Lebih dari 15 ribu orang dilaporkan meninggal dunia akibat gempa bumi Magnitudo (M) 7,8 di Turki dan Suriah. Tim penyelamat saat ini masih melakukan evakuasi terhadap para korban.
Gempa itu benar-benar merusak. Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB Dr Irwan Meilano, mengatakan ada empat alasan gempa Turki bersifat merusak.
"Pertama, gempa Turki memiliki Magnitudo sebesar 7,8 yang termasuk skala gempa bumi besar. Kedua, pusat gempa Turki berada dekat dengan permukaan tanah yaitu sejauh 18 kilometer," kata Irwan dikutip dari laman resmi ITB, Kamis (9/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan ketiga menurut Irwan, terjadinya gempa susulan berulang setelah 11 menit dengan kekuatan 6,7 Magnitudo dan beberapa jam kemudian terjadi gempa susulan berkekuatan 7,5 Magnitudo.
"Keempat, gempa Turki terjadi di lingkungan yang memiliki struktur bangunan yang tidak bagus," ujar Irwan.
Irwan menyebut gempa yang terjadi tahun 2023 di Turki ini merupakan gempa terbesar sejak tahun 1939.
"Gempa Turki yang sekarang merupakan gempa terbesar di Turki setelah gempa dahsyat sebelumnya pada Desember 1939 yang berkekuatan M 7,8 di timur laut Turki, dekat jalur Sesar Anatolia Utara," ucap pakar gempa dari ITB itu.
Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono mengatakan gempa bersumber dari zona Sesar Anatolia Timur yang merupakan zona sesar aktif diiringi dinamika tektonik Lempeng Arab dan Anatolia.
"Gempa Turki termasuk fenomena gempa yang paling ditakuti terjadi oleh para ahli Gempa," ujarnya.
(wip/orb)