Kacamata hitam tak hanya berfungsi untuk melindungi mata, namun juga menjadi atribut fesyen agar tampilan makin keren. Tetapi tahukah Anda, bagaimana wujud 'nenek moyang' kacamata hitam tempo dulu?
Mengutip dari detikEdu, kacamata hitam pertama diperkenalkan oleh orang Inuit sekitar 2.000 tahun yang lalu. Berdasarkan publikasi dari laman Google Arts & Culture Suku Inuit merupakan penduduk asli Amerika yang tinggal di kawasan dingin di Alaska dan Kanada Utara. Orang Inuit disebut juga Inuk, yang artinya manusia.
Bentuk "kacamata hitam" orang Inuit agak beda dengan kacamata hitam zaman sekarang. Alih-alih punya lensa kaca atau polikarbonat warna gelap, kacamata hitam orang Inuit terbuat dari kayu berukir, tulang, taring walrus, sampai tanduk caribou (rusa kutub) .
Karena terbuat dari kayu sampai tulang, kacamata hitam di zaman itu juga tidak transparan. Kacamata orang Inuit ini juga dipotong menutupi mata sepenuhnya dan dilekatkan erat pada wajah penggunanya dengan ikatan tali atau kulit.
Jadi, bentuk kacamata orang Inuit lebih mirip penutup mata ketimbang kacamata. Agar bisa melihat, ada celah kecil dan panjang untuk mengintip dari balik kayu atau tulang tersebut.
Lantas, bagaimana kacamata orang Inut ini bisa berfungsi?
Cara Kacamata "Hitam" Orang Inuit Bekerja
Bagi orang setempat, kacamata ini disebut noxtth'og dari bahasa Deg Xinag, yang artinya kacamata, kacamata salju (snow glasses), dan sun goggles (kacamata hitam). Kacamata orang Inuit ini kelak jadi asal-usul snow goggles masa kini juga, dikutip dari laman Alaska Native Collection, Smithsonian Institution.
Baca juga: Lika-liku Perjalanan Kloning Hewan |
Kacamata salju orang Inuit berfungsi untuk melindungi mata dari cahaya silau yang terpantul dari salju. Caranya yaitu memblokir cahaya yang masuk mata tutup kayu atau tulang dan celah intip tipis.
Jelaga dan bubuk mesiu juga kadang dioleskan ke kacamata salju ini. Fungsinya untuk menyerap cahaya lebih maksimal dan mengurangi silau.
Sekuat Apa Cahaya di Tempat Tinggal Inuit?
Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, maka makin besar risiko radiasi sinar ultraviolet matahari. Di samping itu, saat hari cerah, salju dapat memantulkan hingga 80%-90% radiasi ultraviolet.
Karena itu, orang Inuit yang notabene tinggal di lingkungan bersalju dan es berisiko terpapar hampir dua kali radiasi UV ketimbang orang di tempat lain, yakni langsung dari sinar matahari atau pantulan dari dataran yang tertutup salju.
Pantulan cahaya silau dari matahari kawasan Arktik ini tidak hanya membuat tidak nyaman dan sulit melihat, tetapi juga berisiko menimbulkan snowblindness (kebutaan salju), dikutip dari Encyclopaedia Britannica.
Kebutaan salju adalah bentuk ekstrem fotokeratitis, yaitu peradangan kornea karena radiasi UV ekstrem dari matahari dan pantulan salju.
Radiasi sinar UVB ekstrem ini dapat merusak bagian depan mata, tempat kornea dan lensa. Padahal, lensa mata memungkinkan cahaya masuk dan bekerja dengan kornea, agar cahaya fokus pada retina.
Lebih lanjut, bagian makula dari retina mata berfungsi mengirim sinyal ke otak untuk menerjemahkan cahaya menjadi gambar atau visual yang kita lihat. Sementara itu, radiasi UVA bisa merusak makula.
Kebutaan salju menimbulkan rasa nyeri berat. Pada sebagian besar kasus, sel-sel baru tumbuh dengan cepat dan penglihatan pulih dalam beberapa hari. Namun, kebutaan salju parah bisa menyebabkan iritasi kronis atau robekan.
Halaman Selanjutnya Kacamata Berburu dan Asah Mata Panah
(yum/yum)