Studi Ungkap Macet Buat Risiko Serangan Jantung Meningkat

Kabar Nasional

Studi Ungkap Macet Buat Risiko Serangan Jantung Meningkat

Tim detikHealth - detikJabar
Rabu, 15 Feb 2023 05:30 WIB
Kemacetan di Jakarta kian buruk bahkan menyentuh level lebih tinggi sebelum pandemi COVID-19. Kemacetan ini berefek pada kesehatan dan ekonomi lho..
Ilustrasi kemacetan (Foto: detikcom files)
Jakarta -

Sebuah studi yang dipresentasikan di Sesi Ilmiah Tahunan ke-71 College of Cardiology mengungkap macet membuat risiko serangan jantung meningkat.

Dilansir detikHealth, studi tersebut menganalisis tingkat serangan jantung di antara hampir 16.000 pasien di New Jersey yang dirawat di rumah sakit karena serangan jantung pada tahun 2018.

Dikutip dari Eurekalert, New Jersey terkenal sebagai negara bagian dengan perkotaan padat yang dekat dengan berbagai jalur transportasi. Selain itu, Biro Statistik Transportasi negara bagian juga menghitung kebisingan transportasi harian yang rata-rata dialami.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasien yang mengalami kebisingan tinggi, dengan rata-rata 65 desibel atau lebih tinggi sepanjang hari

Pasien yang mengalami kebisingan rendah, dengan rata-rata kurang dari 50 desibel
Pasien yang mengalami tingkat kebisingan 65 desibel, yang serupa dengan tingginya suara berbicara atau tertawa keras

ADVERTISEMENT

Melihat ini, profesor kedokteran di Divisi Kardiologi di Sekolah Kedokteran Rutgers Robert Wood Johnson, Abel E Moreyra, MD, mengatakan bahwa banyak orang yang mungkin beraktivitas di lingkungan dengan suara keras seperti truk, kereta api, atau pesawat yang lewat.

Hasil keseluruhan menemukan bahwa 5 persen pasien yang dirawat inap karena serangan jantung disebabkan adanya kebisingan yang tinggi di lingkungan seperti kemacetan transportasi. Tingkat serangan jantungnya bisa mencapai 72 persen.

Di area ini mengalami 3.336 serangan jantung per 100.000 orang. Sementara pada area yang lebih tenang kasusnya lebih sedikit, yakni 1.938 kasus serangan jantung per 100.000 orang.

Berdasarkan tingkat relatif serangan jantung di lokasi yang berbeda, para peneliti menghitung bahwa paparan kebisingan di lingkungan yang tinggi menyumbang sekitar 1 dari 20 serangan jantung.

Penelitian tersebut memang dilakukan di New Jersey, namun resiko yang sama akan terjadi di daerah perkotaan lain dengan tingkat kebisingan dan kemacetan yang sama.

"Sebagai ahli jantung, kami terbiasa memikirkan banyak faktor risiko tradisional penyakit jantung seperti merokok, hipertensi, atau diabetes," kata Moreyra.

"Tetapi, penelitian ini dan lainnya menyarankan mungkin kita harus mulai berpikir tentang polusi udara dan polusi suara sebagai faktor risiko tambahan untuk penyakit kardiovaskular," lanjutnya.

Hasil studi lainnya, kebisingan juga bisa mengakibatkan stres hingga gangguan tidur dan berdampak pada kesehatan jantung.


Artikel ini telah tayang di detikHealth. Baca selengkapnya di sini.

(iqk/iqk)


Hide Ads