Tradisi Kuda Kosong ternyata tidak hanya ada di Cianjur saja, namun beberapa daerah di Jawa Barat lainnya. Salah satunya di Kabupaten Ciamis, yang juga pernah memiliki tradisi serupa, namun kini hilang ditelan zaman dan sudah tidak dilestarikan.
Lalu kenapa Tradisi Kuda Kosong di Ciamis tidak lagi digelar? Padahal tradisi tersebut bisa menarik ribuan masyarakat. Sehingga akan berdampak pada perekonomian.
Kepala Dinas Pariwisata Ciamis Budi Kurnia menerangkan Tradisi Kuda Kosong terakhir bisa disaksikan masyarakat itu di tahun 1970-an hingga awal 1980-an. Biasa digelar pada saat Hari Jadi Ciamis tepatnya 12 Juni. Namun, sayangnya sekarang tradisi itu sudah ditinggalkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Budi, tradisi ini sangat identik dengan ritual dan supranatural. Selain itu konsepnya sangat entertain atau menghibur masyarakat. Budi pun mengungkapkan alasan tradisi itu hilang karena perkembangan zaman.
"Jadi karena event ini seiring perkembangan zaman mitologinya makin memudar. Akhirnya dipandang sudah tidak perlu lagi ada tradisi yang kental dengan nuansa mitologi," ujar Budi Kurnia, Senin (20/2/2023).
Sesepuh Ciamis dulu, menurut Budi sangat jago dalam membuat event atau konten yang membuat masyarakat sangat tertarik. Seperti halnya Tradisi Kuda Kosong, yang hanya melihat kuda saja namun orang akan penasaran untuk menyaksikannya.
"Judulnya kuda kosong dengan segala mitologinya. Orang hanya melihat arak-arakan kuda lewat tanpa ada muatan atau orang tapi ribuan orang ingin melihatnya. Konsep ini bagi saya keren banget. Bisa membuat hal biasa jadi luar biasa," ucap Budi.
Budi menerangkan Tradisi Kuda Kosong ini yang masih lestari ada di Cianjur. Konsepnya sama dengan di Ciamis karena memang tradisi Sunda lebih identik dengan bentuk penghormatan kepada karuhun dan mitologinya. Salah satunya cara melestarikan mitologi itu di momentum hari-hari besar itu digelarkan. Salah satunya pada saat hari jadi.
Tujuan dari Tradisi Kuda Kosong ini sebagai sarana transportasi dari mahluk gaib yang konon sebagai penjaga daerah. Kuda itu akan ditunggangi oleh para penjaga lembur. Mengingat setiap Hari Jadi Ciamis, para penjaga lembur itu dilibatkan dan diundang.
"Jadi disediakan fasilitas atau alat transportasinya. Kalau sekarang misal ada tamu disiapkan mobil dinas atau bus wisata. Dulu itu untuk fasilitas mereka itu disediakan kuda," ungkap Budi.
Budi pun berkeinginan untuk kembali menggelar kembali Tradisi Kuda Kosong tersebut namun dengan polesan yang berbeda.
"Ini akan kita bicarakan. Mengingat konsep tradisi ini sangat menarik menjadi sebuah event kreatif," pungkasnya.
(mso/mso)