Bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan haram dalam kalender Islam. Empat bulan haram yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah bulan Zulka' dah, Zulhijah, Muharram dan rajab. Empat bulan ini disebut haram, karena adanya larangan berbuat aniaya dan peperangan pada bulan-bulan tersebut.
Bulan Rajab merupakan bulan yang dimuliakan oleh Allah. Kemuliaannya ini jangan sampai disia-siakan dan menjadi tidak berarti apa-apa karena tidak kita diisi dengan amal ibadah.
Baca juga: Jadwal Buka Puasa Rajab 2023 di Jawa Barat |
Tanggal 1 Rajab 1444 H bertepatan dengan Senin, 23 Januari 2023 dalam kalender Masehi. Simak berikut keunggulan bulan Rajab dan amalan lengkap yang bisa dilakukan di bulan Rajab.
Keistimewaan Bulan Rajab
Berikut keistimewaan bulan mulia, bulan Rajab. Di antaranya sebagai berikut:
1. Bulan Penyambut Ramadhan
Muhammad Khatib dalam buku Materi Khutbah Jumat Sepanjang Tahun menyebutkan beberapa keunggulan bulan Rajab. Rajab adalah bulan yang dekat dengan bulan Ramadan. Bulan rajab bisa disebut bulan persiapan menyambut datangnya bulan Ramadan. Antara bulan Rajab dan Ramadan hanya dipisahkan dengan Sya'ban.
Beribadah di bulan Rajab harapannya akan membuat hati dan jiwa kita benar-benar bersih dan siap, sehingga khusyu' menjalankan ibadah saat Ramadan tiba. Bulan Rajab juga merupakan bulan mulia, karena di dalamnya terjadi peristiwa agung yaitu isra' mi'raj. Kebanyakan ulama memperkirakan peristiwa itu terjadi pada tanggal 27 rajab.
Isra' Mi'raj adalah perjalanan Rasulullah mendapatkan perintah shalat lima waktu. Secara khusus perintah shalat lima waktu ini, Rasulullah dapatkan saat dipanggil langsung oleh Allah.
2. Berpuasa dapat Menghapus Dosa
Orang yang puasa pada hari pertama bulan rajab, maka dihapuslah dosanya setahun yang lalu, pada hari kedua akan dihapus dosanya sebulan yang lalu, dan hari ketiga akan dihapus dosanya seminggu yang lalu.
Diriwayatkan apabila Rasulullah SAW memasuki bulan Rajab, maka beliau berdo'a:
"Ya, Allah berkahilah kami di bulan Rajab (ini) dan (juga) Sya'ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan." HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik.
Imam Thabarani meriwayatkan dari Said bin Rasid:
"Barangsiapa berpuasa sehari di bulan Rajab, maka ia laksana berpuasa setahun, bila puasa 7 hari, maka ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka jahanam, bila puasa 8 hari, maka dibukakan untuknya 8 pintu surga, dan bila puasa 10 hari, maka Allah akan mengabulkan semua permintaannya."
Kemuliaan bulan Rajab juga dipertegas dalam hadits nabi:
"Sesungguhnya zaman berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Dalam setahun terdapat dua belas bulan yang di antaranya terdapat empat bulan yang dihormati, tiga bulan diantaranya berturut-turut Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab Mudhar, yang terdapat di antara bulan Jumadil Tsani Tsaniah dan Sya'ban." HR. Bukhari dan Muslim.
3. Bulannya Allah
Dinukil dari buku 12 Bulan Mulia Amalan Sepanjang Tahun oleh Abdurrahman Ahmad, terdapat beberapa hadits yang menjelaskan kemuliaan bulan Rajab.
Sabda Rasulullah SAW:
"Rajab adalah bulan Allah."
Menyandarkan nama Allah pada bulan tersebut menunjukkan kemuliaan dan kelebihan bulan tersebut di sisi Allah, sehingga tidak seorang pun yang dapat meremehkannya.
Bulan Rajab adalah bulan yang terpisah, tidak berurutan dalam rangkaian bulan-bulan haram. Rajab adalah bulan yang paling awal dari urutan tersebut, bahkan yang termulia, paling banyak memiliki kelebihan, dan jadi kunci bulan-bulan kebaikan dan keberkahan:
Abu Bakar al-Balkhi berkata:
"Bulan Rajab bulan menanam, Sya'ban bulan menyiram, dan Ramadan bulan panen."
"Bulan Rajab seperti angin, Syakban seperti awan, dan Ramadan seperti hujan."
"Setahun itu seperti pohon. Bulan Rajab adalah hari-hari berdaun, Syakban merupakan hari-hari cabang pohon tersebut tumbuh, dan Ramadan merupakan hari-hari memetik buahnya, dan hanya orang-orang berman yang pantas memetiknya. Orang yang hitam lembaran catatan amalnya dengan dosa-dosa harus memutihkannya dengan taubat pada bulan ini."
![]() |
Amalan-amalan di Bulan Rajab
Terdapat amalan-amalan yang masih dianjurkan dan dipandang baik oleh agama, yaitu tidak kosong orang yang mengamalkannya dari pahala dan keutamaan. Di antara amalan-amalan itu sebagai berikut:
1. Memberi Makan
Rasulullah SAW bersabda di Arafah:
"Disunnahkan bagi penghuni setiap rumah dalam setiap tahun untuk berkurban atau atirah (kambing yang disembelih pada bulan RajaB)" (Sunan Abu Dawud, An-Nasa'i, Ibnu Majah).
Itulah yang disebut dengan Rajabiah.
Orang-orang berkata kepada Rasulullah SAW:
"Ya Rasulullah, sesungguhnya kami menyembelih di dalamnya (bulan Rajab) pada masa Jahiliah."
Nabi SAW bersabda:
"Sembelihlah karena Allah dalam bulan apa pun, dan berbuat baiklah karena Allah, serta berilah makanan."
Abu Razin RA berkata:
"Wahai Rasulullah, kami berkurban dengan sembelihan pada masa Jahiliah, yakni pada bulan Rajab. Kemudian kami makan dan memberi makan orang-orang yang mengunjungi kami."
Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak mengapa." (An-Nasa'i).
2. Umrah
Ibnu Sirin RA menyatakan dari ulama salaf bahwa ibadah yang paling utama adalah beribadah haji pada bulan-bulan haji dan berumrah pada bulan-bulan yang lainnya. Hal ini termasuk penyempurnaan haji.
Ibnu Umar RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW berumrah pada bulan Rajab. Namun umrah di bulan Rajab adalah hal yang sunnah.
Sebagian berpendapat bahwa umrah pada bulan Rajab disebabkan Rajab adalah bulan haram yang berada di pertengahan tahun. Sedangkan pada bulan-bulan haram lainnya, orang-orang disibukkan dengan ibadah haji.
3. Doa
Anas bin Malik RA meriwayatkan, apabila Rasulullah SAW memasuki bulan Rajab, beliau akan berdoa:
Allahumma barik lana fi rajaba wa sya'bana wa balighna Ramadhana
"Ya Allah, berkatilah kami dalam bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan." (Abu Nuaim, Al-Hilyah; Ad-Dailami, Musnad Al-Firdaus; Imam Nawawi, Al-Azkar).
Hadits Anas bin Malik RA mengenai doa Rasulullah SAW pada awal bulan Rajab mengarahkan pada dalil kuat mengenai pengabulan doa pada bulan tersebut, selaras dengan anjuran berbuat amal-amal shalih pada bulan Rajab. Dengan demikian, orang-orang beriman tidak akan bertambah umurnya melainkan bertambah kebaikannya.
4. Zakat
Bulan Rajab adalah bulan umat mukminin mengeluarkan zakat. Usman RA berkhotbah di hadapan manusia:
"Sesungguhnya ini adalah bulan zakat kalian. Barang siapa mempunyai utang, bayarlah utangnya dan bayarlah zakat yang tersisa." (Imam Malik, Al-Muwaththa).
Mengeluarkan zakat pada bulan Rajab memiliki pahala yang berlipat ganda. Mengingat ini bulan Allah, menunaikan anjuran-anjuran Nya tentu akan menyenangkan Allah Ta'ala.
Namun, bagaimanapun, hukum zakat telah diatur dengan nisab dan haulnya masing-masing. Artinya, seseorang tidak perlu menunggu-nunggu hingga Rajab datang ataupun bulan Ramadhan.
Semua orang dapat mengeluarkan zakatnya pada bulan mana pun, sesuai haulnya.
5. Memperbanyak Shalat Sunah
Di bulan Rajab, dianjurkan untuk memperbanyak shalat sunah seperti shalat Tahajjud, shalat Dhuha, dan shalat Witir.
Dijelaskan dalam buku Doa & Amalan di Bulan Rajab, Sya'ban & Ramadhan yang disusun oleh Tim Zahra, bahwa dalam kitab Iqbal Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang mengerjakan shalat dua rakaat pada malam pertama bulan Rajab setelah shalat Isya dengan membaca pada rakaat pertama surat al Fatihah sekali, surat al Insyirah sekali, dan surat al Ikhlas 3 kali.
Kemudian pada rakaat kedua membaca surat al Fatihah, al Insyirah, al Ikhlas, al Falaq dan an Nas masing-masing sekali.
Kemudian setelah itu membaca:
"La ilaha illal-lah"
Artinya: (Tidak ada Tuhan yang layak disembah kecuali Allah)
Sebanyak 30 kali, lalu bersalawat 30 kali, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan ia dihapuskan dari kesalahan-kesalahan bagai anak yang baru dilahirkan.
Dalam kitab yang sama diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa shalat 60 rakaat dalam bulan Rajab, yaitu 2 rakaat pada setiap malam, dengan membaca surat al-Fatihah satu kali, al-Kafirun 3 kali dan al-Ikhlas satu kali pada setiap rakaatnya, kemudian setelah salam membaca:
"La iläha illal-lahu wahdahu la sharika lah"
Artinya: (Tiada Tuhan selain Allah satu-satunya, tiada sekutu bagi-Nya)
"Lahul-mulku wa lahul-hamdu"
Artinya: (Milik-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian)
"Yuhyi wa yumitu wa huwa kayyun là yamutu"
Artinya: (Dialah yang menghidupkan dan mematikan; la hidup dan tidak akan mati)
"Biyadihil-khaira wa huwa 'alà kulli syai in qadirun"
Artinya: (Di tangan-Nya segala kebaikan, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu)
"Wailaihil-mashiru"
Artinya: (Kepada-Nya-lah semua kembali)
"Wa là haula wa la quwwata illa billähil-'aliyyil-azhim"
Artinya: (Tiada yang berkuasa dan tiada pula yang mempunyai kekuatan selain Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung)
"Allähumma shalli 'alà Muhammad(in) wa äli Muhammadin 'ummiyyi wa alibi"
Artinya: (Ya Allah, sampaikanlah salam sejahtera kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya)
Kemudian dia mengusap wajahnya dengan kedua tangannya, maka Allah akan mengabulkan doanya dan memberinya pahala 60x haji dan umrah.
6. Memperbanyak Istighfar
Bulan Rajab adalah bulan pengampunan. Imam Ja'far ash Shadiq meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Rajab adalah bulan pengampunan bagi umatku, maka perbanyaklah beristighfar di bulan ini, karena Ia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Bulan Rajab dijuluki dengan al Ashab (pelimpahan) karena pada bulan ini terdapat rahmat Allah yang dilimpahkan kepada umatku. Sehingga perbanyaklah mengucap,
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَ أَسْأَلُهُ التَّوْبَةَ
Astaghfirullah wa as aluhut taubah
Artinya: (Aku memohon ampun kepada Allah dan aku meminta kepada-Nya agar diterima tobatku.)
Rasulullah SAW menganjurkan untuk beristighfar sebanyak 70 kali di siang hari dan 70 kali di malam hari, lalu mengangkat tangannya dan berkata:
اللهم اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ
Allahummaghfirli wa tub 'alayya
Artinya: (Ya Allah ampunilah aku dan terimalah tobatku.)
7. Puasa Rajab
Salah satu amalan yang disunnahkan dalam bulan Rajab adalah berpuasa. Imam al-Ghazali menyebut kesunahan berpuasa pada hari-hari yang memiliki kemuliaan.
Ditegaskan oleh Imam Fakhruddin al-Razi dalam Mafâtîh al-Ghaib (juz 16, h. 54) adalah sabda Nabi berikut:
"Barangsiapa yang berpuasa satu hari pada bulan-bulan yang dimuliakan (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), maka ia akan mendapat pahala puasa 30 hari."
Sementara tentang puasa di bulan mulia termasuk Rajab, Sayyid Abu Bakar Syattha' dalam I'ânah at-Thâlibîn mengutip hadits berikut:
Artinya: "Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah!" (HR Abu Dawud dan yang lainnya).
Lalu berapa hari puasa Rajab 2023 dilakukan?
Pelaksanaan puasa Rajab dilakukan hanya beberapa hari saja. Tidak boleh selama satu bulan penuh, sebab agar tak menyerupai bulan Ramadan.
Puasa Rajab bisa dilakukan berselang seling. Seperti tiga hari berpuasa, lalu tiga hari tidak puasa dan begitu seterusnya.
Bagi umat muslim yang memiliki hutang Ramadhan dan hendak menggantinya, maka diperbolehkan untuk mengqadhanya bersamaan puasa sunah Rajab.
Imam Syafi'i mengatakan bahwa ia tidak menyukai orang yang berpuasa seluruh hari di bulan Rajab, lantaran Nabi SAW tidak pernah berpuasa penuh di bulan selain Ramadan. Ia bersandar pada hadits dari Aisyah:
"Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan." (HR Bukhari)
8. Membaca Ayat- ayat Al-Qur'an
Sayid Ibn Thawus meriwayatkan bahwa seorang muslim dapat membaca Surat Al Ikhlas sebanyak 10.000 kali atau 1.000 kali atau 100 kali pada bulan Rajab. Terlebih jika dibaca pada hari Jumat maka di hari kiamat ia akan bercahaya dan cahaya tersebut dapat menariknya ke surga.
![]() |
Doa yang Bisa Diamalkan di Bulan Rajab
1. Doa Menyambut Bulan Rajab
أللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَان
Allahumma barik lana fi rajaba wa sya'bana wa balighna Ramadhana
Artinya: "Ya Allah, berkahilah umur kami di bulan Rajab dan Syaban, serta sampaikanlah (umur) kami hingga bulan Ramadhan."
2. Doa Istighfar Rajab
اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمِ۳
Astaghfirullahal adziim (3X).
Artinya: Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Kuasa (3x)
اَلَّذِيْ لَاإِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ مِنْ جَمِيْعِ الْمَعَاصِيْ وَالذُّنُوْبِ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ مِنْ جَمِيْعِ مَاكَرِهَ اللهُ قَوْلًا وَفِعْلًا وَسَمْعًا وَبَصَرًا وَحَاضِرًا. اَللَّهُمَّ إِنِّيْ اَسْتَغْفِرُكَ لِمَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَفْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَاأَعْلَنْتُ وَمَاأَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
Alladhi laa ilaaha illa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaaih, min jamii'il ma'aashii, wadh dhunuubi, wa atuubu ilaah, min jamii'i maa karihallaahu qaulan wa fi'lan, wa sam'an, wa basharan, wa hashiran, allaahumma inii astaghfiruka limaa qaddamtu, wa maa akhkhartu wa maa asraftu, wa maa asrartu, wa maa a'lantu, wa maa anta a'lamu bihii minnii, antal muqaddimu wa antal mu'akhkhiru, wa anta 'alaa kulli sya'in qadiir.
Artinya: Yang Tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi berdiri sendiri. Aku bertobat kepada-Nya dari segala maksiat dan dosa. Aku bertobat kepada-Nya dari segala yang Allah benci, baik berupa perkataan, perbuatan, pendengaran, penglihatan, maupun perasaan. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ampun terhadap apa-apa (dosa-dosa) yang telah lalu maupun yang kemudian, baik (dosa yang aku perbuat) keterlaluan, (dosa) yang aku sembunyikan, (dosa yang aku perbuat) secara terang-terangan, maupun apa-apa (dosa-dosa) yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku. Engkau-lah Yang Maha Pemula, Engkau-lah Yang Maha Akhir, dan hanya Engkau-lah Yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu.
للَّهُمَّ إِنَّيْ اَسْتَغْفِرُكَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ تُبْتُ إِلَيْكَ مِنْهُ ثُمَّ عُدْتُ فِيْهِ وَاَسْتَغْفِرُكَ بِمَاأَرَدْتُ بِهِ وَجْهَكَ الْكَرِيْمَ فَخَالَطْتُهُ بِمَا لَيْسَ لَكَ بِهِ رِضًى وَاَسْتَغْفِرُكَ بِمَا وَعَدْتُكَ بِهِ نَفْسِيْ ثُمَّ اَخْلَفْتُكَ وَاَسْتَغْفِرُكَ بِمَادَعَالِيْ إِلَيْهِ الْهَوَى مِنْ قَبْلِ الرُّخَصِ مِمَّااشْتَبَهَ عَلَيَّ وَهُوَ عِنْدَكَ مَحْظُوْرٌ، وَاَسْتَغْفِرُكَ مِنَ النِّعَمِ الَّتِيْ أَنْعَمْتَ بِهَاعَلَيَّ فَصَرَفْتُهَا وَتَقَوَّيْتُ بِهَاعَلَى الْمَعَاصِيْ
Allahumma inii astaghfiruka min kulli dhambin tubtu ilaika min hu, tsumma 'udtu fiih. wa astaghfiruka bi maa 'aradtu bihii wajhakal karima fa khalathtuhu bimaa 'alaihi sa'alaka bi hii ridlan. wa astaghfiruka bi maa wa'adtuka bihii nafsii tsumma akhlaftuka. wa astaghfiruka bi maa da'anii ilaihil hawaa min qablir rukhashi min mastabaha 'alayya, wa huwa 'indaka mahdluurun wa astaghfiruka minan ni'amil latii an'amta bi haa 'alayya fa sharaftuhaa wa taqawwaitu bi haa 'alal ma'aashii.
Artinya: Ya Allah sesungguhnya aku memohon ampun kepada-Mu dari setiap dosa, aku bertobat kepada-Mu dari dosa yang aku lakukan lagi. Aku memohon ampun kepada-Mu terhadap apa-apa yang aku maksudkan untuk berbakti kepada-Mu, Yang Maha Mulia, namun tercemari oleh apa-apa yang tidak Engkau ridhoi. Aku memohon ampun kepada-Mu atas apa-apa yang telah aku janjikan kepada-Mu kemudian aku khilaf kepada-Mu. Aku memohon ampun kepada-Mu atas apa-apa yang Engkau berikan kepadaku, namun aku menyepelekannya. Aku mohon ampun kepada-Mu dari segala nikmat yang Engkau limpahkan kepadaku namun aku menyalahgunakannya di jalan maksiat.
وَاَسْتَغْفِرُكَ مِنَ الذُّنُوْبِ الَّتِيْ لَايَغْفِرُهَا غَيْرُكَ وَلَايَطَّلِعُ عَلَيْهَا أَحَدٌ سِوَاكَ وَلَايَسَعُهَا إِلَّارَحْمَتُكَ وَحِلْمُكَ وَلَايُنْجِيْ مِنْهَا إِلَّاعِفْوُكَ، وَاَسْتَغْفِرُكَ مِنْ كُلِّ يَمِيْنٍ حَلَفْتُ بِهَا فَحَنَثْتُ فِيْهَاوَأَنَا عِنْدَكَ مَأْخُوْذٌ بِهَا، وَاَسْتَغْفِرُكَ يَالَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ. وَاَسْتَغْفِرُكَ يَا لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ عَالِمٌ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةَ مِنْ كُلِّ سَيِّئَةٍ عَمِلْتُهَا فِيْ بَيَاضِ النَّهَارِ وَسَوَادِ اللَّيْلِ فِيْ مَلَإٍوَخَلَإٍ وَسِرٍّ وَعَلَاِنيَةٍ وَأَنْتَ إِلَيَّ نَاظِرٌ إِذَا ارْتَكَبْتُهَا تَرَى مَا اَتَيْتُهُ مِنَ الْعِصْيَانِ بِهِ عَمْدًا أَوْ خَطَأً أَوْ نِسْيَانًا يَا حَلِيْمُ يَاكَرِيْمُ، وَاَسْتَغْفِرُكَ يَا لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ. رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ وَأَنْتَ خَيْرٌ الرَّاحِمِيْنَ وَأَسْتَغْفِرُكَ مِنْ كُلِّ فَرِيْضَةٍ وَجَبَتْ عَلَيَّ فِيْ أَنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ فَتَرَكْتُهَا عَمْدًا أَوْ خَطَأً أَوْ نِسْيَانًا أَوْ تَهَاوُنًا وَأَنَا مَسْئُوْلٌ بِهَا، وَمِنْ كُلَّ سَنَةٍ مِنْ سُنَنِ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَخَاتِمِ النَّبِيِّيْنَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ فَتَرَكْتُهَا غَفْلَةً أَوْ سَهْوًا أَوْ جَهْلًا أَوْتَهَاوُنًا قَلَّتْ أَوْ كَثُرَتْ وَأَنَا عَائِدٌ بِهَا وَاَسْتَغْفِرُكَ يَالَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ وَحْدَكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ، سُبْحَانَكَ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لَكَ الْمُلْكُ وَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ وَأَنْتَ حَسْبُنَا وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيرْاً وَالْحَمْدُللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Wa astaghfiruka minadh dhunuubil latii laa yaghfiruhaa ghairuka wa yaththali'u 'alaihaa ahadun siwaak, wa laa yasa'uhaa illa rahmatuka wa hilmuka wa laa yunjii min haa illa 'afwuka. wa astaghfiruka min kulli yamiinin halaftu bi haa fahanaftu fii haa wa ana 'indaka ma'khudum bihaa. wa astaghfiruka ya laa ilaahaa illaa anta subhaanaka innii kuntu minadh dhaalimiin. Wa astaghfiruka ya laa ilaaha illaa anta, 'aalimul ghaibi wasysyahaadati min kulli sya'atin 'amiltuhaa fii bayadlin nahaari wasawaadil laili fii mala'in wa khalain wa sirrin wa 'alaniyyatin, wa anta ilayya nadziirun idartakabtuhaa taraa maaaataituhu minal 'ishyaani bihii 'amdan aw khata'an aw nisyaanan yaa haliimu yaa kariim., wa astaghfiruka yaa laa ilaaha illaa anta subhanaaka innii kuntu minadl dlaalimiin rabbighfirlii warhamnii watub 'alayya wa anta khairur raahimiin.
Wa astaghfiruka min kulli faridhatin wajabat alayya fiiaanalil laili wa athraafan nahaari fa taraktuhaa 'amdan aw khata'an aw nis'yaanan aw tahaawunan wa ana mas'ulun bihaa wa min kulli sanatin min sunani sayyidil mursaliina wakhaatimin nabiyyiina muhammadin shallallahu 'alaihi wasallam fataraktuha ghaflatan aw syahwan aw jahlan aw tahawunan qallat aw katsurat wa ana 'aaidum bi haa.
Wa astaghfiruka yaa laa ilaaha illaa anta wahdaka la syarikalak, subhaanaka rabbal 'alamiin. lakal mulku wa lakal hamdu walakasy syukru wa anta hasbunaa wa ni'mal wakiil, ni'mal maulaa wani'man nashiir wa laa haula wa laa quwwata illaa billahil 'aliyyil 'adhiim. wa shallaallahu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa aalhi washahbiihi wa sallama tasliiman katsiraw wal hamdu lillaahi rabbil 'aalamin.
Artinya: Aku memohon ampun kepada-Mu, wahai Tuhan yang tiada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim. Wahai Tuhan-ku, berilah ampunan bagiku, rahmatilah aku, dan terimalah taubatku karena Engkau adalah sebaik-baiknya Penyayang di antara para penyayang. Dan aku memohon ampunan kepadaMu dari setiap amal fardhu yang diwajibkan atas diriku pada siang dan malam hari, namun aku meninggalkannya dengan sengaja, keliru, lupa, atau meremehkan padahal aku pasti akan dimintai pertanggungjawaban mengenainya, dan dari setiap sunnah dari sunah sunah Rasul dan penutup para Nabi, yaitu Muhammad SAW, lalu meninggalkannya karena lalai, tidak tahu, atau meremehkan, baik sunah itu sedikit ataupun banyak, sedang aku masih mengulanginya.
Dan aku memohon ampunan kepadaMu wahai Tuhan yang tiada Tuhan selain Engkau, tiada sekutu bagi Mu, Mahasuci Engkau Tuhan semesta alam, bagiMu segala kerajaan, bagiMu segala pujian, bagiMu segala syukur, dan Engkau adalah Yang Mencukupi kami dan sebaik-baik pelindung, penolong, dan sebaik-baik yang memberikan bantuan, dan tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Mahatinggi dan Mahabesar. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw, juga keluarganya, para sahabatnya, dengan keselamatan yang banyak. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
3. Tasbih Rajab
Subhanallahil jaliil, subhaana mallaa yambaghittasbiihu illaa lahu. Subhaanal a'azilakromi. Subhaana mallabisal'izza wa huwa lahuu ahlun
Artinya: Maha Suci Tuhan yang Maha Agung, Maha Suci yang tidak layak bertasbih kecuali kepadanya-Nya. Maha Suci yang Maha Agung dan Maha Mulia, Maha Suci yang menyandang keagungan dan hanya Dia yang layak memilikinya.
![]() |
Tata Cara Puasa Rajab
Berikut ini tata cara dan ketentuan pelaksanaan puasa Rajab:
1. Niat
Saat seorang muslim akan melaksanakan puasa Rajab, hendaknya membaca niat terlebih dahulu. Niat puasa Rajab bisa diucapkan dalam hati, namun lebih disunnahkan untuk mengucapkannya dengan lisan.
Adapun niat melaksanakan puasa sunnah Rajab adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma ghadin fi syahri rojabi sunatan lillahi ta'alaa
Artinya: (Aku berniat puasa sunnah Rajab besok hari karena Allah SWT.)
Niat puasa Rajab ini juga bisa dibaca pada saat siang harinya jika seseorang lupa niat pada malam hari. Niat ini bisa dibaca dari pagi hari sampai sebelum tergelincirnya matahari selagi seseorang belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa.
2. Sahur
Waktu sahur yang lebih utama yaitu dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak, untuk membekali diri agar sanggup tidak makan minum seharian penuh.
3. Menahan Diri
Setiap muslim yang melaksanakan puasa Rajab, sebaiknya mampu menahan diri dari segala hal yang bisa membatalkan puasa seperti makan, minum, dan nafsu.
Beberapa hal yang dapat membatalkan puasa seperti berkata kotor, menggunjing orang, berhubungan badan, dan segala perbuatan dosa.
4. Menyegerakan Berbuka
Seseorang yang melaksanakan puasa Rajab sebaiknya menyegerakan berbuka ketika tiba waktu magrib dan tidak menunda-nundanya.
![]() |
Jadwal Puasa Rajab 2023
Setelah mengetahui ketentuannya, kemudian perlu diketahui jadwal puasa Rajab 2023. Puasa sunnah ini dilakukan di bulan Rajab. Adapun jadwal 10 hari pertama bulan Rajab dalam kalender Hijriah sebagai berikut:
1 Rajab 1444 Hijriah: Senin, 23 Januari 2023
2 Rajab 1444 Hijriah: Selasa, 24 Januari 2023
3 Rajab 1444 Hijriah: Rabu, 25 Januari 2023
4 Rajab 1444 Hijriah: Kamis, 26 Januari 2023
5 Rajab 1444 Hijriah: Jumat, 27 Januari 2023
6 Rajab 1444 Hijriah: Sabtu, 28 Januari 2023
7 Rajab 1444 Hijriah: Minggu, 29 Januari 2023
8 Rajab 1444 Hijriah: Senin, 30 Januari 2023
9 Rajab 1444 Hijriah: Selasa, 31 Januari 2023
10 Rajab 1444 Hijriah: Rabu, 1 Februari 2023
Bulan Rajab akan berakhir pada tanggal 21 Februari 2023 jika berdasarkan kalender kalender digital yang disusun oleh Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Nah detikers, itulah tadi penjelasan lengkap mengenai amalan-amalan di bulan Rajab. Semoga kita bisa khusyu' menjalankan ibadah ini sampai bulan Ramadan tiba.
Simak Video "3 ABG Bacok Mati Pelajar SMP Sukabumi Ditangkap"
[Gambas:Video 20detik]
(aau/tey)