7 Fakta Warga KBB Alami Keracunan Massal

Round Up

7 Fakta Warga KBB Alami Keracunan Massal

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 15 Feb 2023 08:30 WIB
ilustrasi sakit perut
Ilustrasi sakit (Foto: iStock)
Bandung Barat -

Keracunan massal terjadi di Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Gejala yang dialami khas gejala keracunan makanan, mulai dari muntah-muntah hingga diare.

Penyelidikan hingga pemeriksaan laboratorium masih dilakukan, belum diketahui pasti apa penyebab keracunan massal tersebut. Berikut fakta-fakta yang dihimpun tim detikJabar sejauh ini dari peristiwa tersebut.

1. Gejala Keracunan Dirasakan Puluhan Warga

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puluhan warga Kampung Cilangari, Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB), muntah-muntah mendadak. Tak hanya itu, mereka mengalami gejala lain seperti mual, pusing, hingga ada sebagian warga yang diare. Kondisi itu dirasakan warga sejak Minggu (12/2/2023) subuh.

Kepala Desa Cilangari Sabana mengatakan awalnya hanya ada satu dua orang saja yang mengalami kondisi tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, jumlah warga yang muntah-muntah terus bertambah.

ADVERTISEMENT

"Jadi dari subuh itu ada satu dua warga muntah-muntah. Terus jam 10 pagi jumlahnya bertambah. Sampai jam 6 sore tadi ada sekitar 50 orang," ujar Sabana saat dihubungi, Minggu (12/2/2023).

2. Keracunan Dirasakan Usai Santap Hidangan di Acara Keagamaan

Kades Sabana mengatakan saat ini pihaknya masih terus memantau kondisi warga lainnya serta mendata jumlah warga yang terindikasi mengalami gejala serupa. "Hingga saat ini kita masih mendata jumlah warga yang mengalami kondisi serupa. Karena bukan tidak mungkin bakal terus bertambah," ucap Sabana.

Pihaknya belum bisa memastikan penyebab puluhan warga Kampung Cilangari itu mengalami gejala tersebut. Namun berdasarkan keterangan warga, pada malam sebelumnya mereka hadir dalam acara keagamaan di masjid setempat dan mengonsumsi makanan yang disajikan.

"Kalau penyebabnya kita belum tahu. Tapi informasinya yang mengalami gejala itu yang semalam hadir di acara tabligh akbar. Cuma kan yang sebagian lagi aman," tutur Sabana.

Guna memastikan penyebabnya, sampel makanan yang disajikan dalam acara tabligh akbar tersebut akan diuji laboratorium. "Jadi untuk memastikan penyebabnya kita uji lab makanannya. Nanti hasilnya akan diketahui," tutur Sabana.

3. Kesaksian Warga Korban Keracunan

Sementara warga yang mengalami kondisi muntah-muntah hingga diare itu saat ini ditangani secara terpusat di masjid tempat tabligh akbar digelar. "Agar mudah dan cepat penanganannya kita pusatkan di masjid. Kita minta tenaga medis dan alat-alatnya dibawa ke lokasi. Hampir semua diinfus," ujar Sabana.

Sementara itu Kapolsek Gununghalu AKP Wasiman mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan penanganan terhadap warga yang mengalami gejala muntah-muntah. "Sekarang sedang penanganan dulu ya, nanti akan diinformasikan lagi," kata Wasiman.

4. Korban Keracunan Bertambah

Jumlah warga Kampung Cilangari, Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang diduga keracunan makanan bertambah menjadi 83 orang.

Sebelumnya pada Minggu (12/2/2023), ada sekitar 50 warga yang diduga keracunan makanan dengan gejala muntah-muntah mendadak, mual, pusing, hingga diare.

Kepala Desa Cilangari, Sabana mengatakan hingga Senin (13/2/2023) jumlah warga yang diduga keracunan itu menjadi 83 orang.

"Tadi pagi ada penambahan 6 orang lagi yang diduga keracunan. Jadi totalnya sekarang ada 83 orang, karena terakhir malam itu ada 77 orang," ujar Sabana saat dihubungi, Senin (13/2/2023).

Enam orang tersebut, kata Sabana, langsung dilarikan ke Puskesmas Gununghalu untuk mendapatkan penanganan dari petugas medis.

"Langsung dibawa ke Puskesmas Gununghalu sesuai arahan dari kepala puskesmas. Kalau ada pasien tambahan langsung dibawa ke puskesmas saja," kata Sabana.

5. Penanganan Korban di Dua Lokasi

Kades Sabana mengatakan saat ini penanganan terhadap warga yang mengalami gejala seperti keracunan itu dipusatkan di dua lokasi, yakni RSUD Cililin serta di Puskesmas Gununghalu.

"Sekarang penanganan di 2 titik, jadi sudah tidak ada di lokasi (masjid kampung setempat). Semuanya di puskesmas sama di RSUD Cililin," tutur Sabana.

Beruntung dari total 83 orang yang mengalami gejala keracunan itu, sebagian sudah membaik dan sudah boleh pulang. Namun mereka masih tetap dipantau oleh petugas puskesmas.

"Dari jumlah itu ada yang sudah agak sehat bisa pulang. 41 orang. Sisanya masih dirawat di puskesmas dan di RSUD Cililin. Untuk yang di rumah ada pengecekan terus dari tim medis," ujar Sabana.

6. Satu Warga Korban Keracunan Tewas

Seorang warga Kampung Cilangari, Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang menjadi korban keracunan dinyatakan meninggal dunia.

Warga atas nama Rahmat (63) itu meninggal dunia pada Senin (13/2/2023) malam. Sebelumnya ia menjalani perawatan intensif di RSUD Cililin setelah mengalami gejala mual, muntah, hingga diare.

"Betul warga kami atas nama Pak Haji Rahmat meninggal di RSUD Cililin tadi malam. Salah satu yang mengalami keracunan juga," ujar Kepala Desa Cilangari, Sabana saat dihubungi, Selasa (14/2/2023).

Korban meninggal itu mendapatkan pertolongan pertama pada hari Minggu (12/2/2023) bersama dengan puluhan warga lainnya yang keracunan hidangan kegiatan keagamaan di kampung tersebut.

"Langsung diinfus setelah menunjukkan gejala yang sama dengan warga lainnya. Sempat dibawa ke rumah juga karena kondisinya membaik, tapi nggak lama langsung menurun lagi kondisinya terus masuk ICU," kata Sabana.

7. Masih Ada Puluhan Warga Dirawat

Hingga hari ini atau Selasa (14/2/2023) masih ada sekitar 40-an warga yang dirawat di dua tempat. Kemudian seorang warga meninggal dunia meskipun telah mendapatkan perawatan intensif.

Salah satu korban keracunan itu ialah Yati (50). Saat ini Yati masih dirawat di Puskesmas Gununghalu. Ia menerima infus karena kekurangan cairan akibat diare beberapa hari.

"Sekarang sudah lumayan kondisinya, tapi masih lemas terus masih kerasa sakit perut. Kalau diarenya sudah berkurang," kata Yati saat dikonfirmasi.

Yati menceritakan awal mula ia bisa keracunan makanan. Saat itu ia menerima bungkusan makanan dari kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di kampung tersebut.

"Waktu itu makan tumis bihun sama kentang. Saya makan jam 5 sore, nah tiba-tiba setelah isya itu tiba-tiba sakit perut terus diare," ujar Yati.

Apa yang dirasakan Yati turut dialami Dindin (59). Ia juga tiba-tiba merasakan sakit perut, pusing, mual, hingga panas dingin usai mengonsumsi hidangan yang sama dengan yang dikonsumsi korban keracunan lainnya.

"Saya kerasanya itu jam 12 malam, menggigil langsung. Perut sakit sama mual. Minum obat dari warung tapi nggak berpengaruh," kata Dindin.




(sya/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads