Media sosial diramaikan dengan cekcok antara rombongan wisatawan dan sekelompok pengamen yang terjadi di area parkir objek wisata The Great Asia Africa (TGAA) Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Dalam rekaman video berdurasi 36 detik, nampak dua orang dari rombongan wisatawan berhadapan dengan dua orang pengamen. Mereka adu mulut di pintu masuk bus pariwisata yang terparkir.
Sempat terdengar ucapan dari salah seorang pria dari rombongan wisatawan mengatakan para pengamen itu tak diizinkan masuk ke dalam bus. Namun para pengamen itu tak terima dan menyebut rombongan wisatawan kurang sopan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengelola The Great Asia Africa Lembang, Wawan Gunawan mengatakan kejadian itu terjadi pada pekan lalu, Selasa (14/2). Berawal dari pengamen yang masuk ke dalam bus namun diminta turun oleh Tour Leader rombongan wisatawan.
"Ya betul ada kejadian itu. Jadi awalnya itu mereka (pengamen) sudah di dalam bus. Tapi sama TL diminta turun. Mungkin tidak terima atau bagaimana, akhirnya mereka ribut di pintu bus," kata Wawan saat dihubungi detikJabar, Rabu (22/2/2023).
Namun cekcok antara rombongan wisatawan dengan Kelompok Pengamen Jalanan (KPJ) itu akhirnya berakhir setelah dimediasi oleh manajemen TGAA dan pihak kepolisian.
"Akhirnya dimediasi dan selesai, jadi ada kesalahpahaman juga. Disaksikan polisi juga. Cuma informasinya dari para pengamen itu nggak terima, jadi panjang urusannya. Nah TL ini minta difasilitasi untuk mediasi lagi. Tapi kan kalau itu bukan ranah kita, ya silakan saja," kata Wawan.
Wawan mengatakan para pengamen itu tidak selalu menetap di kawasan wisata termasuk di TGAA. Mereka biasanya naik turun bus termasuk bus pariwisata. Pihaknya sendiri cukup kesulitan mengawasi para pengamen dan pedagang di sekitaran area objek wisata.
"Kalau kita juga kan mengawasi pengamen itu agak susah, jadi kucing-kucingan. Nah mereka ini enggak standby, tapi pindah-pindah tempat. Cuma sudah kita minta semuanya supaya tidak meresahkan," tutur Wawan.
Wawan mengatakan para pengamen itu juga akhirnya mengakui bahwa mereka meresahkan wisatawan dengan aksi yang dilakukannya.
"Ya mengakui akhirnya sudah meresahkan, dan kita minta supaya tidak terulang," kata Wawan.
Kepala Desa Gudang Kahuripan, Agus Karyana mengatakan ia mengultimatum agar pihak yang beraktivitas di kawasan wisata Lembang khususnya di Desa Gudang Kahuripan tidak menimbulkan keresahan.
"Searah dengan kepolisian, sekiranya meresahkan tidak boleh mengamen di sini lagi. Kalau membandel saya sudah minta kepolisian yang turun tangan, berlaku buat semuanya tidak cuma pengamen," kata Agus saat dihubungi detikJabar, Rabu (22/2/2023).
Agus mengatakan para pengamen tersebut memang sering beraktivitas di dua lokasi wisata di Desa Gudang Kahuripan, yakni The Great Asia Africa dan Farmhouse. Namun mereka bukan berasal dari desa tersebut.
"Bukan warga kami, jadi dari luar Lembang. Cuma memang informasinya sering ngamen di sini. Mereka sudah mengaku salah juga kemarin," tutur Agus.
Agus menyebut keresahan yang ditimbulkan dari aksi tak terpuji itu berdampak pada citra pariwisata di Lembang secara umum. Apalagi beberapa waktu lalu juga sempat ramai soal getok parkir.
"Ya tercoreng, makanya kita minta mereka ini (pedagang, pengamen, dan juru parkir) ikuti aturan di Desa Gudang Kahuripan. Jangan menimbulkan keresahan," ucap Agus.
(dir/dir)