerbang masuk kota. Dikenal sejak awal kemerdekaan dan bertahan hingga hari ini. Awalnya perumahan tersebut dibentuk oleh pemerintah melalui NV Volkhuisvesting.
Seabad kemudian, setelah pribumi menguasai wilayah, terjadi urbanisasi besar-besaran. Banyak warga dari luar yang masuk ke Kota Sukabumi. Mereka rata-rata berasal dari Garut dan Ciamis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu ya ini masih istilahnya hanya beberapa rumah. Setelah itu ada urban dari Garut yang dari sesepuhnya bapak mualim Dadang, bapak Danu, bapak Dimyati, bapak Toha, dan bapak Madhapi, itu sudah almarhum semua. Nah beliau-beliau ini yang membangun Kota Paris, cuma dominasinya dulu ini warganya kebanyakan yang urban dari Garut dan Ciamis," kata Ketua RW 01 Jukardi Jayaniti saat ditemui detikJabar beberapa waktu lalu.
![]() |
Secara umum, beberapa rumah bergaya klasik masih dipertahankan oleh pemiliknya. Halaman yang luas dengan arsitektur retro masih berdiri terawat. Namun tak dipungkiri kondisinya saat ini sudah padat penduduk.
Seiring berjalannya waktu, kawasan-kawasan baru bermunculan dengan nama yang beragam seperti Kampung Babakan Garut atau Kampung Baru Kota Paris. Kota Paris Babakan Garut disematkan sebagai interpretasi bagi warga yang berasal dari Garut.
"Di sini dikenalnya Kota Paris Babakan Garut karena dominasinya dari Garut. Ada lagi Kota Paris Kampung Baru, nah itu dulunya sawah, kemudian jadi perkampungan, penduduknya baru jadi disebut Kampung Baru," ujarnya.
Sebelum seramai saat ini, masyarakat di Kota Paris didominasi sebagai penjual bubur. Selain karena makanan tradisional, dulu pangsa pasar di Kota Sukabumi kepada makanan bubur.
"Mata pencahariannya cenderung ke dagang bubur. dulu kan tradisinya kalau sarapan itu makan bubur, dan pangsa pasarnya juga ke bubur maka mereka larinya ke bubur," kata dia.
Sekarang jenis pekerjaan masyarakat sangat bervariasi. Ada yang menjadi PNS, membuka warung sembako, industri rumahan berbagai jenis makanan seperti mochi, wajit warna-warni hingga kue dandut.
Kota Paris yang dulunya pada Maret 1931 hanya terdiri dari 22 rumah kini sudah sangat berkembang pesat. Jukardi mengatakan, dari satu ke-RW-an saja sudah mencapai 1.400 orang warga.
Perlu diketahui, nama-nama jalan yang masuk dalam kawasan Kota Paris di antaranya Jalan Cimandiri, Cisadea dan Cisokan untuk Kota Paris Timus. Sedangkan Jalan Halimun, Gede, Arca dan Jalan Salak termasuk Kota Paris Barat.
(yum/yum)