Gempa M 5,2 Banten Terasa di Sukabumi

Gempa M 5,2 Banten Terasa di Sukabumi

Siti Fatimah, Syahdan Alamsyah - detikJabar
Selasa, 07 Feb 2023 08:03 WIB
Ilustrasi Gempa
Ilustrasi gempa (Foto: (Robby Bernardi/detikcom)
Sukabumi -

Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 5,2 yang terjadi 66 Km Tenggara Muarabinuangeun-Banten dirasakan sejumlah warga yang tinggal di pesisir Palabuhanratu. Selama beberapa detik warga merasakan goyangan gempa.

"Saya kira ada yang injak papan lantai kayu, saya lihat tidak ada orang sekitar 5 sampai 10 detik terasanya. Tidak lama baru ada yang teriak gempa," kata Ilham, warga yang tengah berada di warung wisata Citepus, Palabuhanratu kepada detikJabar, Selasa (7/2/2023).

Hal serupa dirasakan Supriadi, menurutnya gempa terjadi sekitar 10 detik. Saat kejadian ia tengah berjongkok di pantai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sedang ambil foto sambil jongkok, lalu terasa ada getaran-getaran. Saya sampai berdiri dan lihat sekeliling, ada beberapa warung wisata terlihat goyang," ujarnya.

Panji (32) warga Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi mengatakan, getaran gempa terasa di wilayahnya. Saat gempa, ia melihat kaca jendela bergerak cepat. Dia pun langsung mengevakuasi diri ke luar rumah.

ADVERTISEMENT

"Gede banget, kerasa lagi duduk goyang aja. Kaca jendela ngageber (bergerak cepat), ngelihat ke luar kabel listrik teh goyang sama tower yang di belakang juga goyang pas saya keluar," kata Panji kepada detikJabar.

Selain Panji, Sugino (45) warga Sukaraja juga merasakan hal serupa. Saat gempa itu, ia segera memberitahu keluarganya untuk waspada.

"Kerasa, kaya dua kali getar. Saya lagi santai di rumah. Langsung ngasih tahu anak istri yang di dapur. Untungnya nggak kenapa-kenapa," ujarnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Novian Rahmat mengatakan, parameter gempa tersebut memiliki skala richter 5,2 magnitudo dengan kedalaman 10 kilometer.

"Hingga pukul 08:18 WIB, BPBD Kota Sukabumi belum menerima laporan dampak kerusakan akibat gempa tersebut," kata Novian.

Kepala BMKG Teguh Rahayu menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal. Akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik," kata Ayu, sapaan akrabnya.

Selain di titik Lebak, Banten, getaran gempa juga ikut dirasakan di daerah Bayah, Banjarsari, dan Tamanjaya dengan skala intensitas III-IV MMI (apabila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah) dan daerah Serang, Pandenglang, Panggarangan, Malingping, Ciptagetar, Cikeusik, Labuan, Tangerang, Panimbang dan Cinangka dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).

Kemudian terasa di daerah Tangerang Selatan, Bogor, Sukabumi, Tangerang, Cianjur dan Bandung Barat dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), daerah Jakarta, Depok, Cibubur dengan skala intensitas II MMI (getatan dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," ucap Ayu.

Dikutip dari detikNews, yang menyitat situs resmi BMKG Gempa bumi magnitudo (M) 5,2 mengguncang Banten. Gempa tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.

"Tidak berpotensi tsunami," tulis BMKG di situs resminya, Selasa (7/2/2023).

Gempa dilaporkan terjadi pada pukul 07.35 WIB. Titik koordinat gempa 7.43 LS-105.88 BT dengan kedalaman gempa 10 km. "66 km Tenggara MUARABINUANGEUN-BANTEN," tulis BMKG. Belum ada informasi lebih lanjut mengenai dampak gempa.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads