12 Fakta Mensos Risma Sujud Saat Debat di SLB Bandung

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 22 Feb 2023 07:45 WIB
Menteri Risma bersujud di depan seorang guru di SLB Negeri A Pajajaran Bandung (Foto: Wisma Putra/detikJabar).
Bandung -

Menteri Sosial Tri Rismaharini bersujud di depan salah seorang pengajar SLB Negeri A Pajajaran Kota Bandung. Ia sujud setelah berdiskusi dengan staf sekolah tersebut.

Tim detikJabar merangkum fakta-fakta momen sujud Mensos yang akrab disapa Risma itu. Berikut faktanya:

1. Janji Perbaiki Sekolah

Kejadian itu berawal saat Risma mendatangi Balai Wyata Guna di Jl Pajajaran, Kota Bandung untuk menghadiri acara pemberian bantuan sosial (bansos) dari Kementerian Sosial kepada penerima manfaat. Sesampainya di Balai Wyata Guna, Risma langsung sarapan pagi di Cafe yang dikelola oleh penyandang disabilitas. Seteleh itu, Risma pun langsung melihat koleksi tanaman hias yang dijual oleh penyandang disabilitas.

Usai memilih tanaman yang diinginkannya, Risma pun langsung menuju ke SLB Negeri A Pajajaran Kota Bandung. Seketika itu, sejumlah pengajar termasuk kepala sekolah SLB tersebut menghampiri Risma.

"Mau tak perbaiki, nanti pas perbaikan tolong diamankan, soalnya banyak yang tunanetra," kata Risma.

2. Tagih Janji Hibah

Selama perbaikan, Risma meminta kepada pengelola Wyata Guna agar menyediakan bangunan pengganti selama pembangunan. Risma berjanji, bakal memperbaiki bangunan rusak di SLB tersebut. Saat berbincang dengan kepala sekolah, obrolan Risma masih terlihat santai, namun obrolan itu seketika memanas setelah ada desakan terkait hibah lahan yang dilontarkan oleh sejumlah orang.

"Terkait itu, waktu itu ibu pernah janji menghibahkan itu," kata salah satu pengajar SLB bernama Tri.

"Pak ini susah, karena tanahnya ini ada di tengah gini, saya enggak bisa. Masalahnya apa? Sama-sama negaranya, makanya tadi yang penting saya bisa perbaiki, ini cafe ini juga kita bangun untuk disabilitas," ungkap Risma.

3. Risma Emosi

Emosi Risma mulai terpancing, tak kala ada seorang pengajar membisiki pengajar bernama Tri yang merupakan penyandang tunanetra.

"Tolong pak jangan bisik-bisik, ngomong aja langsung ke saya," kata Risma.

"Kita tidak bisa membangun bu," tambah pengajar bernama Tri.

"Kita bangunkan, apa masalahnya? Tolong jangan gitu, bapak ngmong saja ke saya, bapak jangan gitu, saya paling benci, ngmong ke saya," ujar Risma.

"Saya tambahkan (ruang kelas), ini dibangun sebelum saya, ini dibangun untuk anak-anak disabilitas (keberadaan kafe dan tempat untuk lapangan kerja) bukan untuk saya," tambah Risma.

4. Saling Sanggah

Risma juga menerangkan, pihak sekolah jangan hanya pikirkan terkait hibah, tapi harus pikirkan setelah siswa lulus, mereka harus bekerja apa dan bekerja di mana, Risma menyebut, kawasan Wyata Guna itu diharapkan bisa dimanfaatkan seluruhnya oleh para disabilitas.

Setelah Risma berikan penjelasan panjang lebar, namun masih ada yang menyanggah pernyataan Risma. Sedangkan Risma masih ada acara lain dan tidak bisa berbincang lebih lama.

"Kami pikirkan anak-anak," ucap pengajar bernama Tri.

"Sama," ucap Risma dengan nada melemah.

5. Momen Risma Sujud

Tiba-tiba, seorang pengajar perempuan yang juga penyandang tunanetra berbicara di belakang barisan, jika perjuangan yang mereka lakukan bukan untuk kepentingan mereka.

"Kita juga bukan untuk kepentingan pribadi bu," ujar pengajar perempuan itu.

"Makannya bu, kata saya kita berbagi," ujar Risma.

"Tapi tolong direalisasikan," kata pengajar itu.

"Saya sujud," ujarRisma dan langsung sujud ke kaki pengajar itu.




(sud/mso)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork